The LIES-31

7.3K 482 50
                                    

Happy Reading Minna-san..

———

Wanita dengan surai indigo yang selembut sutera itu kembali memperbaiki tatanan selimut bayinya, ini merupakan hari ketiga dirinya di rumah sakit dan sebentar lagi ia akan segera di perbolehkan untuk pulang. Wajahnya kembali membelai lembut pipi sang bayi yang saat ini sedang terlelap di pelukannya setelah beberapa menit menyusu padanya.

"Mengapa kau hanya mewarisi bibir Kaa-san saja nak? Semuanya adalah milik Otou-san mu— mata, hidung, bahkan garis pipinya." Gumamnya lembut, sesekali tertawa. Mengamati baik-baik wajah putranya yang benar-benar merupakan duplikat dari sang ayah.

Dengan pelan ia berjalan menuju box bayi di samping ranjangnya, meletakkan bayi laki-laki itu dengan hati-hati. Takut jika pergerakan yang ia lakukan dapat mengganggu sang bayi dari tidur lelapnya. Terlihat bayi laki-laki pirang itu sedikit menggeliat kala sang ibu berhasil meletakkan dengan baik di tempat tidurnya. Merapikan kembali selimutnya, lalu kembali menatapi wajah buah hatinya itu.

Rasanya tak pernah bosan untuk mengamati anak laki-laki yang beberapa hari lalu ia lahirkan, dan memandangi bayi itu adalah kegiatan favoritnya saat ini.

Tanpa Hinata sadari, seorang pria tegap tampak berjalan dengan pelan kearahnya, memperhatikan kegiatan sang wanita yang menikmati kegiatannya memandangi sang anak dan tak menyadari kehadirannya.

"Sepertinya eksistensiku akan segera digantikan oleh laki-laki kecil ini, hemm." Ujar Naruto lembut sembari menyelinapkan kedua tangannya untuk melingkar di pinggang sang wanita. Menumpukan dagunya pada pundak Hinata, dan ikut melakukan kegiatan yang wanita itu lakukan.

Hinata yang awalnya terkejut karna tindakan pria yang ia cintai itu, perlahan mengembangkan senyumnya. Mengelus tangan sang pria yang kini melingkar sempurna di pinggangnya.

"Naruto-kun cemburu?" Kata Hinata pelan, sesekali tertawa kala mendengar pria yang memeluknya erat dari belakang itu mendengus tak suka.

"Apakah saat ini seorang ayah sedang cemburu pada anaknya sendiri?" Ujarnya lagi, kali ini tubuhnya berhasil ia balikkan sehingga posisinya kini berhadapan dengan Naruto. Tangannya perlahan terangkat melingkari leher pria itu, Naruto tertawa pelan mendapati sikap sang wanita yang perlahan-lahan kembali seperti yang ia kenal selama ini. Tangannya kembali ia eratkan pada pinggang Hinata, menarik tubuh wanita itu semakin mendekat padanya.

Berangsur-angsur semua kesalahpahaman yang tercipta diantara keduanya lenyap, kebohongan yang tercipta hingga sandiwara yang pernah keduanya jalani kini berganti dengan rona kebahagiaan. Hinata yang berusaha menahan egonya untuk tidak egois demi sang anak pun memberi Naruto kesempatan untuk menjelaskan semua hal yang selama ini tidak dimengerti oleh sang wanita indigo.

Memahami situasi yang pria tercintanya jalani selama ini hingga tak kuasa membayangkan sakit dan penderitaan yang selama ini dirasakan oleh sang pria. Bagaimana dirinya kehilangan sosok ayah hingga menghancurkan segalanya. Walau ia pun pernah merasakan hal itu, namun baginya apa yang Naruto rasakan selama ini pun jauh dari sakitnya.

Lantas dengan alasan apalagi yang harus ia utarakan untuk tidak memaafkan kesalahan kecil yang prianya itu perbuat? Yang bahkan kesalahan itu terpaksa dia lakukan untuk melindungi dirinya? Hinata bukanlah wanita yang tak punya hati untuk tidak memaafkan pria tercintanya itu, ayah dari buah hatinya saat ini.

"Kau benar sayang, aku cemburu.. Bahkan pada anakku sendiri aku cemburu." Ujarnya yang setelah itu dengan cepat mencium sang wanita tercinta, melumat pelan bibir Hinata yang benar-benar ia rindukan selama ini. Yang bahkan hampir membuatnya gila karena berusaha untuk menahan kerinduannya.

Hinata tersenyum lembut disela-sela ciuman dan perlahan membalas ciuman yang juga ia rindukan, tangannya yang melingkar pada leher sang pria semakin ia eratkan. Naruto, pria itu kembali memperdalam ciumannya membuat Hinata benar-benar merasa kewalahan mengikuti permainan bibir sang pria. Ciuman keduanya semakin dalam dan dalam, bahkan mereka melupakan bahwa saat ini mereka sedang berada di rumah sakit, hingga..

Your LIES [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang