Suara deru air yang berjatuhan dengan deras ke kolam bening bergemuruh. Samar-samar terlihat sepotong pita cahaya warna-warni di depan air terjun yang putih itu. Udara terasa lebih segar di dekatnya, juga lebih dingin.
Beberapa siswa sudah menanggalkan baju mereka dan melompat ke kolam, membiarkan air sedingin es itu menyapa kulit mereka. Teriakan-teriakan girang mereka teredam suara air terjun yang keras.
Tak lama setelah itu, beberapa yang lain menyusul, sedangkan para siswi banyak yang mencari tempat duduk yang nyaman dan ada juga yang masuk ke kolam itu hingga selutut mereka. Semuanya bersenang-senang.
Taehyung langsung menarik Jungkook masuk meski mereka tidak melepas pakaian mereka sama sekali. Meskipun akhirnya Jungkook berhenti ketika ia sudah masuk hingga air setara dengan dadanya, ia menggigil kedinginan. Taehyung di sisi lain, terlihat tidak merasakan apapun dan malah memperhatikan beningnya air yang bagaikan kaca. Bebatuan yang beraneka warna dan bentuk terlihat jelas di bawah kaki mereka.
Namjoon duduk di pinggir kolam, di atas sebuah batu abu-abu yang besar. Tas yang dibawa Taehyung dan Jungkook ada di sebelahnya. Ia hanya mencelupkan kakinya saja ke dalam kolam yang sejuk.
Jerit-jerit senang para siswi yang mulai terciprat air terdengar di mana-mana ketika beberapa siswa mulai bertindak jahil. Tetapi tidak ada yang marah. Semuanya terlihat senang dan terus bercanda.
Namjoon memperhatikan Taehyung dan Jungkook yang mulai bermain bersama. Sebagian besar hanya terlihat Taehyung yang mengejar Jungkook dan berusaha memasukkan Jungkook lebih dalam ke air yang dingin. Semenit kemudian, Taehyung-lah yang sekarang berusaha menjauhkan dirinya sejauh-jauhnya dari Jungkook karena pemuda kelinci itu ingin membalas dendam dengan melakukan hal yang sama.
Taehyung tidak mempunyai alasan untuk tidak takut. Jungkook yang kuat bisa saja membuatnya mati kalau ia membiarkan bayi besar itu menggapainya barang ujung bajunya saja.
"Mianhae, mianhae!" pinta Taehyung terus berlari menjauh. Tapi, kakinya terus tersangkut batu dan sulit untuk bergerak di air. Ia merinding saat Jungkook sudah ada di belakangnya dan langsung menekannya masuk ke dalam air yang bersuhu rendah itu. Keduanya tertawa bersama-sama.
Namjoon tertawa kecil melihat tingkah laku keduanya. Ia menyipitkan matanya dan melihat ke atas air terjun. Tanaman hijau tumbuh di sela-sela bebatuan yang terlingkupi lumut. Rintik air dari air terjun terkadang mengenai wajahnya. Rasanya seperti ada jarum-jarum es yang berjatuhan sedikit demi sedikit ke wajahnya. Bagian bawah air terjun terlihat putih karena titik-titik air, hampir seperti ada awan di dasarnya.
Namjoon memejamkan matanya, mendengarkan suara air terjun disertai jeritan orang-orang yang menikmatinya. Suasana terasa begitu damai, bagaikan mimpi. Suasana ini begitu kontras dengan ketika Jinra menteror potongan hidup mereka atau ketika ia dan Jungkook bertengkar hebat pada malam itu. Begitu aneh, begitu bertolak belakang dengan apa yang menjadi tema dari hidupnya.
Begitu berbeda. Sangat berbeda hingga Namjoon hampir tidak memercayai kenyataan saat ini. Mungkin ia mulai mengerti apa yang Jungkook maksudkan dengan "sesuatu yang mengerikan". Ini begitu berbeda bagai air dan minyak. Aneh juga kalau mereka bisa menyambut ini dengan perasaan normal seakan tak pernah ada kejadian yang mencekam dalam hidup mereka seperti pada kenyataannya.
Namun, ia tidak peduli selama Jungkook dan dia tidak saling membenci. "Aku tidak ingin ini berakhir," ucapnya dalam hati. Melihat ke belakang, hidupnya terasa begitu pahit. Momen ini menjadi kelangkaan yang manis baginya.
Netranya kembali terbuka, menyambut Jungkook dan Taehyung yang berjalan mendekatinya dengan pakaian basah kuyup dan tubuh yang menggigil.
Keduanya menyambar tas mereka dan mengambil handuk di sana.

KAMU SEDANG MEMBACA
Goodbye, Hyung
FanfictionJika seorang kakak yang kehilangan adiknya bertemu dengan adik yang kehilangan kakaknya, apakah mereka bisa saling melengkapi? Namjoon dan Jungkook yang sama, tetapi juga berbeda di saat yang bersamaan. Masing-masing hidup dalam ratapan penyesalanny...