Chapter 5

4.5K 634 39
                                    

Musik klasik yang berasal dari para orkestra ternama itu masih saja mengalun hingga mampu membawa kebahagiaan pada hati sang pendengar. Mungkin sebagian besar dari para pengunjung di restoran ini sedang memfokuskan pendengaran pada musik orkestra tersebut, juga dengan pandangan dan mulut yang tak henti mengagumi betapa lezatnya makanan mewah yang terhidang di depan mata. Tetapi lain halnya bagi Sehun saat ini. Laki-laki itu bahkan sudah tak berkeinginan untuk menyantap sisa makan malamnya yang masih cukup banyak. Pandangan matanya tak lepas memerhatikan munculnya sosok seorang gadis yang sedari tadi ia tunggu.

Dan sesaat setelah gadis itu muncul dengan raut wajah yang dipenuhi kegugupan, Sehun merasa jantungnya berdebar teramat kencang. Sehun mengabaikan gumaman penuh pujian yang terlontar dari bibir Chanyeol untuk gadis itu, ia juga tak mau repot-repot melihat bagaimana ekspresi wajah Chanyeol setelah ia melihat bagaimana memesonanya gadis itu yang kini berjalan ragu ke arah meja yang sudah dipesan keluarga Kim. Oh Sehun malah terus memerhatikan sosoknya, sampai dia berada di hadapan sang ketua Kim, memberi kedua orang tua serta presdir muda di sana bungkukan hormat, sebelum dirinya ikut serta duduk di sana sembari menunggu pesanan datang.

"Wow, she's a beautiful girl, right?" tanya Chanyeol pada Sehun, sementara matanya masih saja tertuju pada sang gadis yang terlihat amat gugup di hadapan kedua orang tua itu.

Sehun belum sempat mengatakan apa-apa. Hati kecilnya sibuk memuntahkan beragam macam perkataan sampai pujian yang khusus ia tujukan pada gadis tersebut. Ya, dia cantik. Sangat cantik. Dan entah mengapa, Sehun menyukai riasan sederhana di wajah gadis itu yang lebih menonjolkan sisi naturalnya.

"Jongin memang tak mengkhianati perkataannya sendiri." Chanyeol terkekeh. Ia ingat beberapa tahun yang lalu, ketika mereka masih bisa berkumpul bersama tanpa adanya status sebagai seorang presdir, atau sebagai musisi muda seperti saat ini. Jongin pernah berbicara kepada mereka berdua, kalau dirinya akan mendapatkan pasangannya tanpa harus melalui acara perjodohan yang kerap kali dilakukan kedua orang tuanya―apalagi oleh sang ayah yang sangat berambisi ingin memiliki perusahaan yang berkembang pesat lewat perjodohan anak laki-lakinya dengan putri dari para pebisnis terkaya dan ternama. Tak tanggung-tanggung, Jongin juga menyombongkan diri bahwa dia pasti akan mendapatkan pasangan yang cantik, baik dan selalu memesona di matanya.

Sejauh penglihatannya, Chanyeol mendapatkan dua poin penting dari gadis itu yang Jongin janjikan. Cantik dan memesona. Untuk urusan kebaikan hatinya, Chanyeol tidak tahu. Tapi ia rasa, gadis itu baik. Terlihat dari senyuman manisnya yang terukir manakala sang istri ketua Kim berbicara sesuatu kepadanya.

Tak ada balasan apa pun dari Sehun, sekalipun dirinya membenarkan apa yang dikatakan Chanyeol barusan. Sehun hanya terlalu sibuk menghela napas dan mengembuskannya secara perlahan, mencoba untuk menetralkan detakan jantungnya yang cepat. Meski demikian, Sehun tetap tak henti berpikir kalau mungkin saja dirinya pernah bertemu dengan gadis itu sebelumnya, entah itu sampai bertahun-tahun yang lalu.

Namun tetap saja, Sehun tak menemukan jawaban atas pertanyaan yang ia buat sendiri.

-o-

Sembari menunggu pesanan datang, Eunhee meminum segelas wine yang disajikan lebih dulu di depannya. Sensasinya sungguh menyenangkan ketika minuman itu mengaliri tenggorokannya yang terasa kering. Ia lantas meletakkan lagi gelas tingginya di atas meja, dan mendengar Jongin berbisik dengan nada menggoda. "Kau cantik, Park Eunhee." Bibirnya menerbitkan senyuman manis yang membuat Eunhee gemas sendiri ingin mencubit kedua pipi laki-laki itu. Rasa gugupnya masih saja terasa setiap kali Eunhee melirik diam-diam ketua Kim yang sibuk mengutak-atik tab di tangannya. Mungkin beliau sedang memantau sesuatu di sana yang berkaitan dengan perusahaan, baik itu di pusatnya langsung atau di berbagai cabang.

Her, Who I LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang