💕Bonus Chapter - Two

840 134 21
                                    

"Mana? Gak ada weh."

"Beneran, tadi ada disini. Mata gue masih sehat wal-afiat ya, belum ada minusnya. Dan gue juga gak ada riwayat Halusinasi, jadi gue nggak mungkin berhalusinasi. Beneran tadi ada dia disini!" ujar Jaehwan.

"Buktinya mana?" Mata Minhyun menelusuri setiap sudut lobi tersebut. "Sejauh mata memandang, nggak ada tuh. "

"Yah nggak tau. Pokoknya tadi dia ada disini," tutur Jaehwan yang kekeuh dengan pendapatnya.

"Mungkin Jaehwan bener. Bisa aja tadi dia ada disini, terus sekarang udah pergi," ujar Jonghyun setelah dari tadi diam.

"Seneng nggak lo?" celetuk Minhyun. Jaehwan menyenggol bahu Jonghyun, karena tau pertanyaan itu bukan untuk dirinya.

"Hah?"

"Seneng nggak lo? Bisa aja lo ketemu dia disini."

Jonghyun mendesah kecil. "Gimana ya? Seneng sih seneng. Tapi rada gimana gitu ya."

"Rada gitu gimana?"

"Kalau dia seneng ketemu gue juga, ya bagus. Kalau enggak?"

==

Keesokan harinya, Jaehwan langsung mengajak Minhyun dan Jonghyun ke salah satu pusat souvenir terkenal yang ada di Kuta.

Kedua sahabat itu hanya bisa meng-side-eye Jaehwan, ketika pemuda itu berkata ingin membelikan oleh-oleh untuk keluarganya di rumah.

Hari pertama kok langsung beli oleh oleh?

"Gak bisa hari terakhir ajaaaa?" protes Minhyun.

"Gak mau. Entar kehabisan," sahut Jaehwan polos.

"Lo kira barang online shop, out of stock."

Akhirnya Minhyun mengalah, membatalkan rencananya untuk main-main air di pantai. Jonghyun sih terserah saja mau kemana.

Sementara Jaehwan dan Minhyun sibuk milih-milih baju buat anak-anak, Jonghyun hanya berdiri di samping mereka sambil melipat tangan di depan dada. Matanya sibuk bergerak ke sana kemari mengikut orang-orang yang lewat di depannya.

Melihatnya, Jonghyun juga jadi ingin berjalan mengikuti mereka. Tanpa bertanya terlebih dahulu kepada dua orang sahabatnya, Jonghyun bergerak mengikuti arus manusia di depannya.

Sudah cukup jauh ia berjalan, dan dia tidak tahu ia berada dimana sekarang. Yang jelas di sekelilingnya terdapat berbagai toko yang menjual jajanan khas Bali.

Jonghyun akhirnya memutuskan untuk duduk di bangku di depan sebuah toko, lalu mengirimkan pesan kepada Minhyun untuk menjemputnya disini jika mereka sudah selesai berbelanja.

"Ah!"

Jonghyun refleks memekik kecil ketika seseorang menumpahkan minuman dingin di celananya.

Akan tetapi, alih-alih membersihkan celananya, Jonghyun memilih untuk menolong orang--seorang anak kecil yang jatuh di depannya. Anak tersebut lah yang tidak sengaja menumpahkan minumannya ke Jonghyun.

"Kamu nggak apa-apa?"

Jonghyun memandangi mata bulatnya yang bersinar. Dari perkiraan-nya, anak ini baru berumur 2-3 tahun.

Tapi layaknya anak kecil lainnya, anak tersebut langsung menangis ketika bertatap mata dengan Jonghyun.

Jonghyun panik. Ia tidak berpengalaman merawat anak kecil, terlebih lagi tatapan orang-orang yang lalu lalang membuatnya gugup. Hal pertama yang terpikir olehnya adalah berdiri dan membawa anak tersebut dalam dekapannya. Dan itu dilakukannya.

"Aduh dek, jangan nangis dong. Mama kamu mana?"

Tangisan anak tersebut malah semakin keras dan yang bisa Jonghyun lakukan hanyalah mengusap-ngusap bagian belakang kepala anak itu.

"Sunw--Jonghyun..."

Mata Jonghyun membulat besar ketika bertemu dengan mata besar nan indah milik wanita yang menghampiri mereka.

Seakan waktu berhenti berputar, keduanya masing-masing diam di tempat mereka. Seakan tengah berusaha mencerna situasi yang ada.

"Kak..."

Wanita tersebut kembali ke alam sadarnya ketika Jonghyun mengucapkan kata tersebut.

Tangannya menjulur ke depan, berusaha meraih anak itu. Namun, Jonghyun malah mundur selangkah, seakan enggan untuk menyerahkannya.

"Ini anak Kakak?"

Penyakit Jonghyun kambuh lagi. Melontarkan hal yang terpikirkan di otaknya tanpa difilter dulu.

"Bukan urusan kamu," jawab wanita itu dingin dan merebut paksa anak tersebut dari dekapan Jonghyun.

Wanita itu tersebut kemudian membalikkan badannya, dan melangkah menjauhi Jonghyun.

Sebelum ia terlalu jauh, Jonghyun berlari kecil mengejarnya. "Kak Jisoo," panggilnya seraya menyentuh pundak wanita itu.

Jisoo berhenti dan menatap tajam tangan Jonghyun yang bertengger di bahunya. Pemuda itu melepaskannya perlahan seraya mengucapkan sepatah kata maaf.

"Maaf. Tapi saya harap kamu tidak memanggil saya lagi seperti itu. Kita sudah tidak berada dalam hubungan senior dan junior di kampus."

Jisoo menghembuskan napas kecil. "Kita bukan apa-apa..."

===

===

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Crush - Kim Jonghyun ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang