17

501 63 2
                                    

Baik Yerin, Yesung dan juga pria paruh baya yang berada di antara mereka lebih memilih diam.
Yerin memelintir ujung bajunya dengan gelisah.
Yesung hanya diam tak berkutik.

"Apa yang membuat kalian tidak bisa akur, kalian membuat Appa cemas" akhirnya setelah sekian menit ketiganya diam, pria paruh baya yang ternyata ayah mereka membuka suara.

Yesung menarik sudut bibirnya pelan, menyeringai tipis.
Yerin malah semakin menundukkan kepalanya.
Dia tidak menyangka aksi kaburnya tempo hari berhasil diketahui oleh Appa nya.

Tapi ini tidak sepenuhnya kesalahannya kan?

Bukankah ini keinginan Yesung, pria itu gencar sekali untuk mengusirnya. Tapi kenapa saat Yerin bersedia pria itu malah menahannya.
Dan sekarang pria di depannya itu malah melapor pada ayah mereka.

Pengecut.

Masalah seperti ini saja ayah sampai turun tangan.

Seharusnya disini yang merasa tersakiti itu Yerin.
Seharusnya yang mendapatkan pembelaan itu Yerin.
Seharusnya kesalahan ini limpahkan saja pada Yesung.

"Kenapa harus dipikirkan? Bukankah selama ini Aboji membuang Yerin kesini" sindir Yesung.

"Jaga ucapanmu Kim Yesung!" Ayah mereka marah.

Yerin memejamkan matanya dalam.

Lagi.

Permasalahan ini lagi.

Selalu saja dirinya dianggap sebagai beban.

Kenapa harus seperti ini, kenapa kesalahan selalu saja dilimpahkan padanya.

"Jika Oppa keberatan dengan keberadaanku, lepaskan aku dan biarkan aku pergi" lirih Yerin.

"Tidak! Itu tidak akan pernah terjadi. Kau putri Appa, tidak akan ada yang pergi. Kau akan tetap disini"

"Nyatanya jika seperti ini terus hidupku selalu tersiksa Appa. Kenapa bukan Appa saja yang bersamaku, kenapa harus Oppa yang bersama ku. Dia saja tidak sudi bersamaku. Harus berapa lama lagi aku seperti ini. Apa karena aku berpenyakitan. Harusnya kala itu biarkan saja aku tertabrak mobil dan mati. Jika nyawaku selamat saja tapi kalian bahkan tidak ada yang berniat menjagaku..."

Yerin berdiri dari duduknya menatap dengan manik yang memelas.

".....Aku kesakitan setiap detiknya, apa Appa tau? Aku berusaha untuk menahan semuanya tapi aku tidak bisa. Aku tidak tahan, setiap malam aku merintih sendirian. Tanyakan padanya apa saja yang dia lakukan selama ini" Yerin mengacungkan tangannya dengan lancang ke arah Yesung.

"Yerin, jaga sikapmu. Dia tetap saja kakakmu, bersikap sopan lah"

Yesung masih diam di tempatnya. Tidak menatap ke arah Yerin tidak juga menatap ke arah ayah mereka.
Yesung sudah terlalu lelah dengan semuanya.

Setiap saat, setiap kali Yesung mengambil nafas selalu saja seakan-akan beban menggantung di setiap udara yang masuk ke dalam paru-parunya.

Sungguh.

Yesung lelah dengan semuanya, tapi Yesung tidak bisa lepas begitu saja. Ada janji yang harus dia tepati. Ada ikatan yang harus dia jaga.
Hingga waktunya tiba dia akan membuka semuanya.

"Berisikk!! Tentu saja aku tidak akan membiarkanmu pergi jika kau selalu saja menemui si brengsek Yoongi"

"Berhenti menyebutnya brengksek, kaulah yang brengsek!!"

"KALIAN BERDUA BERHENTI BERTENGKAR!! ADA AKU DISINI, DIMANA RASA HORMAT KALIAN, HAH!!"

Yerin membuang muka dan pergi dari tempat duduknya, tidak ada yang perlu dijelaskan lagi.
Percuma saja jika mereka berkumpul, tidak akan ada hal menyenangkan. Tidak akan ada hal yang berubah. Semuanya tetap sama saja.

Cheeky Love ( COMPLETE ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang