-9.1 : War of Hormones

1K 153 17
                                    

“Annyeonghaseo, eommonim” Kamu memberi salam ketika memasuki rumah Yoongi, Ibu Yoongi menyambutmu dengan hangat seperti biasa.

“Masuk, Y/N-ah, Dimana eommamu?”

”Ah, sebentar lagi nyusul kok.” Ujarmu, Ibu Yoongi mengangguk mengerti, “Ada yang bisa aku bantu gak? Aku juga bisa masak kok.” Tawarmu.

“Gak usah, biar eomma dan eommamu aja yang masak makan malam. Kamu boleh nunggu di atas aja, anggap aja rumah sendiri seperti biasa. Yoongi masih main basket di lapang komplek.”

Ibu Yoongi menuntunmu untuk ke lantai atas, padahal kamu lebih baik membantu mereka memasak atau menunggu di ruang TV, mengingat kamu sedang canggung dengan Yoongi saat ini, Mana mungkin kamu menunggu di kamarnya kan?

Tapi karena ibu Yoongi bilang bahwa Yoongi sedang main basket di lapang komplek, kamu memutuskan untuk memasuki kamarnya.

Kamu membuka pintu yang tidak sepenuhnya tertutup itu, disambut oleh warna krim tembok kamar berukuran 3x4 meter yang membuat kesan misterius pada ruangan. Jendelanya tepat menghadap ke jendela kamarmu, membuatmu mengingat betapa seringnya kamu memperhatikan Yoongi dari Jendela kamarmu.

Salah satu keuntungan.

Tidak seperti sebelumnya, kali ini kamar Yoongi sangat tertata rapih. Kamu duduk di Kasur, matamu langsung menangkap figura yang berada di atas meja kecil samping Kasur, mau tidak mau senyummu terangkat saat melihat potret tiga anak kecil yang ada di dalam foto itu.

Ini adalah figura yang sama yang kamu temukan di tong sampah Yoongi dulu, fotomu, Yoongi dan kakakmu yang berpose polos di depan kamera.

Sepertinya Yoongi berubah fikiran untuk membuangnya, atau memang ia tidak pernah berniat membuangnya?

Disamping figura itu terdapat sebuah buku hitam  diatasnya, semacam buku harian.

Kamu mengambilnya dan membukanya dengan ragu-ragu,

“Eoh? Sejak ka— sial”

Kamu menutup buku itu secepatnya ketika mendengar gedukan bola basket dari halaman, tanpa perlu di tebak itu pasti Yoongi, sebelum tertangkap basah telah menginvasi kamarnya, kamu melangkahkan kakimu keluar dari sana secepatnya.

***

“Gimana sekolah kalian?” Tanya Ayahmu.

“Biasa aja.” Jawabmu singkat,

“Baik.” Jawab Yoongi tidak kalah singkatnya, namun lebih sopan.

Baik orang tuamu, Orang tua Yoongi, mereka bergantian melirik kearah kalian kebingungan.

Ya, keluargamu makan malam di rumah keluarga Min. Kebetulan, Ayahmu, Ayah Yoongi yang selalu sibuk kini bisa pulang ke rumah di waktu yang bersamaan, sehingga kalian bisa berkumpul bersama kali ini.

Layaknya Kamu dan Yoongi, Orang tua kalianpun sudah saling mengenal sejak remaja.

Kalau soal berkumpulnya dua keluarga, pasti disitu selalu ada perjodohan tersembunyi, seperti tiba-tiba orang tuamu mengaku bahwa dari kecil kamu dan Yoongi sesungguhnya sudah di jodohkan, lalu kalian berdua memberontak meskipun berakhir saling jatuh cinta.

Oh, please, itu cerita lama yang bahkan sangat membosankan untuk di baca, sudah dipastikan ini hanya makan malam biasa.

“Kalian lagi berantem ya?”

“Enggak.” Kalian berdua menyangkal dengan kompak.

Orang tua kalian menggeleng-gelengkan kepalanya heran, mereka akhirnya saling mengobrol tentang topik-topik tertentu. Sementara kamu dan Yoongi masih sama-sama terdiam, Kamu bahkan hanya menyentuh sedikit makananmu, sisanya kamu memain-mainkannya dengan sendokmu.

First love. -sgTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang