5

590 88 0
                                    

Yerin mengerutkan keningnya heran. Sudah satu jam berlalu dan Oppa nya belum keluar juga dari kamarnya. Ini aneh, tidak seperti biasanya. Yerin kembali menegak minumannya dan kemudian bersiap-siap pergi ke kampus. Namun, lagi-lagi gadis itu kembali menatap pintu kamar Yesung yang belum juga terbuka. Perasaannya tiba-tiba saja menjadi buruk. Dengan sedikit keberanian Yerin mengetuk pintu kamar Yesung dan menunggu reaksinya.

"Oppa? Apa kau sudah bangun?"cicitnya pelan.

Tidak ada jawaban. Yerin mengangkat bahunya dan kembali berjalan menjauh. Namun, baru saja dua langkah menjauh dari tempatnya semula. Yerin kembali datang. Ini benar-benar tidak bisa dibiarkan. Perasaannya mengatakan ada yang tidak beres dengan Oppa nya. Tapi disisi lain dia juga takut dengan gertakan maha dahsyat dari Oppa nya.

Jujur saja Yerin masih marah dengan kejadian semalam. Niat membantu malah dia sendiri yang mendapatkan amukan.

Seringai mulai muncul dari bibir mungilnya. Memang dasar tidak kapok dengan kejadian semalam, gadis itu dengan lancangnya masuk ke dalam kamar Yesung yang memang tidak di kunci.

"Oppa?" Kembali Yerin memanggil dengan suara pelan. Sangat pelan.

Mana bisa dengar Yerin. Bahkan kucing saja mungkin tidak bisa mendengar ucapanmu.

Kaki Yerin kembali melangkah. Terlihat gundukan di tengah-tengah ranjang. Sudah dapat dipastikan itu pasti Oppa nya.

Yerin ber-o ria lalu sebelum Oppa kesayangannya bangun dan memergokinya masuk tanpa izin Yerin mulai melangkahkan kakinya untuk meninggalkan ruangan serba merah itu.

"Hnnn..."

Yerin dapat mendengar suara desahan itu. Yerin berkedip beberapa kali untuk memastikan pendengarannya.

"Hnnnn..."

Yerin segera menegakkan tubuhnya dan berbalik. Oppa nya dalam keadaan tidak baik-baik saja. Yerin dapat memastikan itu lewat 'desahan' yang baru saja dia dengar.

Pria itu tidak akan bernafas dan mengeluarkan suara yang cukup errr itu jika kondisi tubuhnya dalam keadaan baik-baik saja.

Saat dia sudah berada di dekat ranjang Yesung, tiba-tiba saja nyalinya kembali menciut. Kenapa disaat tidur saja Yesung terlihat mengerikan.

Dengan hati-hati Yerin menyentuh kening Yesung.

"Astaga!!" Yerin memekik tertahan saat mengetahui suhu tubuh Yesung dalam keadaan panas.

"Oppa?"

"Hnn.."

"Kau demam??"

Tidak ada jawaban. Keringat dingin terlihat mengalir dari  keningnya.

Yerin menyikap selimut yang digunakan Yesung dan berhasil membuat tubuh Yesung menggigil.

"Hnn..hhnnn... dinginn.."

Yerin tidak memperdulikan igauan Yesung. Gadis itu segera mematikan pendingin ruangan dan menyalakan penghangat ruangan. Kakinya kembali melangkah ke arah kotak P3K yang tergantung tak jauh dari tempatnya berada. Setelah membuka kotak itu. Yerin mengambil sebuah termometer.

Sementara menunggu hasil dari termometer Yerin mengambil potongan es batu di dalam lemari pendingin dan memasukkannya pada wadah yang lumayan besar yang sudah diberi air. Lalu mengambil handuk kecil di dalam lemari miliknya dan kembali ke kamar Yesung.

"45°C" gumam Yerin pelan.

Dengan cekatan gadis itu mengompres kening Yesung. Membiarkannya untuk beberapa saat. Setelah kering gadis itu dengan telaten membasahinya kembali dan menempelkan handuk kecil ke kening Oppa nya.

Cheeky Love ( COMPLETE ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang