Chapter 43 - End

4.9K 333 64
                                    

Berita kehamilan Eunhee langsung saja menyebar dengan cepat. Seluruh penghuni apartemennya, kerabat di tempat kerja Eunhee dulu―perusahaan K.J Group, bahkan di perusahaan Sehun pun tak henti-hentinya memberi mereka ucapan selamat diiringi doa-doa.

Yah, bagaimana tidak? Itu karena Sehun tidak dapat membendung kebahagiaannya yang teramat membuncah, kemudian ia menghubungi seluruh keluarganya―ayah dan ibunya yang pertama kali dihubungi, berlanjut ke kerabat-kerabat serta para kolega terdekatnya yang tentu saja menyampaikan kabar ini ke semua orang.

Wendy, Krystal, Seulgi, Jongin, Chanyeol serta Jongdae turut serta memberi mereka ucapan selamat. Terlebih Wendy dan Jongin, yang terlihat sangat bahagia dibandingkan yang lainnya.

Begitu usia kehamilan Eunhee sudah menginjak empat bulan pun, Sehun selalu menghubungi istrinya itu meski ia sedang dalam keadaan sibuk, atau bersiap untuk mengikuti rapat rutinan. Ia bertanya bagaimana kabar Eunhee dan anak mereka, apa yang sedang Eunhee lakukan, apakah Eunhee sudah meminum susu ibu hamilnya, dan lainnya yang sudah cukup bosan untuk Eunhee dengar, tetapi Eunhee senang karena Sehun sepeduli itu terhadapnya dan kandungannya.

Seperti hari ini, ketika Sooyeon dan Daemin―mertuanya―datang mengunjungi apartemen seraya membawa dua buket berisi buah-buahan segar serta makanan lain untuk ibu hamil. Sooyeon langsung memberi Eunhee pelukan hangat, menanyakan kabar dan berlalu memasuki ruangan setelah sebelumnya, Daemin juga menarik Eunhee ke dalam pelukan kasih sayangnya.

"Sebenarnya, tanpa Sehun suruh pun, kami pasti akan sering mengunjungimu, Sayang," kata Sooyeon, memulai.

Eunhee tersenyum mendengar penuturan riang ibu mertuanya itu. Ia bergegas mengekori sang ibu mertua ke arah dapur untuk menyimpan sekantung plastik susu ibu hamil di atas meja.

"Terima kasih, Ibu," kata Eunhee, ikut merasa senang. "Dan maaf sudah merepotkanmu dan Ayah Mertua," lanjutnya, sedikit malu.

"Ya Tuhan, siapa maksudmu yang merasa direpotkan?" Sooyeon tersenyum lebar. "Kami sama sekali tidak merasa begitu, Sayang," ujarnya, mengelus pipi Eunhee dengan lembut.

Tiba-tiba, Daemin menimpali sambil berjalan ke arah dapur. "Lagi pula, kami justru merasa senang karena akhirnya kami bisa pergi mengunjungimu dan juga calon cucuku ini."

Ketiganya kini mengudarakan tawa ringan, sebelum kemudian mereka mulai memperbincangkan hal lain di ruang tengah. Ditemani camilan ringan, teh hangat dan juga siaran televisi yang menayangkan film bertema keluarga.

---oOo---

Pada saat di mana Sehun pulang dari bekerjanya di malam hari, laki-laki itu tidak langsung tidur setelah pergi mandi, melainkan ia mengajak istrinya berbicara di atas tempat tidur, dengan telapak tangan tak henti mengusapi perut istrinya yang mulai membuncit dengan perasaan bahagia yang begitu besar.

Eunhee sebenarnya sudah mengantuk, tetapi Sehun yang terus mengusap perutnya membuatnya tetap terjaga dan tersenyum geli. Melihat bagaimana Sehun berbicara seorang diri, membuatnya tidak tahan untuk bergelayut manja di lengan kekar Sehun dan membenamkan wajahnya di dadanya yang bidang.

"Kau tidak mengantuk?" tanya Eunhee, agak serak. Matanya terpejam sempurna.

Sehun menyahutinya dengan cepat, "Ya, sedikit pun aku belum mengantuk," dengan sebelah tangan merambat ke atas, membelai kepala Eunhee penuh kasih sayang. "Ah, kau sudah mengantuk, ya? Kalau begitu tidurlah. Maaf sudah mengganggumu."

"Tidak sama sekali," ujar Eunhee, terkekeh samar. "Aku justru senang mendengarmu mengajak bicara anak kita."

Sehun kini beralih memeluk istrinya, memberikan kenyamanan penuh terhadap sang wanita.

Her, Who I LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang