Chapter 40

2.7K 303 39
                                    

Beri tahu aku kalau kalian menemukan bahasa yang dirasa keliru atau nggak enak dibaca, soalnya akhir-akhir ini aku keseringan nulis ff nonbaku dan ngerasa sulit merangkai kata-kata baku T.T /alasan/

---oOo---

15.00

LINE

Krystal Jung : Hari ini kau tidak terlalu sibuk, kan? Aku akan pergi ke tempatmu.

Pesan obrolan itu Krystal kirimkan tiga puluh menit yang lalu, dan kini Kai bisa mendengar samar-samar suara derap langkah seseorang di luar ruang kerjanya, disusul pintu ruangannya yang dibuka, menampilkan sosok Krystal Jung dengan balutan pakaian kasualnya diiringi senyuman lebar yang menyenangkan.

"Jongin!" seru Krystal, riang, berjalan mendekat ke arah sofa dan duduk dengan nyaman. Jongin lantas menyusul duduk di sampingnya. "Eunhee bilang, hari esok adalah kepulangannya dan Sehun dari Hawaii. Dan kau tahu? Eunhee membelikanku banyak sovenir!" Krystal menunjukkan isi pesan obrolannya dengan Eunhee―tunggu, sejak kapan kedua perempuan ini saling bertukar nama pengguna LINE?

"Aaaah... aku ingin segera bertemu dengannya!" pekik Krystal, girang.

Jongin yang tidak lagi memiliki perasaan sedih setelah ia berpisah dengan Park Eunhee pun turut bahagia mendengar kabar itu. Baiklah, lupakan soal pertanyaan barusan yang tiba-tiba saja mampir ke benaknya.

"Tunggu, aku mau membalas pesannya dulu," kata Krystal, sibuk mengetik di layar ponselnya. Beberapa detik selanjutnya, gadis itu beralih memeluk Jongin sambil mengerang lucu. "Oh, sungguh, demi Tuhan, aku sangat merindukanmu!"

Jongin tertawa menanggapi tingkah laku tunangannya ini. "Hei, ada apa denganmu?" tanyanya saat Krystal menggoyang-goyangkan pelukannya karena gemas. "Serindu itukah kau sampai-sampai kau memelukku selama ini?"

Krystal mendesah panjang, dan baru melepas pelukan seraya mengerucutkan bibirnya. "Kau tentu sadar, bahwa akhir-akhir ini kita sama-sama sibuk. Kau sibuk dengan pekerjaan dan rapatmu itu, sementara aku sibuk menandatangani beberapa kontrak dengan beberapa majalah kenamaan untuk beberapa tahun ke depan. Lalu aku..."

"Iya, aku mengerti," Jongin memotong ucapan gadis itu. Mereka saling berpandangan selama sejenak, sampai akhirnya Jongin berkata lagi, "Aku juga merindukanmu."

Rasanya seperti ada sesuatu yang meletup-letup di dalam dada Krystal. Begitu menyenangkan sekaligus mendebarkan jantungnya begitu cepat. Sorot berbinarnya kembali terlihat jelas. Bibirnya melengkungkan senyuman lebar hingga Jongin takut bibir tipis gadisnya akan robek sewaktu-waktu.

Yang tidak Jongin sadari di sini adalah, ketika Krystal mendadak memajukan wajahnya dan mengecup bibirnya sekilas. Membuat Jongin terpana selama sejenak dan membelalakkan matanya ke arah Krystal.

"Hei, kenapa kau..."

"Aku senang mencium bibirmu," aku Krystal cepat, tanpa keraguan. "Bibirmu sangat seksi, dan aku menyukainya."

Oh, bukankah seharusnya pihak laki-laki yang menggoda pihak wanita? Kenapa Jongin justru mengalami hal yang sebaliknya?

Seharusnya, Krystal-lah yang merasakan pipinya bersemu hangat, bukan Jongin.

Seharusnya, Krystal-lah yang merasa jantungnya hampir copot dari tempatnya, bukan Jongin.

Seharusnya....

"Aku juga menyukai bibirmu," aku Jongin, pada detik Krystal masih mengagumi pahatan nyaris sempurna wajah tunangannya.

"Kau... apa?" Krystal mengerjap berkali-kali.

Her, Who I LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang