Chapter 35

2.3K 301 16
                                    

Ternyata begini rasanya memakai kaus kebesaran serta celana training hitam milik Oh Sehun; nyaman dan hangat. Eunhee pun bisa menghirup wangi aroma parfum kekasihnya yang menguar dari kaus yang dipakainya itu.

Yah, meski Eunhee memang memutuskan untuk menginap di apartemen Sehun, dia lupa membawa pakaian tidurnya karena ia baru ingat, kalau tadi ia masih memakai pakaian kerjanya.

"Kau sangat menyukai pakaianku, ya, sampai-sampai kau terus menciuminya seperti itu?" Suara Sehun mengagetkan Eunhee yang sedang duduk bersila di tepian tempat tidur kamar tamu yang ditempatinya. Sehun melipat tangan di depan dada sambil menyandarkan sisi tubuh ke kusen pintu yang sengaja belum Eunhee kunci. Ia mengamati Eunhee yang sepertinya tengah menyumpah-serapahinya tanpa suara hingga akhirnya ia terkekeh kecil.

Senyum penuh dambaan di bibir gadis itu menghilang, berganti dengan wajah cemberut yang tampak menggemaskan bagi Sehun.

"Kau mengagetkanku," kata Eunhee ketus tanpa menatap Sehun.

Sehun mendengus, lalu berjalan memasuki kamar dan merebahkan dirinya di samping Eunhee. Sontak, Eunhee berkata, "Ya! Jangan bilang kalau kau ingin..."

"Aku baru tahu, tempat tidur ini terasa sangat nyaman. Bodoh sekali aku mengabaikannya sampai sekarang," Sehun berceloteh sendiri, seakan ucapan Eunhee yang ia potong tadi hanyalah angin lalu. "Sepertinya, aku akan tidur di sini."

Oh, tidak. Jangan mulai lagi! Batin Eunhee berbicara.

"Lupakan soal tidur bersama atau..." Eunhee mengatup bibirnya rapat kala tiba-tiba saja Sehun bangkit duduk dan menghadapkan wajahnya padanya. Bibir mereka nyaris bersentuhan, andai Sehun memajukannya sedikit lagi. "H-hei..." Eunhee gugup. Jantungnya berdebar kencang, dengan kedua pipi yang mulai terasa panas.

Sehun memamerkan senyuman miring yang anehnya malah membuat Eunhee terpana secara tidak sadar.

"Apa kau gugup menatapku dari jarak sedekat ini?" tanya Sehun, setengah jahil.

"H-huh?" Eunhee mengedip cepat. "A-apa maksudmu? Aku t-tidak..."

Sebelah tangan Sehun terangkat, mengusak gemas rambut gadisnya, disusul dengan sebuah kecupan ringan di pipinya. Eunhee terpaku cukup lama.

Selama Eunhee masih diam mematung, Sehun memanfaatkan kesempatan itu untuk kembali merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur sambil menggosok-gosokkan kedua tangan dan kaki ke seprai, layaknya anak kecil yang senang bermain di atas tumpukan salju.

"Ayo kita tidur bersama!" rajuk Sehun tanpa diduga. Nadanya amat menggemaskan sekaligus menggelikan. Eunhee hampir saja muntah mendengarnya.

"Oh... Ya Tuhan," gumam Eunhee seraya memejamkan mata.

---oOo---

Seharusnya Eunhee tetap bersikukuh dan terus mendorong Sehun agar dia segera keluar dari kamar yang ditempatinya. Seharusnya Eunhee mengabaikan rengekan lainnya yang secara ajaib keluar dari bibir Sehun kala laki-laki itu juga bersikeras ingin tidur bersamanya, tetapi entah mengapa, ketika Eunhee mendapati satu tarikan cepat Sehun hingga tubuhnya berada di atas tubuh Sehun, ia tidak dapat berkutik sama sekali. Pandangan mereka terkunci, saling mengagumi dalam hati masing-masing dan akhirnya, Eunhee mengalah.

Eunhee membiarkan Sehun tidur di sebelahnya, berbaring menyamping dan kembali menatapnya intens, seakan esok hari tidak pernah ada atau esok hari ia akan mati.

Tingkah Sehun tentu saja mengirim sinyal-sinyal genting ke otak Eunhee. Dia takut Sehun akan melakukan hal yang tidak-tidak. Meski kenyataannya, Eunhee merasa gugup oleh pandangan yang diberikan Sehun.

Her, Who I LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang