Duapuluhtiga

2.5K 283 46
                                    

Repost~

++++++
Irene terbangun dari ketidaksadarannya. "Ya Tuhan aku dimana?" Batin Irene. Ia mengerenyit menatap seluruh ruangan yang sangat ia tidak kenali.

Saat ia hendak bangun ia menyadari bahwa dirinya di ikat dan di lakban. Apa yang bisa dilakukannya?

"Putri tidur sudah bangun rupanya." Suara bariton seorang pria membuat Irene menoleh ke samping menatap Kai yang baru saja menutup pintu tersebut tanpa mengalihkan pandangannya dari tubuh Irene yang tidak bisa berbuat apa apa.

"Kau tau kau berbuat kesalah?" Tanya kai melangkah mendekati Irene. Irene hanya menggeleng menjawab pertanya kai.

"Kau tidak mau mengakuinya?" Tanya kai kemabali "CIH!"

Irene menatap kai yang sedang menatapnya tajam seperti singa kelaparan yang kapan saja bisa menekeram mangsanya.

"Sudah ku katakan untuk tidak meninggalkan rumah itu!" Bentak kai membuat Irene memejamkan matanya menahan rasa takut yang sudah menjalar dalam tubuhnya.

"Apa kau bodoh tidak bisa memperdaya lelaki itu!" Bentak Kai sambil membuka perekat yang merekat di bibir Irene membuatnya merintih  kesakitan.

"Apa kau tidak puas membuatku hamil?" Irene terisak tanpa menatap Kai yang semakin mengetatkan rahangnya.

"Ayah mu yang sangat kau cintai sudah menjual mu kepadaku, jadi aku berhak atas semua dirimu!" Ujar Kai dengan nada penekanan di setiap katanya. 

"Tapi aku tidak bisa." Lihir Irene menatap kai.

"Aku tidak iba sedikit pun padamu." Kai melangkah mendekati jendela. Tangannya ia masuki ke dalam kantong celananya. "Lakukan semua yang kau bisa samapai mereka berdua berpisah!" Bentak kai.

Irene terisak pergelangan tangan dan kakinya sangat perih karna ikatan yang terlalu kuat.

"Jika kau tidak bisa membuat mereka berpisah maka nyawa keluargamu taruhannya. Dan aku akan menghabiskan bajingan Oh Sehun dengan tanganku sendiri." Kai tertawa dan meninggalkan Irene yang semakin menangis sejadi-jadinya.

------
"Obatnya sudah dimakan?" Tanya Sehun yang baru saja masuk. Krystal hanya mengangguk.

"Di bawah ada Jaehyun." Sehun membuka lemarinya mengambil beberapa pakaian.

"Sehun." Panggil krystal.

"Ya?" Sahut Sehun dan melangkah mendekati krystal.

Krystal menggigit bibir bawahnya ragu untuk menanyakan sesuatu hal pada Sehun.

"P-pak-pakaia ku." Ucap krystal gugup membuat Sehun tersenyum mesum.

Gila!

Krystal mengalihkan padangannya dari Sehun pura-pura tidak terjadi apapun bagaimana pun ini sangat memalukan.

"Aku yang mengganti semuanya."ujar Sehun sangat santai. Krystal membulatkan matanya.

"Sampai pakaian dalam?" Tanya krystal tanpa mau menatap Sehun yang sangat nakal membuat krystal ingin sekali mencium bibir nakal itu.

"Ya." Ucap Sehun dan bersiul membuat krystal tambah memanas.

Sehun terkekeh melihat krystal yang salah tingkah. "Apa kau malu? bahkan aku tau semua bagian sensitif mu di mana saja." Sehun tertawa renyah.

Bugh

Lemparan krystal pas mengenai wajah Sehun yang sedang tertawa kemenangan. Menjengkelkan.

Sehun mengambil bantal tersebut dan menaruhnya di kasur. Ia mendekati krystal membuat jantung wanita itu semakin berdetak tak karuan.

Cup.

"Bibir ini sangat candu bagiku." Ucap sehun dan meninggalkan krystal yang masih mematung dan meraba-raba bibirnya.

Apa yang dikatakan Sehun.

Candu?

Mati saja kau krystal Jung.

Krystal menjerit-jerit di hatinya entah kenapa walau pikirannya menyuruhnya menjauhinya Sehun tapi hatinya tidak bisa di bohongi.

------
"Jadi kalian saling mengenal?" Tanya krystal kepada Jaehyun dan Daehun.

Rasa bosen membuat Krystal keluar kamar setelah Sehun membuatnya malu setengah mati. Tujuannya mendatangi ruang keluarga untuk membaca majalah yang mungkin saja sudah di antar kurir. Tapi krystal mendapati Jaehyun dan Daehun yang sedang bercakap sesuatu yang sepertinya sangat mengasikkan membuat krystal ikut bergabung untuk menghilangkan kejenuhannya.

"Iya, Daehun teman ku saat aku sekolah di California, jangan heran." Ucap Jaehyun dan disetujui Daehun.

"Kau jangan pernah memberi tahu Sehun. Kita mempunyai misi yang akan membuatnya kapok kali ini." Ujar Jaehyun membuat krystal mengangkat bahunya acuh.

"Aku tidak menjamin."

"Ayolah Noona, kita akan kabulkan apa saja permintaan mu." Rengek Jaehyun.

"Baiklah, kemari." Ujar krystal. Jaehyun dan Daehun mendekat ke arah krystal dan krystal membisikkan sesuatu yang membuat mereka tertawa kecil. 

"Itu mudah."

"Sangat mudah, bahkan kau meminta yang lain pun akan kami kabulkan." 

"Asal jangan meminta anak, aku tidak mau nyawaku melayang di tangan Sehun."

"Tidak di tangan Sehun, tapi di tanganku!" Tegas Jaehyun dengan seringai yang sangat jahat.

Mereka tertawa sangat bahagia membuat Sehun yang baru saja menuruni anak tangga menatap tidak suka ke arah ruang keluarga. Kali-kali ia mencibir. Memaki Jaehyun dan Daehun.

Benar-bener rumit berurusan dengan krystal Jung yang di kelilingi banyak pria membuatnya kadang kalang kabut sampai berbuat kasar pada Krystal.

Sehun menegak air mineral sampai habis, sungguh kerongkongannya seperti terbakar.

"Sudah ku katakan untuk kau beristirahat di kamar." Ujar Sehun sangat dingin membuat siapapun akan merinding ketakakuta.

Mereka yang tengah tertawa seketika berhenti sampai hening menatap Sehun yang hanya menatap krystal. Krystal menelan salivatnya dengan susah payah.

"Aku bosan Sehun." Ujar krystal.

"Tapi kau masih sakit."

"Ya aku masih sakit, tapi hati ku yang sakit bukan yang lain." Ujar krystal membuat Sehun tak bisa berkutik. Jaehyun dan Daehun terdiam menatap keduanya saling bergantian.

"Terserah." Ujar Sehun dan meninggalkan ruang keluarga. Krystal terpaku. Hanya itu? Hanya Sepeti itu? Oh ini juga terasa sakit.

Sehun menaiki tangga dan memasuki kamarnya yang masih berantakan. Irene. Satu nama terlintas dalam benaknya.

Bagaimana bisa aku melupakan Irene. Batin Sehun.

Sehun melupakan janjinya yang akan menemani Irene di apartemen untuk malam tadi. Dengan cepat Sehun mengganti bajunya dan menyambar kunci mobilnya.

Ia berlari memasuki mobilnya dan menjalakan mobilnya dengan kecepatan penuh.

Krystal tak melepaskan pandangannya dari pintu yang baru saja Sehun lewati. Air matanya tiba-tiba jatuh membasahi pipinya. Segera ia berjalan memasuki kamar miliknya.

Jaehyun menatap punggung Krystal yang agak menggetar, ia tahu pasti Noona nya sedang menangisi bajingan Oh Sehun.

Jaehyun mendekati Daehun dan membisikkan sesuatu. Lalu mereka berdua meninggalkan halaman rumah Sehun dengan menggunakan mobil sport Jaehyun.

TBC.
Tuh si Sehun mau apa lagi sih 😒

Makasih votmennya 💞💞

Endless love [Repost]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang