13.5 : Fire

978 134 21
                                    

"Yoongi, ini caranya gimana si?" kamu  telungkup di lantai sambil berkutat dengan soal-soal kimia,

Yoongi yang duduk di ranjang sambil membaca buku membuka earphone di kuping kirinya dan melihat buku yang di tunjukan olehmu, "Oh itu, liat aja di buku, ada kok rumusnya," katanya dengan santai,

"Yaila," decakmu, "Ini udah ke berapa kalinya aku nanya tapi kamu jawabnya gitu terus,"

"Ya siapa suruh, kan udah aku bilang aku gak bisa kimia,"

Kamu mendengus pasrah, bangkut dari posisi telungkupmu dan bersandar di sisi ranjang, "aku nyerah deh," katamu, melirik Yoongi yang terlihat tidak perduli dengan aktifitasmu, "yoong,"

"Hmm" gumamnya tanpa mengalihkan pandangannya pada buku di yang ia baca,

"Kamu gak nanya apa kenapa tadi aku marah sama kamu?"

"Ngapain, toh kamunya juga udah maafin,"

"Dih, kamumah gitu."

"Kamu ngapain sih tadi nabrak-nabrak gak jelas gitu?"

Dan kamupun akhirnya menceritakan kronologis kejadian,

"Jadi Nara tuh bener-bener ngerasa istimewa gitu gara-gara kamu nabrak dia dan kamu minta maaf sama dia, sedangkan giliran aku, kamu malah galakin aku." jelasmu,

Yoongi menunjukan ekspresi bingung, "Emang tadi aku nabrak cewe ya?"

"Kata dia gitu,"

"Gak inget,"

Dan untuk pertama kalinya kamu kasihan dengan Nara,

"Lagian napa baper amat si, udah seharusnya aku minta maaf kalau salah kan,"

"Iya makanya," tambahmu, "Oh iya, Somin bilang, dia penggemar kamu dari kelas satu loh, cuma gak berani nembak aja kayak yang lain,"

"Oh,"

"Kamu mah gitu aja terus,"

"Ini kamu tujuannya apa lagian promosiin dia gitu? Gausah ngomongin cewek deh aku pusing,"

"Yaudah kalau gitu gimana kalau kita ngomongin kompetisi rapp kamu jumat besok? Jam berapa kita berangkat?" kamu mulai semangat,

"Kita?" tanya Yoongi sambil mengerutkan keningnya, "Gak ada yang bilang aku bakal ngajak kamu,"

"Ih kok gitu? Aku kan pengen liat," rengekmu,

"Hari jumat tuh jadwal kamu konsul ya," ingat Yoongi, "Lagian kayaknya, aku batal ikutan deh," kali ini suaranya mengecil,

Yoongi pura-pura membaca buku, kepalanya bersembunyi sepenuhnya di balik buku, menciut, sontak kamu menyingkirkan buku itu dan menatap lurus ke arahnya,

"Gimana sih? Kok nyerah sebelum berperang?" protesmu,

Yoongi menggaruk kepalanya yang gatal, "kalau mau ketawa ya ketawa aja, aku tau kok kamu ngerasa aneh sama aku ya g tiba-tiba ikutan kompetisi itu," jelasnya, "sebenernya aku juga cuma asal ngomong aja mau ikutan rapp,"

Kamu berdecak, "ketawa? Gak ada yang lucu Yoongi," Yoongi, sekarang ini, dia sedang bimbang dengan keinginannya sendiri, kamu tahu ia tidak asal berbicara tentablng keinginannya, kamu tahu dalam hatinya terdalam dia menginginkan hal itu,

Hanya saja semakin berjalannya waktu ia mulai ragu dan takut, apakah jalan yang ia lalui itu benar-benar tidak apa-apa dilalui? Meskipun banyak duri dan ranjau melintang di jalan itu.

Kamu paham dengan perasaan itu, dan kamu sendiri belum berani melewati jalan menyakitkan itu,

Karena untuk melewati jalan itu, kamu harus menjinakan traumamu,

First love. -sgTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang