Jisoo's Point of ViewGuma cuma bisa mengela napas kesekian kalinya setelah mellihat tidak ada satupun pesan gue yang dibalas sama Namjoon. Di read saja tidak.
Apa jangan-jangan kuota data-nya habis ya? Ah kapan sih seorang Namjoon kuotanya habis. Sisa 3 GB aja udah diisi lagi. Nggak tenang dia kalau sehari gak nge-stream.
Toh kalo habis juga, kampus kan nyediain fasilitas wifi. Yah meskipun kadang lelet, tapi lumayanlah.
Apa gue samperin aja ya ke fakultasnya?
"Sungwoon." Gue nepuk bahu Sungwoon yang lagi makan. Untung aja dia nggak kesedak.
"Apa?"
"Antarin gue ke farmasi dong."
Dengan mata besar gue yang indah--kata si namjoon, gue kedip kedip imut.
"Jijik ah. Bawa aja motor gue sana." Sungwoon ngelanjutin nyeruput kuah soto-nya.
"Lo kan tau gue trauma. Gimana coba kalau gue celaka? Trus nanti motor lo nggak mulus lagi. Trus--"
"Sst sst! Jangan ngomong celaka-celaka deh. Gak baik."
Ehehe berhasil kan gue.
"Tunggu gue habis makan ya."
Makannya si Sungwoon itu lama. Apalagi kalau makan soto kayak gini. Tiap seruput itu dihayati banget. Tapi gue nggak bisa protes kalau cuma modal numpang.
Tiba-tiba aja hape gue bunyi. Ada line masuk. Gue udah sumringah banget, karena kirain si Namjoon. Eh ternyata orang lain.
Pockyjr
Selamat siang kak.
Kak lagi dimana?
Saya mau ngantar laporan hasil praktikum
Jichu
Kamunya dimana?
Pockyjr
Kok malah ditanyain balik kak?
Jichu
Jawab aja kenapa
Pockyjr
Di gedung fakultas saya kak. Ruang kelas 3Jichu
Saya aja yang kesana.
Bentar lagi otw.
Gue kan mau ke gedung mereka, jadinya sekalian aja. Dimana lagi mereka bakal dapat asisten baik kayak gue ehehe. Gue bukan bermaksud muji diri sendiri, tapi kalau sama asisten yang sudah lebih senior bakalan dikerjain habis-habisan. Gue sudah pernah ngerasain itu. Tapi gue nggak ada niat sama sekali buat balas dendam ke junior. Karma-nya nanti muter muter disitu aja.Gue memang marah-marah sih kemarin-kemarin. Tapi itu ada alasannya. Pertama, karena mereka yang bawel sendiri. Kedua, karena keadaan hati gue yang lagi kacau jadi gampang emosian. Ketiga, faktor biologis yang sering dihadapi cewek tiap bulannya. Ke empat, karena alasan lain hehe. Bertumpuk kan tuh.
Gue cuma berharap mereka nggak naruh dendam ke gue.
"Malah ngelamun. Yok."
Sungwoon ternyata udah selesai makan. Gue ngikutin dia dari belakang ke parkiran.
Di parkiran, kita ketemu sama kak Seokjin.
"Kak." sapa Sungwoon
Gue cuma senyum tipis aja ke dia. Dia-nya senyum balik.
Kak Seokjin ini temennya Namjoon. Mereka suka ngumpul-ngumpul bareng. Ramah si orangnya. Tapi sayang, mulutnya kayak mulut tante-tante arisan. Setiap pergerakan gue disini diawasi sama dia terus dilaporin ke Namjoon. Gak jarang kita bertengkar gara-gara omongannya dia.
Gue cuma berharap skripsi-nya dilancarkan biar cepat lulus dan cepat-cepat minggat dari sini.
===
Jonghyun's Point of View
"Katanya dia yang bakalan kesini."
"Eh, kok?"
Gue cuma bisa ngangkat bahu sama pertanyaannya Joy. Gue juga nggak tahu alasannya, karena line gue yang terakhir belum dibalas juga sampai sekarang. Tapi nggak apa-apa deh, yang penting gue nggak perlu capek-capek kesana.
Hampir sejam gue tungguin, tapi kakak yang dinanti tak kunjung tiba. Kelompok gue yang tadinya disini semua, satu persatu mulai pamit mau makan. Apa daya gue ketua kelompok sekaligus kating yang dititipin semua laporan. Otomatis gue harus bertahan dulu.
Hhh. Tapi gue lapar.
Bisa jadi Kak Jisoo punya jadwal lain makanya lama. Kalau gue makan bentar gak apa-apa kan?
Akhirnya gue turun dan langsung jalan lurus ke warung langganan anak-anak. Mungkin mereka semua udah selesai makannya.
Namun, ternyata mereka nggak ada disana. Sehelai rambut pun nihil. Anehnya, malah Kak Jisoo yang lagi nangkring disitu. Si kakak kok malah nyasar disini sih. 'Kan gue bilangnya ruang 3.
Gue baru aja mau nyamperin. Tapi disaat yang bersamaan ada juga yang nyamperin kak Jisoo. Senior gue.
Yang ada di pikiran gue mereka itu temenan. Tapi semua pikiran itu langsung terbantahkan di detik berikutnya saat senior gue ngegenggam tangan Kak Jisoo.
Rasanya ada yang kretek di dalam tubuh gue pas Kak Jisoo juga nyenderin kepalanya di bahu senior gue itu.
Bye... my little crush.
===
KAMU SEDANG MEMBACA
Crush - Kim Jonghyun ✔️
Short Story"Bisa nggak saya manggilnya gak usah pakai embel-embel 'kakak'? Kalau nggak bisa, panggil sayang aja boleh?" --Kim Jonghyun. Cerita tentang Kim Jonghyun, anak maba Farmasi yang kepincut sama senior di jurusan Kimia. [Alternative Universe] chicoseu (...