-9.2 : War of hormones

1K 143 21
                                    

Yoongi, pokoknya kamu harus jagain Y/n selama kita pergi. Appa percaya kamu cowok sejati,”

Pft, cowok sejati.

“Oh iya, maaf ngerepotin kamu, tapi jangan lupa kalau Y/n harus check up satu bulan sekali, dan jadwal konsul dia itu hari Jum’at siang” Ujar eommamu,

“Ne,” Kata Yoongi dengan sopan,

Sementara kamu masih diam meratapi nasib, seharusnya hari ini kamu yang berangkat bersama orang tuamu, seharusnya ijin dua hari di hari jum’at dan senin untuk liburan itu tidak haram kan?

Tapi ya sudahlah, toh, Ibu dan ayahmu bilang bahwa setelah UAS, kamu bebas memilih kemana akan liburan.

“Lima belas menit lagi pesawat take off, kita pamit.” Kata orang tuamu dan Yoongi, setelah memberi salam perpisahan akhirnya mereka berjalan menuju pengecekan tiket, Eommamu melambaikan tangannya ke arahmu sekali lagi sebelum benar-benar pergi.

Menyisakan kalian berdua yang masih berdiri  di situ dengan keadaan canggung.

Hening.

“Sekarang apa?” Tanyamu.

“Sekarang pulanglah.” Jawab Yoongi ia memutar badannya berjalan meninggalkanmu, kamu menyusul di belakangnya.

“Jadi, aku tinggal di rumah kamu atau kamu tinggal di rumah aku?” Tanya Yoongi, kalian berjalan menuju parkiran.

“Huh? Maksudnya?”

Yoongi menghentikan langkahnya, menoleh ke arahmu, “Orang tua kita, ngasih beban ke aku buat jagain kamu. Itu artinya, selama mereka pergi, kamu gak boleh jauh-jauh dari pengawasan aku.” Jelasnya, “Kita harus tinggal di satu rumah.” Penjelasan terakhir, membuatmu terbatuk gugup.

“Gak usah mikir yang enggak-enggak, ini gak kayak kita lagi mau bulan madu.” Ujarnya santai sambil melanjutkan langkahnya, tanpa melihat ekspresi wajahmu yang semakin memerah

“B-bulan madu? Heuheuheuheu” Kamu menggaruk lehermu yang tidak gatal tertawa canggung, jelas itu tidak lucu, lagi-lagi kamu harus berlari untuk menyamai langkahnya yang kelewat cepat.

***

Yoongi menatap  telur mata sapi yang bagian kuningnya pecah dan bagian putihnya sedikit gosong di mejaku saat ini sambil menghembuskan nafas penuh kekecewaan.

Seharusnya ia tidak mengijinkanmu memasak.

Setelah berunding, kalian memutuskan untuk tinggal di rumah Yoongi, kamu sudah membawa barang-barang yang kamu perlukan.

Hari ini sudah pukul tujuh, kamu memutuskan untuk memasak makan malam.

Yang Yoongi bayangkan adalah hidangan lezat yang memenuhi meja, tapi kenyataanya kamu hanya memasak dua telur mata sapi untuk kalian berdua. Dan itupun gosong,

“Seriusan? Ini gak ada racunnya kan?” Yoongi menunjuk kea rah telur mata sapi yang tidak terlihat seperti telur mata sapi di atas meja.

“Makasih doang cukup kok, yoong” Pintamu

“Ck, tau gini kita makan diluar aja.” Gerutu Yoongi penuh penyesalan.

“Yailah, gayanya sih makan diluar, kenyataannya cuma makan ramen dari supermarket kayak dulu” Cibirmu, mengingat saat kalian pulang dari pesta pertunangan Hye kyo dan Joong Ki.

“Lebih baik ramen kan dari pada telur gosong gini, kajja.” Yoongi bangkit dari duduknya,

“Eodiga? Ke supermarket?”

First love. -sgTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang