Jungkook menatap kosong, terbelit dalam pikirannya sendiri. Semua memori yang baru kembali padanya meliputinya, menghambatnya untuk berpikir hal lain selain...
Yoora.
"Yoora, aku... aku ingin mengatakan sesuatu padamu," ucap Jungkook gugup pada Yoora.
Suasana atap sekolah pada sore hari terkesan romantis bagi kedua pemuda di sana. Mereka duduk bersebelahan sambil memandang langit sore dengan semburat halus awan putih.
Yoora menatap mata Jungkook. Manik indah perempuan itu tak pernah gagal membuatnya terbuai bahkan hingga ribuan kali.
"Apa itu, Kookie?" tanya Yoora dengan nada menggoda, senyum santai terpampang pada parasnya yang cantik.
Jungkook menelan ludahnya gugup. Pipinya yang memerah tak dapat ia sembunyikan karena Yoora terlihat jauh lebih percaya diri dari dirinya yang ingin mengutarakan isi hatinya yang sebenarnya saat ini juga.
"Yoora, aku..."
Jungkook berhenti, ia merasa tak mampu mengatakan kalimat itu.
Ayolah, Jungkook, kau sudah melatih dirimu sebulan terakhir hanya untuk momen ini. Jangan. Sia. Siakan. Itu.
"Yoora!" seru Jungkook.
Yoora menaikkan sebelah alisnya, tidak terlalu yakin apa yang ingin Jungkook katakan.
Jungkook mengumpat dalam hatinya. Sialan. Benarkah ia tidak bisa melepaskan kalmat itu sekarang? Yang benar saja.
Yoora menarik senyum licik.
"Haa~ Kookie, wajahmu merah~ Apa Kookie malu?" goda Yoora. Senyuman lebar yang terkesan mengolok-olok Jungkook diam-diam membuat Jungkook merasa sebal sekaligus sayang.
Yoora sama sekali tidak tahu apa yang sedang Jungkook tahan dalam batinnya.
Yoora mencubit pipi Jungkook karena gemas.
"Kookie sangat imut kalau sedang malu~" gelaknya bercanda.
Jungkook menangkap tangan Yoora yang sibuk mencubit pipinya. Ia memasang wajah serius, membuat Yoora terbungkam dari tawanya.
"Yoora..."
"Aku mencintaimu!"
Atap tiba-tiba hening. Kekehan Yoora berhenti sekejap, diganti oleh wajahnya yang terlihat kaget.
Jungkook tidak berani membuka matanya setelah ia berhasil mengatakan hal yang dipendamnya beberapa bulan ini. Pipinya jauh lebih merah dari sebelumnya dan pikirannya berantakan merutuki kebodohannya.
"Kookie?" panggil Yoora lembut.
Jungkook membuka matanya perlahan, memandang wajah seorang perempuan di depannya yang sekarang semerah miliknya sebelum perempuan itu mendaratkan ciumannya di pipi Jungkook.
Yoora menunduk malu setelah itu.
"Aku... aku juga," balasnya cepat.
Jungkook terdiam, tak percaya apa yang baru saja ia dengar.
"Be-benarkah?" tanyanya gembira.
"Ya," jawab Yoora masih tertunduk malu.
"Benarkah kau juga mencintaiku?" tanya Jungkook lagi.
"Iya, bodoh! Berhenti membuatku mengatakannya berulang-ulang!" seru Yoora jengkel dengan pipi yang tak berhenti bersemu merah.
Jungkook memeluk Yoora dengan erat, mengecup puncak kepala gadis itu berulang-ulang dengan rasa bahagia yang terus meliputi hatinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Goodbye, Hyung
FanfictionJika seorang kakak yang kehilangan adiknya bertemu dengan adik yang kehilangan kakaknya, apakah mereka bisa saling melengkapi? Namjoon dan Jungkook yang sama, tetapi juga berbeda di saat yang bersamaan. Masing-masing hidup dalam ratapan penyesalanny...