-2.1 : So far away

1.2K 153 2
                                    

Dimulai dari sini, gaya Bahasa di ubah menjadi Bahasa Imagine ya.

***

Kamu turun dari mobil Yoongi dengan pasrah, lelaki itu bahkan tidak melirikmu sedikitpun setelahnya. Kamu menatap mobilnya mulai melaju dan hilang di telan tikungan.

Sejenak kamu mengutuk diri sendiri karena dengan patuhnya mengikuti kemauan Yoongi, bukankah lebih bagus jika kamu menggertak dan menolak?

Ah, tapi kamu cukup tahu diri.

Yoongi pasti masih marah, karena dulu kamu meninggalkannya tanpa pamit, dan bingung karena kamu tiba-tiba muncul di depannya seperti tidak pernah terjadi apa-apa.

Kamu harap kamu bisa menjelaskannya, tapi sekarang yang mungkin ia butuhkan adalah waktu.

***
"Aaaa perih huhuhu" Rengekmu ketika seorang kakak kelas yang bertugas sebagai petugas UKS pada jam istirahat itu menekan-nekankan kapas beroleskan alkohol di luka panjang sikutmu.

"Cengeng amat si, tahan dikit." Kata Aya, teman barumu, yang juga adik dari si petugas UKS saat itu.

Mereka berdua adalah kakak beradik keturunan indonesia yang kini bersekolah di korea.

"Aya kamu gak boleh kayak gitu, ini emang sakit lo. Lagian, kenapa kok bisa sih sampe dapet luka goresan panjang gini? Ini kalau dalem sedikit lagi aja bisa di jait." Ujar perempuan itu yang membuatmu bersyukur dan bergidik ngeri dalam waktu bersamaan.

Jadi karena Yoongi menurunkanmu di tengah jalan, kamu harus jalan menuju halte dan menunggu bus menuju sekolah, setelah sampai sana gerbang sudah di tutup dan kau terpaksa memanjat pagar belakang sekolah yang sangat tajam.

"Udah selesai, besok kesini lagi aja buat ganti perbannya, nanti aku kasih tau buat yang giliran jaga besok buat ngerawat kamu."Ujarnya,

"Makasih Kak Vania baik banget gak kayak adiknya wek" cibirmu melirik Aya  dan dibalas dengan cibiran balik dari nya. 

"Aku balik ke kelas dulu, sebentar lagi bel masuk, Aya, belajar yang rajin!"

"Neeeeeee eonnie"

Tapi sebelum kalian kembali ke kelas masing-masing, tiga orang lelaki datang, satu orang lelaki di papah oleh dua lelaki yang memakai pakaian olahraga. Mungkin lebih tepatnya, seragam basket.

"Ck, udah gue bilang gue gapapa juga." Gerutu lelaki yang sedang dipapah.

"Gapapa gimana lu jalan macem orang cacat juga, udah obatin aja dulu dari pada nanti gue bawa tukang urut diolesin minyak jelantah." Omel temannya.

Sontak kamu membeku melihat lelaki yang dipapah itu, kamu turun dari bangkarmu, Vania mendekati mereka bertiga sambil melipat kedua tangan di depan dadanya.

"Yoongi, kamu main basket lagi? Kan udah aku bilang jangan dulu banyak gerak apalagi olahraga berat! Baru lusa kemarin kaki kamu sembuh sekarang udah keseleo lagi?" Omel Vania yang hanya di respon dengan putaran kedua bola mata dari Yoongi.

"Sumpah mending kaki gue potong dari pada kudu kesini sambil dengerin ceramahan si Vania." Kata Yoongi ke teman-temannya.

"Hati-hati lo kalau ngomong" teman Yoongi membantu Yoongi untuk berjalan menuju bangkar di mana kamu masih berdiri kaku disitu.

Mata Yoongi beralih menatapmu, akhirnya menyadari kehadiranmu, kamu balas menatapnya dengan pandangan khawatir,

"Gwaenchana?"Tanyamu  tiba-tiba, membuat perhatian mereka yang ada di ruangan itu tertuju pada kalian berdua.

"Eoh? Kalian saling kenal?" Tanya Vania, kamu hendak membuka mulut untuk menjawab tapi Yoongi mendahuluimu.

"Ani." Katanya singkat, jelas, dan sangat tegas.

Setelah itu ia membuang tatapannya yang semula menatapmu. Jika kata-kata bisa membunuh, kamu sudah sekarat saat ini.

Sejenak kamu mengingat kata-kata Yoongi tadi pagi, bahwa ia tidak ingin siapapun tahu kalau kalian saling kenal.

Matamu kini menatap lekat-lekat lantai putih berpola garis kotak-kotak hitam, menyembunyikan raut kekecewaan, dan kesedihan yang sesungguhnya tidak perlu kau rasakan.

Ya, Yoongi semarah itu padamu.

"J-jeosonghamnida, aku cuma penasaran aja, kayaknya kakinya parah sampe harus di gotong sama temen-temennya." Katamu masih menunduk.

"Gausah ngekhawatirin  orang macem dia, kalian balik ke kelas aja." Kata Vania.

"Kajja, Y/n" ajak Aya, dan kalian pun meninggalkan ruangan itu tepat saat bel masuk berbunyi.

***

A/N : Thank you for reading,  comment,  and vote:) -Jeonnabi

First love. -sgTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang