Happy Reading Minna-san---
Melihat tatapan heran dari wanita Hyuuganya itu, Naruto dengan cepat mengangguk yakin. Dia ingin menemani wanitanya itu pemotretan, sekaligus menjaganya dari pria-pria nakal disana.
***
"Naruto-kun! Itu cuma gimik antara aku dan Kiba-san, tak lebih dari sekedar adegan keprofesionalan." Hinata mencoba memberi pengertian pada Naruto yang marah padanya akibat kissing scene untuk iklannya saat ini.
"Cuma? Kau tak lihat tatapan penuh minatnya padamu? Bagaimana dia menyentuhmu dengan gairah dimatanya Hinata!" Naruto bangkit dari kursinya berniat meninggalkan Hinata diruangan khusus untuk sang model. Berjalan beberapa langkah, hingga terhenti karena kedua tangan lentik menghentikannya.
"Maafkan aku, aku hanya berusaha untuk profesional Naruto-kun, ak-aku tak tahu kalau dimata Kiba-san ada gairah." Hinata mengeratkan pelukannya pada Naruto, menenggelamkan wajahnya pada punggung lebar sang pria.
Menghela napas pelan, Naruto mengerti dengan keadaan Hinata saat ini, memang benar ia hanya berusaha untuk bersikap profesional, melepas perlahan belitan tangan Hinata lalu membalikkan badannya sehingga berhadapan dengan sang wanita.
Tersenyum lembut sambil mengusap pelan puncak rambut Hinata, "Maaf." Menarik wanita itu kedalam pelukan hangatnya seraya mengucapkan kata maaf. "Aku hanya takut dia memanfaatkan keadaan demi keuntungannya sendiri yang akan merugikanmu nanti, maaf yah." Naruto semakin mengeratkan pelukannya, sesekali ia juga mengucup lama puncak kepala wanita indigo itu.
Tak jauh berbeda dengan Naruto, Hinata pun membalas pelukan prianya semakin erat, menenggelamkan wajah dengan air matanya didada bidang sang mafia."Aku mencintaimu Naruto-kun, sangat." Naruto mengangguk pelan mendengar ucapan wanitanya itu, "Aku pun sama denganmu, mencintaimu-sangat."
Akan selalu ada hal-hal yang membuat kekuatan cinta kita dan pasangan kita diuji, sama halnya dengan mereka, akan selalu ada hal-hal yang membuat kekutan cinta mereka teruji. Entah itu hal kecil yang mampu mereka lalui, atau hal besar yang mengharuskan mereka untuk berjalan sendiri-sendiri.
***
Seorang pria yang lumayan berumur sedang sibuk menghubungi seseorang, sesekali ia menjambak rambut putih miliknya, berharap bahwa seseorang itu akan menjawab telepon darinya.
"Angkat Hinata!" Mambuang napas kasar, ia kemudian bangkit dari kursi kebesaran yang ia duduki beberapa tahun terakhir ini, akibat ulah dari seseorang yang sedari tadi dihubunginya.
"Yamato!" Panggilnya pada sekertaris sekaligus tangan kanannya itu, memasukkan kembali handphone itu di saku jas miliknya.
"Iya Kakashi-sama." Seseorang yang dipanggil Yamato tadi membungkukkan badan memberi hormat pada sang atasan.
"Sudah berapa kali aku bilang, jangan panggil aku seperti itu jika kita hanya berdua!" Kakashi bangkit dari kursi dan berjalan kearah Yamato. "Ada informasi tentang Hinata?" Tanyanya pada sang sekertaris.
Yamato membuka map coklat yang dibawahnya dan memberikan isinya pada Kakashi, "Nona Hinata terlihat dekat dengan seorang pria." Yamato menunjuk wajah seorang pria berambut kuning yang sedang berjalan bersama Hinata, pria itu terlihat menggandeng tangan Hinata memasuki sebuah restoran klasik.
"Namanya Naruto, Naruto Uzumaki." Lanjutnya. Kakashi memerhatikan wajah pria yang dikabarkan dekat dengan Hinata itu, "Sejak kapan?" Kakashi berjalan kearah meja kerjanya dan menyimpan informasi tentang Hinata didalam laci.
KAMU SEDANG MEMBACA
Your LIES [Completed]
Fanfiction18+ [ E N D ] Disclaimer : Masashi Kishimoto Pair : NaruHina ........................................... "Cukup diam dan nikmati." "Ja-jangan Naruto-san." . . . Uzumaki Naruto seorang King of Mafia berdarah dingin yang terkenal dengan julukan 'Rubah...