14.2 : Tomorrow

976 188 55
                                    

Hal pertama yang kamu lihat saat membuka kelopak matamu adalah atap langit berwarna putih usang, kamu mengedip-ngedipkan matamu mencoba menyesuaikan dengan cahaya yang menusuk penglihatanmu.

Kamu mendapati dirimu terbaring di sebuah kasur besar dengan seprei warna biru tua yang kamu yakin bukanlah milikmu, merasa asing dengan sekelilimgmu kamu segera bangun dari posisi berbaring mu,

Benar saja, ini bukanlah kamarmu, selain itu kamu baru menyadari baju yang kamu pakai juga bukan baju yang kamu pakai semalam.

Semalam?

Sebentar, kamu memegang kepalamu yang pening mencoba mengingat apa yang terjadi semalam, tapi semakin kamu mengingatnya semakin kepalamu pusing,

Ah, hal yang tersisa di otakmu tentang kejadian kemarim adalah dimana kamu mengunjungi klub untuk melihat kompetisi Yoongi.

Pandanganmu mengabsen seluruh ruangan dan berhenti pada sebuah sofa di samping kanan dimana seorang lelaki meringkuk tertidur pulas dengan sweater yang ia jadikan sebagai selimut.

Kamu tertegun melihatnya, segera turun dari ranjang dan memandangnya dari dekat, ia tertidur begitu pulas,

"Yoongi,"gumammu sambil menggoyangkan pundaknya perlahan, yang dibangunkan sama sekali tidak menunjukan responnya, "Yoongi,"

Akhirnya ia menggeliat "Ck, berisik astaga ganggu aja si," geramnya sambil menutup seliruh wajahnya dengan sweater yang semula menjadi selimutnya,

"Kita dimana?" tanyamu, tidak menghiraukan gertakannya

"Neraka," jawab Yoongi santai tanpa bergeming sama sekali, kamu mendengus sebal dengan jawabannya yang enteng,

Akhirnya kamu menyerah dan mencoba membuka pintu kamar yang bahkan kamu tidak tahu milik siapa tempat ini,

Kamu memutar kenop pintu dan keluar dari kamar, dan di sambut oleh ruang tv yang bersambung dengan dapur dimana seorang lelaki yang tidak kamu kenal membelakangimu sedang memasak sesuatu,

Saat ia berbalik, ia tertegun menyadari kehadiranmu, namun langsung tersenyum dan melambaikan tangannya,

"Hai, puteri tidur, udah bangun?" sapanya, kamu mengerutkan keningmu kebingungan,

"Ini dimana?" tanyamu tanpa basa-basi masih penasaran kenapa kamu berakhir di tempat ini,

"Ini apartemen gue," katanya meninggalkan pekerjaannya dan mendekatimu, "Jaehan, temen Yoongi," katanya mengulurkan tangannya,

Tapi sebelum kamu membalas ulurannya sebuah bantal besar menghadang kepala Jaehan dengan keras,

"Gak usah modus lo nying," orang itu adalah Yoongi entah datang dari mana, lalu berjalan melewati kalian berdua duduk di meja makan samping konter dapur,

"Biasa aja kampret," balas Jaehan dan melemparkan bantal itu ke sofa ruang tv dan kembali mengurus urusannya di konter dapur,

Kamu masih berdiri disitu entah harus bagaimana sampai Yoongi menyadarinya, "Gamau duduk?" tanyanya, setelah kamupun langsung duduk di hadapannya.

Tepat saat kamu duduk Jaehan memberimu segelas susu hangat,

"Makasih," ucapmu,

"Gak lo racunin?" tanya Yoongi,

"Yoongi!" protesmu mencegah dia berbicara seenaknya, yang dibalas dengan mengangkat kedua pundaknya,

"Kamu udah gak apa-apa?" tanyanya tiba-tiba,

"Aku? Oh ya aku kenapa? Dan kenapa aku bisa ada disini?" kamu lupa kenyataan bahwa keadaanmu yang tiba-tiba berada disini mengundang pertanyaan bagi dirimu sendiri,

First love. -sgTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang