Begitu acara rapat rutinan selesai, Sehun mengeluarkan ponsel yang ada di dalam saku jas kerjanya. Laki-laki itu saat ini tidak sedang dalam keinginan untuk mendengarkan bermacam-macam lontaran pujian yang ditujukan untuknya dari sebagian peserta rapat yang masih ada di dalam aula, atau memerhatikan Seulgi yang berencana untuk mengajaknya makan siang bersama. Atensi Sehun seakan terpusat penuh pada layar ponselnya yang menampilkan deretan pesan obrolan antara dirinya dengan gadis itu.
Park Eunhee.
Sebenarnya, alasan Sehun hendak mengetikkan sebuah pesan untuk gadis itu adalah karena ia ingin mengajaknya pergi ke suatu tempat demi membicarakan kisah mereka yang belum sempat selesai kala itu. Saat di mana Sehun meninggalkan Eunhee tanpa memberinya kabar apa-apa, atau membicarakan tentang Eunhee yang kini mengubah penampilannya menjadi seorang perempuan yang feminin. Tapi kini, alasan tersebut seolah menguap dan berganti dengan kalimat yang dipenuhi perasaan khawatir pada gadis itu.
Benar, ia sangat mengkhawatirkan Eunhee karena satu hal.
Kim Jongin.
Sehun tahu, cepat atau lambat, Eunhee pasti akan mengetahui tentang perjodohan Kim Jongin dan juga gadis bernama Krystal Jung. Eunhee pasti akan merasa terpuruk setelah mengetahuinya. Dan, Eunhee pasti membutuhkan sandaran supaya ia tidak terjatuh dan merasakan sakit yang terlampau dalam.
Sayangnya, Eunhee sama sekali tidak membaca pesan obrolan yang ia kirimkan. Gadis itu bahkan tidak menerima panggilan telepon darinya. Membuat rasa khawatirnya semakin membesar.
"Oh Sehun?" Sehun tidak menyadari kalau sampai saat ini ia masih berada di ruangan aula rapat, sementara Kang Seulgi juga masih tetap berdiri di sampingnya dan menatapnya keheranan. "Hei, Oh Sehun, kau tidak akan pergi makan siang?"
Tersadar dari alam lamunannya, Sehun menoleh dan membalas tatapan Seulgi. "Oh? Y-ya, aku akan pergi makan siang nanti. Kau duluan saja," pinta Sehun gusar. Sebelah tangannya menepuk lembut bahu Seulgi, sebelum akhirnya ia beranjak meninggalkan aula dan juga Seulgi yang menatapnya bingung, sembari tangan kanannya kembali sibuk mengutak-atik ponselnya dengan cepat.
***
Dua puluh panggilan keluar. Sekitar tiga puluh pesan obrolan yang belum dibaca, dan juga belasan pesan singkat yang sudah cukup lama terkirim namun tak pernah mendapat balasan.
Sehun mengembuskan napas berat sembari duduk bersandar pada kursi putar di ruang kerja sementaranya. Matanya tak lepas memerhatikan layar ponsel yang sampai saat ini tidak menunjukkan notifikasi apa pun yang berhubungan dengan Park Eunhee. Ia kembali dirundung perasaan cemas karena kejadian ini terulang lagi. Eunhee mengabaikannya, sama seperti ketika Sehun berada di Pulau Jeju, menunggu sedikitnya satu balasan dari Eunhee supaya Sehun merasa tenang.
Perasaan cemasnya tetaplah bercokol kuat di dadanya, sedangkan sebelah tangannya mulai menempelkan ponsel ke telinga, menunggu seseorang di seberang sana menerima teleponnya. Sampai beberapa saat kemudian, seseorang di luar ruangannya mengetuk pintu dua kali, lalu membuka pintunya secara perlahan.
Dapat Sehun lihat sosok laki-laki tinggi menjulang berdiri di sana dengan ekspresi yang sukar dibaca. Itu Kim Jongin. Tanpa sadar, Sehun menahan napasnya sejenak seraya membatalkan panggilan telepon yang ia lakukan pada Eunhee. Meletakkan ponselnya ke atas meja kerja, Sehun bersuara, "Kim Jongin?"
Jongin menunjukkan senyuman tipis. Ia melangkah masuk lantas duduk di kursi yang ada di hadapan meja Sehun. Mereka berdua saling bersitatap, sebelum Jongin memutuskan kontak pandangan itu dan menunduk dalam seraya menggigit bibir bawahnya sekilas.
"Sedang mencoba menghubungi Eunhee?" tanya Jongin sambil mendongak menatap Sehun, membuat Sehun melebarkan pandangannya dan hendak bertanya dari mana Jongin mengetahui hal itu. Namun sepertinya Sehun tidak perlu menanyakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Her, Who I Love
Fanfiction- b l u e s h e a n o ' s S t o r y - # 13 in Fanfiksi (10/01/18) # 2 in saynotoporn (13/06/18) Nggak perlu follow akun saya dulu buat baca ini. Serius. Nggak ada chapter yang saya privasikan, karena fitur privasi cerita sudah dihilangkan pihak Wat...