Jonghyun’s Point of View
Setelah praktik selesai, kelompok gue bertugas ngebersihin lab. Karena memang udah jadwalnya sih. Gue sama Minhyun ngatur-ngatur alat yang dicuci para cewek ke tempatnya.Sesekali mata gue ngelirik Kak Jisoo yang lagi nulis-nulis sesuatu di meja depan. Ekspresinya nggak menunjukkan sama sekali kalau dia baru putus. Daritadi senyum mulu. Anak-anak semuanya dibikin terkejut karena heran. Lah jantung gue juga dibikin nggak santai terus dari tadi.
“Tuh si kak Jisoo lagi kesambet kali ya? Nggak kayak biasanya.” Celetuk Minhyun.
“Jangan tanya gue bro. Gue bukan peramal.” Sahut gue.
“Atau mungkin dia emang aslinya gitu? Bener kan kata gue.” Seongwoo tiba-tiba nongol di belakang kita. Kalau ini sih gue sependapat.
“Ah, tambah naksir gue.” Katanya lagi. Gue ngelirik dia tajam. “Emang dia mau sama lo?” Sindir gue sinis.
Seongwoo nyisir rambutnya ke belakang pakai jari-jari. “Siapa sih yang nggak bakalan suka sama gue?”
Gue mencibir aja ngedengarnya.
==
Jisoo’s Point of View
“Kak, kita udah selesai.”
“Hah?” Gue ngedongak ngelihat anak-anak kelompok 1 yang ternyata udah ngumpul di depan gue. “Eh, Iya. Makasih ya.”
Satu persatu dari mereka pamitan, sampai kesisa 3 orang cowok yang singgah lebih lama di depan gue. Si ketua kelompok, sama dua orang lainnya. Minhyun, sama Seongwoo. Gue jadi hapal nama mereka karena waktu itu mereka ngenalin diri pas nganterin gue ke rumah.
“Kak belum pulang?” Tanya Minhyun. Minhyun ini kalau gue lihat-lihat, penampilannya yang paling rapi diantara mereka bertiga. Selalu pakai kemeja. Rambut juga ketata rapi. Mukanya juga kayaknya halus banget kayak sering perawatan. Kalau kata anak-anak sih, Boyfriend-able banget.
“Dikit lagi. Kalian pulang aja.” Sahut gue sambil senyum tipis. Iya, sekarang gue udah bisa senyum lagi terserah sama siapa. No more aturan aturan nggak jelas.
“Udah mau gelap loh kak. Pulang bareng kita aja.” Tawar Seongwoo.
“Makasih, tapi saya udah janji pulang bareng temen.” Tolak gue secara halus. Gue bisa lihat dia agak sedikit kecewa. Tapi emang iya, gue udah janji pulang bareng Sungwoon.
“Yaudah, kak. Kalau gitu duluan ya kak. Permisi.” Pamit Jonghyun terus ngedorong teman-temannya keluar. Gue senyum terus ngangguk ke arahnya. Si Jonghyun ini emang yang paling sopan diantara teman-temannya. Entah karena sikapnya memang gitu, atau hanya pencitraan sebagai ketua kelompok aja.
Sekitar 15 menit setelah mereka keluar, gue baru selesai ngerjain tugas dari Pak Sunggyu. Kalau nggak ada tugas--tulis tangan ini, gue nggak bisa masuk buat ujian besok.
Setelah matiin semua lampu dan ngunci lab, gue pergi ke lab 2 buat nitipin kuncinya ke Kak Jisung. Soalnya malam nanti, itu lab mau digunain lagi sama anak-anak dari jurusan lain.
Eh tapi ini kok, pesan gue nggak dibalas dari tadi sama Sungwoon. Gue cek ke warung langganannya, nggak ada. Jangan bilang nih anak ngelupain gue.
Setelah cukup lama gue duduk di bangku di bawah pohon—kayak anak hilang, akhirnya Sungwoon ngebalas pesan gue. Gue merutuk di dalam hati ngelihat isi pesannya.
H. Sungwoon
Ji. Maaf ya gue gak bisa nganter lo.
Gue lagi di bengkel sekarang.
Motor gue kambuh lagi penyakitnya.Isi pesannya disertai foto selfie sama abang montir dengan background motornya, biar gue tambah yakin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crush - Kim Jonghyun ✔️
Short Story"Bisa nggak saya manggilnya gak usah pakai embel-embel 'kakak'? Kalau nggak bisa, panggil sayang aja boleh?" --Kim Jonghyun. Cerita tentang Kim Jonghyun, anak maba Farmasi yang kepincut sama senior di jurusan Kimia. [Alternative Universe] chicoseu (...