-3.1 : Let me know

1K 154 0
                                    

Yoongi memasangkan jam tangan ke lengannya, lalu menaruh tas di pundaknya sebelum akhirnya turun ke bawah untuk sarapan.

Langkahnya hampir terhenti ketika ia mendapatimu sedang duduk rapi, menopang wajah dengan kedua tanganmu, sambil menggoyang-goyangkan kaki ke depan ke belakang, seperti anak kecil.

Saat matamu menangkap kehadirannya kamu tersenyum ceria, tangannya melambai ke arahmu.

"Annyeong yoongi-ya!" Katamu ramah, seperti kemarin tidak terjadi apa-apa.

"Dia nungguin kamu dari tadi loh, cepet turun, makan, terus berangkat, udah siang." Kata Eomma Yoongi yang menyiapkan piring-piring untuk makan.

"Ne, eomma." Kata Yoongi dengan canggung.

Ni anak kemaren aja mewek-mewek gak jelas. Pikir Yoongi, melihat betapa semangatnya dirimu hari ini.

Setelah makan kalian berdua pergi ke sekolah seperti biasa menggunakan mobil Yoongi, selama perjalanan Yoongi melirik ke arahmu sesekali, meski terlihat baik-baik saja, pasti ada yang salah denganmu.

Maksudnya, bukannya seharusnya kamu marah? Melihat photo mu, kakakmu yang sudah meninggal dan juga Yoongi terbuang di tempat sampah?

"Yoong," Katamu tiba-tiba memecah keheningan.

"Kalau mau turunin aku, deket halte yah? Biar aku gak perlu jalan jauh dan manjat-manjat gerbang belakang sekolah." Ujarmu.

"Gausah nawar." Singkat Yoongi.
Aiiih, Yoongi mengutuk dirinya sendiri, bukankah ia berjanji untuk bersikap sedikit baik? Tapi entah kenapa setiap berhadapan denganmu kata-kata tajam itu tidak tertahankan untuk keluar.

"Yoong, udah nyampe halte. Disini aja, ya! Kok ngelewatin halte sih, yoongi berhenti!" Protesmu saat kalian sudah sampai halte yang kemarin kamu lewati tapi Yoongi tidak menghentikan mobilnya sama sekali.

"Berisik, ntar turunin depan gerbang sekolah." Singkatnya.

"Oh? Ok." Katamu, sedikit bersyukur karena tidak perlu naik bis hari ini. "Gomawo."

***
"Tumben telat," ujarmu ketika melihat Aya yang baru saja duduk di kursi sebelahmu, bertepatan dengan bel masuk.

"Gara-gara Yoongi oppa!" Gerutunya membuat seluruh inderamu menajam begitu mendengar kata Yoongi.

Apa hubungannya Aya dan Yoongi?

"Y-yoongi oppa?" tanyamu,

"Ne, anak kelas tiga yang kemaren kakinya keseleo.  Jadikan Yoongi oppa suka jemput Vania kak Vania, tapi tadi pagi dia bilang gak bisa jemput. Jadinya kita kudu jalan dulu ke halte."

Oh berita baru.

"Emang mereka pacaran?" Kamu, sesungguhnya  gugup mendengarkan jawaban dari Aya, Yoongi, sejak kapan dia perduli?

"Gatau gak jelas, yang jelas mereka udah bareng-bareng sejak smp. Oiya, Kak Vania bilang kalau emang cuma dia satu-satunya cewek yang deket sama Yoongi oppa. Ke cewek lain boro-boro di ajak ngomong, dilirik aja kaga. Padahal banyak banget yang suka."

Dan pembicaraan kalian terpotong ketika guru yang mengajar memasuki kelas, Aya mengeluarkan buku-bukunya dari tas, sedangkan kamu masih tenggelam dalam pikiranmu.

Aku siapa sih? Cuma temen dia waktu kecil yang ngilang tiba-tiba. Ngarep banget Yoongi bakal setia nungguin aku, dan bakal seneng ketika aku balik. Kenyataannya gak kayak cerita-cerita di luar sana. Yoongi udah punya kehidupannya sendiri. Aku tuh siapa sampe ngerasa terkhianati? Kak Vania? Ya ampun, aku gak ada apa-apanya di banding dia. Ya, kan?

Aku gak seistimewa itu.

***

Kamu membasuh muka mu dengan air, dan menatap pantulanmu di cermin.

First love. -sgTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang