A White Lie

844 167 9
                                    


"Jisoo."

"Eh kok Jisoo doang? 'Kakak'-nya mana?"

"Boleh nggak saya manggilnya gak usah pake embel-embel 'kakak'? Panggil sayang aja boleh?"

Jisoo tidak berhenti tersenyum memikirkan kenangan yang sudah lewat seminggu itu. Pikirannya melayang terlalu jauh, hingga ia tidak sadar akan Sungwoon yang daritadi sudah melambai-lambaikan tangan di depannya.

“Oy! Ngelamun aja lo. Naik buruan gih.”

“Ih ngagetin aja lo!”  keluh Jisoo. Ia memegang bahu Sungwoon dan melompat ke sadel belakang motor matik teman-nya itu.

“Lagian lo daritadi udah kayak orang gila aja, gak ada apa-apa, senyum sendiri. Mentang-mentang dapat pacar baru ya lo?”

“Kok lo tau sih!? Pasti Seulgi nih.”

“Siapa lagi.”

Sungwoon melajukan motor-nya ke sebuah toko ATK. Rencananya, Sungwoon pengen beli kertas sedangkan Jisoo pengen ngikut aja karena nggak ada kerjaan.

“Ji, menurut lo beli yang A4 atau F4 ya?”  tanya Sungwoon sambil melihat-lihat tumpukan kertas yang terbungkus rapi itu.

“Biasanya kan juga A4.”

“Tapi gue lebih suka yang F4. Soalnya lebih panjang.”  Sungwoon mengangkat wajahnya dan menatap polos temannya.

Seketika suasana menjadi hening. Jisoo menatap aneh teman-nya itu dan berkata,  “Yang nyaman di hati lo aja deh.”

Sungwoon cuma mengangguk pelan. Belum juga lewat 5 detik, ia sudah bertanya lagi,  “Yang ijo apa yang biru ya, Ji?”

“Yang biru kayaknya lebih bagus. Ambil itu aja,”  usul Jisoo.

“Tapi yang ijo lebih murah. Gimana dong?”

Jisoo memukul lengan Sungwoon karena kesal.  “Yaelah cuma beda seribu doang!”

“Oy! Sakit tau!”  keluh Sungwoon sambil teriak.

“Abis lo pilih-pilih banget sih!”  sahut Jisoo.

Sungwoon menggerutu kesal pada Jisoo, namun ujung-ujungnya ia tetap memilih yang disarankan oleh gadis itu.

Setelah itu, mereka berdua pergi ke bagian alat tulis. Disaat Sungwoon lagi-lagi ribet milih pulpen apa yang harus ia beli, Jisoo terpikir akan notebook-nya yang udah mau habis. Akhirnya ia berpisah dengan Sungwoon dan pergi ke bagian lain toko tersebut.

Ketika ia sedang mencari-mencari jenis notebook yang sering ia pakai, mata-nya berpapasan dengan sepasang mata familiar. Orang tersebut menepuk bahu orang yang di depan-nya, sehingga membuat semua perhatian mereka teralihkan ke Jisoo.

“Kak!”  sapa Minhyun sambil berjalan ke arah Jisoo, yang diikuti oleh Jaehwan dan Seonho di belakangnya.

“Ciee... peje dong kak,”  celetuk Jaehwan yang membuat wajah Jisoo langsung memerah.

“Maaf kak, pas Jonghyun cerita ke saya, si Seongwoo gak sengaja ngedengar semua. Dia ember ke semua teman-teman kelas deh,”  ujar Minhyun.

“Nggak apa-apa kok...”

“Jadi Kak Jisoo beneran jadian sama Kak Jonghyun?”  tanya Seonho,  “wah kirain Seonho cuma boongan-nya Kak Seongwoo aja.”

“Boleh dijadiin drama ftv tuh. ‘Cintaku bersemi di Lab Kimia’,”  celetuk Jaehwan sekali lagi diiringi dengan ketawa-nya yang aneh.

Jisoo yang tadi-nya malu, malah ketawa ngedengar suara-nya Jaehwan. Habisnya aneh di telinga.

“Kalian mentang-mentang nggak ada kuliah, malah keluyuran disini ya,”  ujar Jisoo.

Ketiga cowok itu langsung terdiam mendengar perkataan Jisoo.

“Hari ini kita kuliah kok, Kak. Habis ini aja ada kuliah lagi malah sampe sore,”  papar  Minhyun.

“Loh, kata Jonghyun kalian nggak ada kuliah hari ini. Makanya dia di rumah aja.”

Seonho tertawa kecil.  “Kak Jonghyun emang gak kuliah, Kak. Dia kan lagi sakit.”

===

Crush - Kim Jonghyun ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang