Selepas makan siang, semuanya menunggu acara malam mereka. Berbagai permainan telah dipersiapkan oleh panitia untuk menemani waktu menunggu.
Tepat setelah matahari mulai tenggelam dan langit mulai menggelap, para peserta diberi waktu untuk membasuh diri dan mempersiapkan barang-barang yang dibutuhkan untuk acara malam, "Berburu Harta Karun". Senter, baterai cadangan, alat tulis dengan buku catatan kecil, barang-barang umum.
"Baiklah! Apakah semua sudah siap?" tanya panitia acara. Semua peserta sudah berkumpul di halaman dengan begitu antusias.
"Jadi, kami sudah memasang berbagai petunjuk tersebar di hutan sekitar yang akan membantu kalian semua menemukan apa yang harus kalian dapatkan. Kelompok akan dibagi menjadi dua, yaitu kelompok siswa dan kelompok siswi. Kelompok yang berhasil mendapatkan 'harta' itu duluan, akan menjadi pemenangnya dan akan mendapatkan hadiah," jelas panitia acara sembari melirik ke kertas berisi peraturan permainan.
"Acara akan dimulai dua menit lagi, jadi kami akan memberi kalian waktu untuk berdiskusi dengan kelompok masing-masing!" akhirnya.
Semua orang di sana secara otomatis berkumpul ke kelompoknya, membentuk dua kubu yang berdiri berjauh-jauhan agar rencana mereka tidak terdengar.
Salah satu siswa langsung memulai diskusi.
"Karena ini tersebar di hutan dan pasti sulit untuk mengumpulkan semua petunjuk, kita berpencar saja! Kalau salah satu dari kalian menemukan satu petunjuk, datanglah kembali ke halaman ini. Nanti ada yang berjaga di sini dan akan berusaha memecahkan petunjuk itu," sarannya penuh semangat.
"Kalau begitu, yang akan memecahkannya harus cukup pintar dalam teka-teki. Sepertinya, sih, petunjuknya berupa kalimat-kalimat simbolik dan sebagainya. Aku bukan orang yang pintar, jangan pilih aku!" seorang yang lain menyahut.
Mereka terdiam, berpikir keras siapa orang yang paling cocok untuk pekerjaan semacam itu.
Seakan direncanakan, semua pasang mata melirik ke siswa yang tak lain adalah Namjoon.
"Sunbae..." sebut seorang siswa yang lebih muda dengan lembut, mewakili perkataan yang lain.
Namjoon langsung mengerti.
"Ah, oke," jawabnya langsung.
Mereka akhirnya sepakat dengan rencana itu dan langsung berpencar ke berbagai tempat sehabis panitia memberikan tanda dimulainya perburuan.
Namjoon satu-satunya siswa yang hanya diam pada tempatnya, menunggu anggota dari kelompoknya membawakan sepotong informasi yang berguna.
Taehyung dan Jungkook memutuskan untuk bekerja sama mencari petunjuk itu bersama-sama.
"Hyung, petunjuk itu ditempelkan di pohon atau disembunyikan di bawah batu?" tanya Jungkook menoleh ke kanan dan kiri. Matanya menembus gelapnya hutan yang diterangi cahaya senter. Batang-batang pohon yang berwarna coklat yang jauh dan dekat ditelitinya satu per satu.
"Mungkin keduanya," balas Taehyung fokus membuka-tutup batu-batu.
Cukup lama mereka mencari tanpa hasil. Semak-semak ditelusuri, ranting pohon diamati. Tidak ada benda yang dapat mereka sebut sebagai petunjuk.
"Hyung, aku tidak menemukan apapun," keluh Jungkook di ujung kesabarannya.
Tak mendapat jawaban, Jungkook berbalik.
Sial, Taehyung menghilang.
Sekelilingnya gelap. Entah bagaimana caranya, ia tiba-tiba bisa berada sendirian di tempat ini.
"Hyung?" panggil Jungkook. Harapannya hanya agar Taehyung tidak terlalu jauh dan dapat mendengarnya.
"Tae-hyung?" panggil Jungkook lebih keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
Goodbye, Hyung
Hayran KurguJika seorang kakak yang kehilangan adiknya bertemu dengan adik yang kehilangan kakaknya, apakah mereka bisa saling melengkapi? Namjoon dan Jungkook yang sama, tetapi juga berbeda di saat yang bersamaan. Masing-masing hidup dalam ratapan penyesalanny...