"Jadi ... tentang hubunganmu dengan Kim Jongin, bagaimana kau akan menyikapinya?" tanya Sehun sambil menatap lurus ke arah manik hitam kelam gadis itu.
Park Eunhee mengernyitkan keningnya. Sesuatu di dalam dirinya tidak menginginkan pembicaraan ini kembali muncul. Dia terdiam selama beberapa jenak, membiarkan pertanyaan Sehun menggantung di udara, sampai akhirnya laki-laki itu kembali bertanya, "Kau tahu bukan, bagaimana kerasnya pendiriannya ketua Kim terhadap sesuatu yang berhubungan dengan masa depan putra satu-satunya itu?"
Jujur saja, Eunhee ingin mengusir laki-laki ini dari flatnya agar dia bisa menenangkan diri dan pergi tidur secepatnya. Tetapi rasanya ia tidak bisa melakukannya. Eunhee malah merasakan keberadaan Oh Sehun membuatnya merasa sedikit lebih baik. Hanya saja, ia tak mau terlalu memperlihatkan perasaannya itu. Ia lantas menghela napas dalam, kemudian menyahut, "Ya, aku tahu itu." menggigit bibir bawahnya sejenak, ia melanjutkan, "Dan ... kurasa, hubunganku dengan Kim Jongin memang benar-benar sudah berakhir."
Eunhee tidak mengerti, bagaimana bisa dirinya menceritakan segala macam permasalahan yang mengganggu hubungannya dengan Jongin kepada Sehun begitu saja, meski sebenarnya fakta bahwa Oh Sehun merupakan seorang sahabat dari Jongin benar-benar tidak bisa ditampik semudah itu. Dia bahkan selalu merasa ragu untuk berbicara bila Wendy memintanya untuk bercerita. Ini aneh. Segalanya jadi terasa aneh.
Sehun memosisikan punggungnya untuk bersandar pada kursi sofa, sementara pandangannya menatap menerawang ke arah jarum jam dinding yang terpasang tepat di depannya. "Ketua Kim memang sosok yang cukup menyeramkan," komentarnya tanpa diminta. Eunhee mendengarkannya dalam diam, belum ada niat untuk menyanggah atau sekadar berbasa-basi lainnya. "Dia selalu mengutamakan masa depan perusahaannya yang cemerlang dibandingkan dengan kebahagiaan putra tunggalnya sendiri."
Tak butuh waktu lama bagi Eunhee untuk mengingat segala macam 'penderitaan' yang harus Jongin lewati di setiap laki-laki itu selesai memenuhi pertemuannya dengan sang ayah. Tak jarang, Jongin selalu menceritakan kembali hal apa saja yang sudah diutarakan ayahnya kepada dirinya. Dan Jongin tidak pernah menutupi masalah perjodohan yang kerap kali ayahnya perbincangkan pada saat pertemuan besar keluarganya bersama dengan beberapa kolega bisnisnya. Eunhee tahu, Jongin membenci pertemuan itu. Jongin benci ketika dia harus menerima segala macam pertunangan yang hendak dilangsungkan meski pada akhirnya, Jongin bersikeras untuk menolaknya dengan beragam macam cara. Namun kali ini Jongin tidak yakin, apakah dirinya masih bisa menolak gagasan perjodohan itu selepas ia mengenalkan Park Eunhee kepada keluarganya beberapa hari yang lalu.
Eunhee tidak tahu hal apa saja yang sudah Sehun bicarakan malam ini. Ia hanya mendengarkan suara laki-laki itu di awal kalimat. Selebihnya, ia tenggelam ke dalam alam lamunannya.
Sehun menatap gadis itu secara hati-hati. Tersirat kesedihan yang terpancar di kedua bola mata gadis itu. Melihatnya, membuat Sehun turut merasakan hal serupa. "Park Eunhee, Kau ... kau yakin akan baik-baik saja?"
Suara laki-laki itu membaur ke dalam lamunannya, dan Eunhee terkesiap. "Ya?"
"Apa kau sungguh-sungguh mencintai Kim Jongin?" pertanyaan itu terlontar tanpa terpikirkan lebih dulu. Penyesalan tiba-tiba langsung menyergapnya. Tidak seharusnya ia bertanya seperti itu jika pada akhirnya ia mendengar jawaban yang membuat dadanya diserang rasa nyeri yang tak terlalu kentara.
"Apakah ... mencintai seorang Kim Jongin merupakan dosa terbesarku?" Eunhee bertanya balik, tidak peduli pada suaranya yang terdengar parau.
Biar bagaimanapun juga, Eunhee memang mencintai Kim Jongin. Mata besarnya tidak menyiratkan kebohongan apa pun. Semuanya terbaca dengan jelas hanya dengan satu kali melihatnya. Ya, Sehun tahu itu.
Keheningan sempat menyapa mereka selama sesaat. Keheningan yang mereka rasakan tidak membawa kedamaian yang diinginkan. Semua ini menjadi amat canggung bagi keduanya. Baik Sehun maupun Eunhee tidak tahu harus berbuat apa untuk keluar dari suasana penuh kecanggungan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Her, Who I Love
Fanfiction- b l u e s h e a n o ' s S t o r y - # 13 in Fanfiksi (10/01/18) # 2 in saynotoporn (13/06/18) Nggak perlu follow akun saya dulu buat baca ini. Serius. Nggak ada chapter yang saya privasikan, karena fitur privasi cerita sudah dihilangkan pihak Wat...