14.3 : Tomorrow

601 141 48
                                    

Kamu memasuki kamarmu, menyiapkan seragam dan buku pelajaran untuk kembali bersekolah besok.

Setelah kejadian kemarin, untungnya ibumu tidak menginterogasimu dengan pertanyaan macam-macam, hanya heran mengapa kamu tiba-tiba menginap di rumah 'teman' tanpa rencana jauh-jauh hari dan kamu merasa bersalah harus berbohong padanya menutup kenyataan bahwa kamu memasuki klub malam disertai mabuk pula.

Matamu menoleh ke arah jedela kamarmu yang berseberangan dengan jendela kamar Yoongi, setelah pertemuan kemarin kamu tidak pernah melihatnya lagi, di hari minggu pagi kamu pergi bersama ibumu menemui koleganya.

Lampu kamar Yoongi menyala terang namun tidak terlihat si pemilik ruangan sama sekali.

Well, tidak bermaksud menjadi seorang penguntit atau apa, tapi perhatianmu
tidak bisa berpaling ketika yang di cari akhirnya memasuki kamarnya.

Ya, kamu bisa melihat dengan jelas apa yang di lakukannya karena tirai jendelanyapun terbuka lebar.

Disusul oleh wanita separuh baya yang tentu adalah ibunya Yoongi, terlihat berbicara kepada Yoongi yang sedang mencari sesuatu di lemarinya, lelaki itu tidak terlihat mendengarkan ibunya berbicara, meski kamu tidak bisa mendengar apa yang mereka katakan, tapi dari gestur mereka, kamu merasa sesuatu tengah terjadi, mereka jelas bukan sedang berbicara santai.

Benar saja, setelah Yoongi terlihat mengatakan sesuatu kepada ibunya, ia keluar dari kamarnya, kamu harus melangkah lebih dekat ke arah jendela kamarmu untuk mengintip apa yang sedang terjadi.

Yoongi sudah keluar dari rumahnya, melangkahkan kakinya dengan gontai, kini kamu bisa melihat raut kemarahan di wajahnya,
yang membuat kekhawatiran seketika menggeluti hatimu.

"Yoongi!" Ibunya memanggil berkali-kali tapi lelaki itu seperti tidak mau mendengar dan pergi begitu saja dengan mobilnya.

Sesuatu pasti telah terjadi.

***

Lelaki itu memasuki klub, di sambut oleh teman-temannya yang tengah bersenang-senang, mereka memberi salam akrab dengan gestur tubuh yang menunjukan bahwa mereka setengah mabuk,

"Gue gak salah liat?" tanya salah satu temannya heran, membuat lelaki itu menoleh tidak kalah herannya,

"Apa yang salah?"

"Gak biasanya lo datang malam senin, lo kan anak sekolahan," Katanya sambil menepuk pundak lelaki itu, mengejeknya seperti adik kecil,

lelaki itu menyeringai kecil lalu melepaskan tangan temannya itu dari pundaknya dengan kasar, "Kasih gue satu botol," katanya kepada bartender cantik yang di
respon dengan anggukan genit,

"Hey kamu disini?" tiba-tiba seorang perempuan memeluk lelaki yang sedang duduk itu dari belakang dan menempelkan dagunya pada pada pundak lelaki itu, namun  ia berdecak kesal dan melepas rangkulan yang kelewat lengket itu,

"Plis, gak sekarang, gue lagi bad mood, dan gak mau ngehajar cewek." katanya dingin, "Minggir,"

"Ck, Yoongi,"

"Siapa yang ngijinin lu buat manggil nama asli gue disini?" katanya menatap tajam,

Perempuan itu melengkungkan bibirnya lalu melirik ke arah bartender cantik yang terus menatap genit kepada Yoongi, "Heh, j*alang, minta di colok matanya biar lo gak bisa liat lagi?"

Bukan hanya si bartender, tapi teman Yoongipun, setelah mendengarnya bergidik ngeri dan segera pamit ke lantai dansa, jika bisa, Yoongipun ingin pergi menghindari
perempuan yang teramat terobsesi padanya itu,selamanya.

First love. -sgTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang