Jonghyun's Point of View
Minhyun
Bro, kita ngantar anak anak cewek dulu ya ke kos mereka.
Udah mau hujan, mau ngangkat jemuran katanya
Trus abis itu gue sama seongwoo balik ke kampus
Setia kawan kan kita?Line dari Minhyun cuma gue balas dengan ‘Oke’ dan hapenya gue masukin lagi ke kantong. Lewat jendela, gue bisa lihat kalau langit emang udah benar-benar gelap. Di sela-sela memeriksa laporan, kak Jisoo juga sesekali merhatiin langitnya. Gue curiga dia juga punya jemuran yang harus diangkat di rumah.
“Kak, udah mau hujan loh. Belum mau pulang kak?”
“Nggak liat apa saya lagi meriksain ini?”
Si kakak ditanya baik-baik, jawabannya judes banget.
“Kan bisa diperiksa di rumah kak. Bawa aja.”
Dia masih merunduk liatin itu gambar-gambar hasil jepretan di lab. “Nggak apa-apa. Biar sekalian aja dikasih sama kamu lagi.” Jawabnya pelan. Nah gitu kek, dari kemarin-kemarin.
Dan benar aja. Tidak berapa lama, hujannya turun. Turunnya bukan perlahan-lahan lagi, langsung aja lebat gitu. Genteng udah kayak ditimpuki sama batu-batu kerikil.
Gue berpikir nih kakak pulangnya sama siapa. Hujan lebat begini nggak bakalan berhenti 1-2 jam. Mana nggak ada tanda-tanda senior gue a.k.a pacarnya itu. Mereka bener-bener berantem nih kayaknya.
“Hah?”
Gue kaget ketika kak Jisoo udah ngangkat kepalanya dan mandangin gue heran. Gue yang nggak ngerti malah nge-‘hah’ balik. “Hah?”
“Tadi kamu tanya saya pulangnya sama siapa?”
Buset, dia bisa baca pikiran ternyata. “Saya bilang gitu ya?”
“Iyalah, kamu sendiri yang ngucapin tadi.”
Mulai lagi deh gue. Kata-kata yang seharusnya cuma ada di pikiran, tanpa sadar gue gumamin. Ini saraf gue yang terlalu aktif atau apa.
“Ah iya.” Gue ngegaruk-garuk kepala yang tak gatal. “Kakak pulangnya sama siapa? Bawa kendaraan nggak kesini?”
Dia cuma mendesah, mengeluarkan napas berat dan nyodorin tumpukan laporan itu ke arah gue. “Ini udah selesai saya periksa semua. Yang di corat-coret dibenerin semua. Saya tunggu besok sore.”
Gue tertegun sebentar mendengar kata ‘besok’. Besok kan ada dua ujian. Pagi sampai siang. Ini gimana caranya ngumpulin anak-anak buat perbaikin ini? Gue yakin bentar malam kalau gue suruh ngumpul, mereka bakalan nggak datang dengan alasan ujian.
Wajah gue langsung memelas. “Kak, boleh nggak dikumpulinnya lusa aja? Besok jadwalnya padat banget soalnya...”
Kak Jisoo natap gue lama dan mendesah kecil. Gue langsung nyiapin hati, kalau kalau kena omelan lagi.
“Yaudah. Lusa aja.” Katanya terus berdiri.
Hah? Ini dia benar-benar ngabulin permintaan gue? Apa karena wajah memelas gue yang bikin dia luluh atau karena dia yang mengerti karena sama-sama mahasiswa?
Gue terlalu banyak mikir hingga gue nggak sadar kak Jisoo udah hampir ninggalin kelas. “Kak mau kemana?”
“Ke bawah.” Sahutnya singkat terus menghilang di balik pintu. Langsung aja gue masukin itu semua laporan dan buru-buru nyusulin dia.
“Ngapain ngikutin saya sampai kesini?” tanyanya setelah udah nyampe di pintu masuk fakultas.
“Kakak kan tamu disini. Sebagai yang punya rumah, saya sopannya harus nganterin tamu sampai ke depan.” Ngeles aja gue, padahal gue bener-bener penasaran dia cara pulangnya gimana. Andai aja nggak hujan, gue kan bisa nawarin dia pulang hehe.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crush - Kim Jonghyun ✔️
Storie brevi"Bisa nggak saya manggilnya gak usah pakai embel-embel 'kakak'? Kalau nggak bisa, panggil sayang aja boleh?" --Kim Jonghyun. Cerita tentang Kim Jonghyun, anak maba Farmasi yang kepincut sama senior di jurusan Kimia. [Alternative Universe] chicoseu (...