13.3 : Fire

808 136 26
                                    

"AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA"

Kamu menutup telingamu refleks, mencegah kerusakan fatal akibat teriakan seseorang.

Matamu menangkap sosok Nara, pelaku peneriakan, menghambur ke bagian kelas paling belakang dan menjatuhkan tubuhnya lemas di lantai seperti habis lari sepuluh keliling lapangan.

Kemudian Somin dan Jinsil menghampirinya dengan ekspresi jenuh,

"Nara, gak usah mulai deh," Jinsil melipat tangannya di depan dada berdiri di depan Nara yang masih tergulai di lantai.

"Tolong," mohonnya, "Tolong bilang kalau ini bukan mimpi,"

Kamu yang penasaran bangkit dari kursi mu dan menghampiri mereka bertiga,

"Wae geurae?" tanyamu,

"Barusan pas di kantin Yoongi oppa gak sengaja nyenggol Nara, dan dia minta maaf ke Nara," jelas Somin,

Gitu doang sampe segitunya?



Astaga.



Nara bangkit dari posisinya, "Sumpah, ini kemajuan, hampir tiga tahun kita satu sekolah baru hari ini aku diajak ngobrol sama Yoongi oppa," katanya semangat, menatap langit kelas, entah imajinasinya melayang kemana.

"Jebal," kata Jinsil jengkel, "Dia cuma nyenggol barang seinci, dan dia gak ngajak ngobrol, cuma minta maaf!"

"Itu juga gak jelas, cuma kayak gumaman,"tambah Somin,

"Tapi, tapi gimana kalau dia sengaja? Gimana kalau dia sengaja nyenggol biar bisa ngobrol sama aku? Tapi pas dia berhasil nyenggol dan natap aku dia keliatan gugup, jadi dia gak jadi ngajak ngobrol dan cuma minta maaf doang?" Nara ngotot dengan delusinya, "Dan lagi, dia kan anti banget sama cewek kecuali hmm kak Vania, suatu keajaiban banget dia mau natap aku dan BAHKAN MINTA MAAF"


Terserah Nara dengan delusinya,



Sekarang kamu percaya perkataan Somin bahwa Nara kelewat terobsesi dengan Yoongi, dan kamu tentu akan berhati-hati dengan itu.

Sekarang setidaknya kamu tahu sedikit alasan kenapa Yoongi tidak ingin kamu berlaga mengenalnya di sekolah, yaitu karena ia tidak ingin kamu di manfaatkan oleh orang lain. Di kasus ini, Nara contohnya

Hal yang kamu pastikan sekarang adalah, mereka bertiga ada di daftar teratas orang-orang yang tidak boleh mengetahui kamu mengenal Yoongi.

"Sesuka kamu deh, Nara." Somin mengangkat bahunya menyerah, jika pemikiran itu membuat Nara senang, maka biarkanlah Nara berfikir seperti itu dan menentang hanya akan membuatnya sakit hati

"Tunggu!" sahut Nara, saat kamu, Somin, dan Jinsil hendak berbalik meninggalkan Nara, "Aku perlu perbandingan!"

"Mwo?"

"Aku butuh perbandingan. Somin, ayo coba bikin dia nyenggol kamu, dan liat reaksinya kayak gimana, apa dia bakal minta maaf kayak dia ke aku, kalau reaksinya malah cuel atau marah artinya aku istimewa!" dia menarik tangan Somin, tapi Somin melepaskan cengkeraman tangan Nara

"Ya! Shireo!" tolaknya, "keliatan banget sengajanya, kan tadi dia juga liat aku dan Jinsil gak kamu aja. Lagian kita harus capek-capek turun ke bawah, ke kantin, cuma buat orang nyenggol kita."

"Lagian ntar lagi juga masuk yakon dia masih di kantin? Habis ini ulangan Fisika dan kita belum belajar." tambah Jinsil,

"Sebentar aja ayolah, aku cuma mau buktiin kalau aku gak delusional!" protesnya, lalu dia menatap ke arahmu, "kalau gitu kamu aja!" dia menarik tangannu dan membawamu keluar kelas, atau lebih tepatnya ke kantin.

First love. -sgTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang