Chapter 18

3.3K 398 9
                                    

Eunhee sudah bangun pagi-pagi sekali untuk membereskan flat, membersihkan diri, lalu pergi ke minimarket untuk membeli beberapa bahan makanan. Ia baru menyadari semalam, kalau isi kulkasnya sama sekali tidak bermanfaat. Hanya ada beberapa minuman kaleng soda yang hampir mendekati tanggal kedaluwarsa, sayur-sayuran yang mengerut, pun hampir membusuk, juga sebuah apel merah yang Eunhee pastikan, rasanya sudah tidak enak lagi.

Awalnya, Eunhee berniat untuk berbelanja di malam hari, setelah Jongin pulang dari flatnya. Tetapi, karena ia mendapat pesan bahwa Sehun juga akan datang berkunjung, membuat Eunhee mengurungkan niat dan memilih untuk menunggu kedatangan laki-laki itu seperti orang bodoh.

Menyebalkan.

Eunhee memasuki minimarket yang letaknya memang tidak begitu jauh dari lokasi flatnya berada. Ia mendapat sebuah sapaan selamat pagi dari kasir wanita dan juga seorang laki-laki yang sibuk menambahkan barang-barang belian pada setiap tempat yang hampir habis. Eunhee hanya tersenyum kecil, lalu mulai menarik troli belanjaan dan berjalan mencari kebutuhan yang hendak ia beli.

Beberapa menit kemudian, Eunhee sudah mendapatkan sebagian dari kebutuhannya, dan ia masih mencari yang lain, sampai kemudian, ponsel yang disimpan di saku mantelnya berdering nyaring, tanda ada panggilan masuk.

Eunhee merogoh saku mantel untuk mengambil ponselnya, mendapati nama Oh Sehun tertera di layarnya, membuat ia mendesah panjang.

"Halo?"

"Selamat pagi!" sapa Sehun di seberang sana.

Eunhee mendengus. "Mm."

"Ada di mana kau?"

"Kenapa?"

"Ada di mana?"

Eunhee mengerutkan kening. "Memangnya kenapa?"

Eunhee mendengar Sehun mengembuskan napas dalam sekali sentakan. "Aku ada di depan pintu flatmu. Kau tidak mau membukanya?"

Sontak, Eunhee melontarkan tawa kecil, dan kembali berjalan mengitari deretan stan buah-buahan. Sebelah tangannya yang mendorong troli kini beralih mengambil jeruk berukuran cukup besar dan mengamatinya dengan mata memicing. "Sedang apa kau di sana?" tanya Eunhee pada Sehun.

"Menurutmu?" Sehun balas bertanya. "Cepat buka pintunya. Di luar dingin sekali," pinta Sehun tidak sabaran.

"Huh?" Eunhee tertawa lagi. "Bagaimana kalau aku tidak mau?"

Sehun menggerutu pelan. "Cepat buka atau aku akan..."

"Kau mau mendobrak pintuku, maksudmu?"

"Ya."

Eunhee mendengus geli. "Coba saja, maka seluruh penghuni rumah yang ada di sekitar flatku akan berbondong-bondong keluar dari rumahnya, lalu menemukanmu sedang berusaha menerobos flatku dan menuduhmu sebagai seorang perampok. Kau mau?"

"Kenapa kau malah menakutiku seperti itu?"

"Siapa yang menakuti siapa, huh?" Eunhee sudah selesai dengan acara belanjanya. Ia lekas mendorong troli ke arah kasir untuk membayar semua belanjaan yang ia beli. "Kau yang menakutiku, tentu saja."

"Baiklah, aku tidak akan melakukannya." Sehun menggerutu lagi. "Jadi, cepat buka..."

"Aku sedang tidak ada di flat," potong Eunhee sembari melihat harga belanjaan yang muncul di layar monitor di hadapannya.

"Apa? Lalu, di mana kau?"

"Menurutmu?"

"Park Eunhee..."

"Katakan dulu, ada urusan apa kau datang ke tempatku, maka aku akan memberitahumu di mana aku berada saat ini," titah Eunhee dengan nada otoriter, membuat Sehun di seberang sana mengembuskan napas panjang.

Her, Who I LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang