I got my answer. Here's my offer. Y'all will regret your decisions.
fml. Syke.
---
Jungkook dan Taehyung mendengarkan penjelasan Namjoon tentang program-program musik beserta alat-alat yang digunakan. Sebagian besar informasi yang dihadapkan pada mereka lewat bagai angin sepoi di pesisir pantai sore hari. Tetapi paling tidak Taehyung dan Jungkook memahami sedikit demi sedikit. Jangan lupa Jungkook yang mencatat tiap kata yang ia mengerti. Dasar anak rajin. Taehyung saja tidak bisa menutup mulutnya sepanjang penjelasan Namjoon.
"Kookie, aku mandi dulu, ya. Kalau kau mau mulai mengerjakannya sekarang, tentukan dulu topik lagumu dan buat lirik. Jangan terlalu memaksakan dirimu, ne?" ucap Namjoon sembari mengusak lembut belakang kepala Jungkook dengan sayang. Ia pun meninggalkan Jungkook, Taehyung, dan Hoseok dalam studio.
Jungkook menatap punggung Namjoon ketika ia berjalan keluar dari studio dan menutup pintu di belakangnya. Pandangannya bercampur kesedihan. Mungkin karena ia melihat punggung Namjoon yang tertutup baju, ia teringat saat kemarin punggung yang sama itu tertusuk pisau tajam untuknya dan kini pasti diperban luka. Mengingatnya saja terasa pedih.
"Namjoon-hyung, saranghae," bisik Jungkook. Kemudian ia kembali fokus pada tugasnya.
"Kookie, kau benar-benar mau mengerjakannya sekarang?" tanya Taehyung meyakinkan. Akhirnya ia sadar dari kebingungannya.
"Iya, hyung. Hyung ikut saja," ajak Jungkook.
Sejujurnya, Taehyung tidak biasa mengerjakan PR secepatnya. Rasanya aneh bagi Taehyung. Rasanya seperti...
Ia sangat rajin.
Jungkook mulai menulis kalimat pertama setelah menentukan topik yang akan ia bahas dalam lagunya. Untunglah tema lagu bebas, ia bisa leluasa membuat lirik.
Dengan sungguh-sungguh, Jungkook memikirkan tiap bait yang ia tulis, sesekali memastikan kebenaran lirik kepada Hoseok.
Hoseok adalah pengajar yang baik. Ia sabar mengoreksi setiap kesalahan dan perlahan-lahan memberi pengertian baik kepada Taehyung maupun Jungkook.
Setelah beberapa menit Taehyung dan Jungkook menekuni pekerjaan mereka, Jungkook kehabisan tinta pulpen dan beranjak untuk mengambil pulpen lain dari tasnya. Ia pun keluar dari studio untuk mengambilnya di kamarnya.
Saat ia melewati kamar Namjoon, ia sengaja mengintip sebentar lewat celah pintu yang sedikit terbuka.
Didapatinya Namjoon sedang mengobati luka di punggungnya sendirian.
Hal yang membuat dada Jungkook terasa sesak adalah ketika telinganya menangkap erangan samar yang ditahan oleh kakaknya. Ternyata luka itu terasa sakit sekali, tetapi Namjoon menahannya untuk Jungkook. Tampaknya, dari tadi Namjoon menahan sakit, bahkan ketika ia memberi penjelasan pada Jungkook dan Taehyung.
Jungkook merasa sedih, hampir menangis. Ia tidak tega melihat Namjoon seperti itu. Digigitnya bibir bawahnya, berharap agar ia tidak menangis saat itu juga.
Jungkook ingin masuk ke kamar itu dan membantu kakaknya, tetapi ia tidak melakukannya. Namjoon pasti tidak ingin Jungkook mengetahui penderitaannya. Jika Jungkook mau membantu Namjoon, Jungkook akan melakukannnya diam-diam. Maka, ditahannya keinginannya tersebut.
Ia pun berhenti mengintip dan masuk ke kamarnya untuk mengambil pulpen.
Saat ia menuruni tangga untuk kembali ke studio, ia bertekad untuk tidak terlalu merepotkan Namjoon. Namjoon sudah banyak berkorban untuknya, ia tidak mau Namjoon terus-terusan mementingkan Jungkook di atas dirinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Goodbye, Hyung
FanfictionJika seorang kakak yang kehilangan adiknya bertemu dengan adik yang kehilangan kakaknya, apakah mereka bisa saling melengkapi? Namjoon dan Jungkook yang sama, tetapi juga berbeda di saat yang bersamaan. Masing-masing hidup dalam ratapan penyesalanny...