"Jonghyun! Eh, Jonghyun! Masih tidur lo? Oy!"Lelaki yang sedari tadi menutup matanya itu, hanya mengerang ketika namanya dipanggil-dipanggil di ujung sana.
"Bangun, bego! Entar lo ketinggalan pesawat!"
Mata Jonghyun sedikit terbuka ketika sahabat-nya itu melontarkan kata tersebut. Ia paling tidak suka dikatai seperti itu.
"Elo tuh yang bego," lirih Jonghyun masih dalam keadaan setengah sadar.
"Makanya cepet bangun oy! Gue nggak mau tau, setengah jam lagi lo udah di Bandara ya."
Jonghyun mengernyit, menatap layar handphone-nya, ketika sahabat-nya--Minhyun mematikan panggilan tersebut.
"Nih orang udah kayak Ibu gue aja," gumam Jonghyun yang kemudian dengan terpaksa bangun dari ranjang empuknya.
Sebelum keluar dari kamar, Ia menatap sekilas koper yang sudah ia persiapkan dari semalam.
Lelaki itu tidak percaya ia harus menghabiskan libur tahunan dari perusahaanya dengan dua orang bernama Hwang Minhyun dan Kim Jaehwan. Nasib seorang jomblo.
==
"Yahooooo! Baliiiii!"
Jonghyun dan Minhyun hanya bisa menutupi wajah mereka dengan tangan ketika sohib mereka--Jaehwan, berseru tidak jelas ketika baru saja menapakkan kaki di luar bandara.
"Bukan temen gue," kata Jonghyun.
Minhyun mendecakkan lidahnya dan menatap Jaehwan sinis. "Malu-maluin banget sih lo."
"Maklumin aja gue bro. Gue gak kayak kalian yang udah sekali dua kali kesini. INI PERTAMA KALINYA BUAT GUE KESINI BRO! PERTAMA KALI!"
"Nggak usah pake teriak-teriak juga kali. Lo nggak malu apa diliatin tuh bule-bule."
Tentu saja, Jaehwan bukan orang yang seperti itu. Ketimbang merasa malu, Ia malah dadah-dadah dan say hello pada setiap orang asing yang melewatinya.
Minhyun menggeleng. "Bukan temen gue beneran. Ayo Jong--"
Yang dipanggil Minhyun ternyata sudah berjalan jauh di depan sana. Lelaki itu tidak tahan menahan malu akibat ke-absurd-an yang dilakukan Jaehwan.
"OY TUNGGUIN GUE!"
==
"Bentar jam 5 keluar ya. Jangan tidur lagi lo."
Jonghyun cuma mengangguki kata-kata Minhyun dan masuk ke kamarnya.
Tentu saja, ia tidak akan mengindahkan perkataan Minhyun tersebut.
Begitu melihat King Size Bed dihadapannya, Jonghyun langsung melemparkan tubuh di atas sana dan menikmati keempukkannya.
Ia sangat bersyukur karena menang di permainan batu-gunting-kertas tadi. Kalau tidak, bisa saja ia berakhir sekamar dengan Jaehwan, seperti yang dialami Minhyun sekarang.
Bukan karena Ia tidak menyukai temannya tersebut. Hanya saja ia tidak bisa tidur tenang kalau bersama Jaehwan, karena mulutnya yang selalu bernyanyi kapan saja dan dimana saja. Merdu sih merdu, tapi tetap saja menganggu waktu tidurnya.
Mata Jonghyun menatap langit cerah Kuta, Bali yang terpampang jelas dari balik jendela. Warna biru-nya seakan menghipnotis, memerintahkan otaknya untuk menutup matanya yang semakin berat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crush - Kim Jonghyun ✔️
Short Story"Bisa nggak saya manggilnya gak usah pakai embel-embel 'kakak'? Kalau nggak bisa, panggil sayang aja boleh?" --Kim Jonghyun. Cerita tentang Kim Jonghyun, anak maba Farmasi yang kepincut sama senior di jurusan Kimia. [Alternative Universe] chicoseu (...