22

492 74 5
                                    

Yerin menggeliat pelan dan di detik berikutnya gadis itu mengerjab beberapa kali.
Menatap ke sekeliling dengan kesadaran yang belum sepenuhnya pulih. Lalu menatap ke samping, tidak ada Yesung. Tangan yang menjadi batalan saat dia tidur kini telah berganti bantal sutra yang lembut.
Yerin menggeliat pelan, menggulung tubuhnya dengan selimut tebal hingga akhirnya gadis itu duduk dengan rambut super berantakan.

"Oppa" ucapnya dengan suara serak khas bangun tidur.

Setelah beberapa kali hampir menabrak benda di sekitarnya, akhirnya Yerin berhasil masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

_

_

_

Satu jam kemudian

Yerin membuka pintu kamar miliknya dan mendapati pemandangan yang luar biasa menarik.
Senyum secerah mentari pagi seketika terbit dari bibir seorang Kim Yerin.
Dan tanpa sadar satu tetes liquid jatuh begitu saja.

Terharu.

Itu pasti.

Setelah sekian lama Yerin begitu merindukan saat-saat seperti ini.

Melihat Yesung yang sibuk di dapur dengan peralatannya, Yerin berani bertaruh jika Yesung hanya mengetahui dengan benar beberapa nama perkakas dapur itu.
Selebihnya Yesung lebih suka mengatakannya dengan bahasa isyarat.
Yerin melangkahkan kakinya dengan teratur menuju dapur.

"Oppa"

Yesung segera mengalihkan fokus dan menatap adiknya itu.
Pria itu tersenyum hingga membuat kedua maniknya menghilang dan berganti dengan eye smile.

"Kau sudah bangun? Apa tidurmu nyenyak?"

Demi Tuhan.

Yerin tidak salah dengar kan?

Yerin sedang tidak berhalusinasi kan?

Ini nyata kan?

"O-oppa?"

"Heum, wae? Kau lapar?"

Greppp

Pelukan hangat seketika terbentuk saat Yerin melingkarkan tangannya pada pinggang Yesung dan kedua wajahnya dia tenggelamkan begitu saja di dada bidang Yesung.
Yesung sempat terkejut dan hampir kehilangan keseimbangannya. Namun di detik berikutnya, pria itu kembali tersenyum lalu membalas pelukan Yerin. Meletakkan kepalanya tepat di atas kepala Yerin, sedangkan tangan kanannya menepuk-nepuk punggung Yerin dengan sayang.

"Mian, jeongmal mianhae. Harusnya kulakukan ini sejak dulu. Harusnya kau tersenyum seperti tadi, bukan menangis seperti ini"

Yerin menggelengkan kepalanya pelan, gadis itu terisak dan kembali menangis.

"A-aku hanya tidak menyangka. Aku terlalu bahagia, aku sangat bahagia. Oppa, jangan diamkankan aku lagi, jangan abaikan aku lagi. Itu menyakitkan, itu sangat menyiksaku"

"Arraseo..."

Yerin mengeratkan pelukannya.

"Oppa berjanji padamu mulai detik ini tak akan aku biarkan kau meneteskan air matamu lagi, jika itu terjadi aku akan menghukum diriku sendiri"

Yerin hanya bisa menangis dengan bibir yang terus saja mengucapkan kata 'syukur'.

Akhirnya.

Akhirnya penantiannya tidak pernah sia-sia.

Semua yang dia inginkan perlahan mulai terwujud.

Tinggal satu penghalang lagi yang harus Yerin urus.
Jika ini berhasil, maka hidupnya, hidup Yesung dan juga eomma akan bahagia.

Cheeky Love ( COMPLETE ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang