-1 : First love

1.5K 177 0
                                    

9 tahun lemudian.

Tiin! Tiin!

Yoongi sedang membaca sambil memdengarkan lagu di headphone nya ketika suara klakson yang memekakan telinga itu terus saja berbunyi.

"Sumpah ya, ini jam delapan malem ngapa-" kata-kata Yoongi tercekat, ketika membuka tirai jendela kamarnya dengan kasar, dan pandangannya terarah pada truk besar yang membawa banyak barang terparkir di depan rumah kosong itu dan juga rumah kosong yang selalu gelap itu kini terang dengan pencahayaan.

"Maldo andwae (Tidak mungkin)" gumamnya, matanya kini di arahkan pada beberapa pekerja yang memindahkan barang dari truk ke dalam rumah kosong itu, ia berusaha menemukan sesuatu.

Sesuatu yang ia tunggu selama ini.

"Yoongi, turun!" setelah mendengar panggilan ibunya, tanpa basa-basi Yoongi melompat dari kasurnya dan berlari ke ruang tamu yang berada di lantai satu, ia mendapati ibunya telah menunggu.

"Cepet samperin mereka, kasih salam terus bantuin mindahin barang eomma mau nyiapin makanan ringan dulu buat mereka." Katanya.

"Keundae, mereka siapa?" sebelum Yoongi menjawab, sosok itu muncul di balik truk besar itu.

Sosok yang membuatnya merasa kehilangan dan kini kembali di depan matanya.

Gadis dengan tubuh kurus, dan rambut cokelat ikal yang kini tumbuh sebahu itu dengan susah payah menggotong kardus besar dengan dirinya sendiri.

Y/n gumam Yoongi, ada kesejukan yang tidak bisa di lontarkan oleh kata-kata ketika Yoongi melihat sosok itu dan menyebutkan nama yang tidak pernah ia sebut lagi selama sepuluh tahun terakhir ini.

"Geurae, Y/n sama keluarganya balik lagi kesini, udah cepet kamu kesana ya!"

"Ne, eomma!" Kata Yoongi semangat.

Hal pertama yang menangkap perhatian Yoongi adalah gadis itu, matanya terus mengikuti kemana gadis itu melangkah dengan kardus besar yang ia bawa.

Gadis itu memasuki rumahnya, Yoongi berlari menyusulnya, memasuki rumah tersebut, dan mendapati gadis itu berdiri memunggunginya, dari belakang.

Ia melihat figur gadis itu, gadis kumal dan bantet itu kini sudah tumbuh menjadi gadis yang benar-benar cantik bahkan jika hanya dilihat dari belakang, rambut cokelap gelap yang dulu sepinggang dan selalu di kucir dua itu kini sudah berubah menjadi rambut cokelat gelap yang tergerai sebahu.

Yoongi hendak memanggilnya, namun niatnya tertunda ketika gadis itu berteriak pada seseorang di depannya.

"POKOKNYA AKU GAMAU LIAT ITU ADA DISINI LAGI, BUANG YANG JAUH!"

Sejenak Yoongi membeku, teriakannya dan tangannya yang terkepal kuat, jelas menunjukan bahwa gadis itu benar-benar marah.

Dan Yoongi dengan perlahan mundur dari posisinya, kemudian keluar dari rumah itu dan kembali ke rumahnya.

Mungkin ini bukan waktunyang tepat.

Mungkin nanti.

***
Jam menunjukan pukul 11 malam.

Tapi Yoongi masih belum bisa tidur, ia terus berguling-guling di kasurnya, kesana kemari.

Ia menyerah dan bangkit dari tempat tidur, matanya memandang sebuah bingkai photo yang di dalamnya terdapat potret dua anak laki-laki seumuran dan satu anak perempuan yang satu tahun lebih muda.

Ia memikirkan bertemu lagi dengan gadis itu, kemudian membayangkan bahwa ia pasti sudah menjadi pianis handal bersama kakaknya.

Ia membayangkan bagaimana rasanya kembali bermain piano bersama dengan mereka berdua, atau lebih tepatnya dengan gadis itu?

Kemudian pandangannya terarah kepada rumah di sebelahnya, kamar Yoongi dan kamar gadis itu saling berseberangan, dan Yoongi melihat bahwa lampu kamar seberang masih menyala.

Ah, dia belum tidur? Pikir Yoongi, lalu ia melihat gadis itu keluar dari rumah, dan menuju halaman belakang.

Pikiran Yoongi adalah untuk tetap disitu dan tidur, tapi tubuhnya tidak mau bekerja sama dengan otaknya, Yoongi turun dari kasurnya, keluar dari rumah dan mengikuti kemana gadis itu pergi.

Dan setelah ia menemukannya,

Ia tidak lercaya dengan apa yang ia saksikan.

Tuhan, memang maha membolak-balikan perasaan, dulu ia membencinya, kemudian menyukainya, lalu apa yang ia lihat malam itu membuat Yoongi membenci gadis itu, bahkan melebihi kebenciannya dulu.

Ia tidak percaya, ia tidak ingin percaya, tapi yang ia lihat adalah kenyataan.

Yoongi ingin menghentikan apa yang gadis itu perbuat, tapi kakinya serasa berat untuk sekedar melangkah.

Yoongi, tidak pernah merasa semarah dan sekecewa ini.

Sekarang, semuanya sudah berakhir.

***

"Yoongiii, cepet turun, bentar lagi jam tujuh, telat lo telat!"

"Astaga punya eomma cerewet bener, Ne eomma!"

Yoongi mengambil tas nya dan segera turun kebawah, namun saat di bawah, ia terkejut dengan pemandangan yang ia lihat.

"Annyeong Yoongi-ya!" Gadis itu, duduk di meja makan Yoongi dengan seragam yang sama dengannya, sambil melahap roti yang ibunya buat.

"Kenapa lama banget sih? Kasian Y/n nungguin! Dia dateng bawain oleh-oleh, yaudah eomma suruh kalian bareng aja ke sekolah."

Yoongi masih membeku, ia tidak bisa memungkiri bahwa ia merindukan gadis itu, tapi apa yang ia saksikan malam itu, mengurungkan niatnya untuk bersikap baim sedikit saja pada gadis itu.

"Shireo" Gumam Yoongi, kakinya melangkah keluar.

"Yoongi!" Bentak ibunya, dan terpaksa ia harus menghentikan langkahnya.

"Kalian. Berangkat. Bareng." dan kalau ibunya sudah berbicara, Yoongi tidak bisa menolaknya.

Setelah gadis itu memberi salam kepada ibu Yoongi, ia kemudian mengikuti Yoongi ke arah mobilnya dengan riang.

"Gomawo Yoongi!" Katanya riang, memasuki mobilmu, selama perjalanan ia terus bercerita, tanpa henti-hentinya, persis seperti dulu,

"Kamu pasti kaget ya waktu aku tiba-tiba ngilang?"

"Ga."

"Ih bohong, kamu gak kangen apa? Menurut kamu aku cantik gak?"

Dan setelah setengah perjalanan, Yoongi menghentikan mobilnya.

"Turun."

"M-mwo?"

"Turun, sekarang"

"Keundae, wae?"

"Gausah sok akrab, aku nganterin kamu cuma karena eomma yang minta, dan sekarang udah setengah perjalanan mending kamu naek angkot atau apa kek, yang jelas aku gak mau anak sekolah tau kalau kita saling kenal." Kata Yoongi dingin, tapi bukannya terluka, gadis itu hanya cemberut dan mengiyakan dengan pasrah.

"Ck, iya iya astaga. Ternyata dari dulu masih aja galak ya" gumamnya.

Dan Yoongi pun meninggalkannya begitu saja.

"Kenapa gue kayak gini sih? Ah molla!" Yoongi memukul setirnya dengan frustasi.

***

A/N : Thank you for reading, comment, and vote:) -Jeonnabi

First love. -sgTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang