18

519 63 4
                                    

Yerin berulang kali memasukkan sandi tapi pintu apartemen belum juga terbuka.
Yerin mengumpat kesal, nyeri di dadanya membuatnya hilang fokus dan berulang kali salah memencet tombol sandi.
Setelah berusaha hingga 5 kali, yang keenam kalinya Yerin berhasil memasukkan sandi dengan benar.
Yerin segera masuk dengan langkah terburu-buru.

Blamm

Saat kembali menutup pintu apartemen, seketika itu juga tubuh Yerin merosot ke bawah. Dengan punggung yang bersandar pada pintu.
Yerin berusaha mengatur nafasnya yang makin memburu.
Pukulan yang Yerin terima tadi, mampu membuat tubuhnya bereaksi hingga seperti ini.

Wajah Yerin menengadah, maniknya menatap langit-langit apartemen.
Lalu memejamkan matanya sejenak.
Setelah dirasa cukup untuk mengumpulkan tenaga, Yerin kembali berdiri.
Disaat Yerin berusaha menyeimbangkan setiap langkah yang dia lakukan, Yesung tiba-tiba saja keluar dari studio miliknya.
Yerin seketika menahan nafas dan menggigit bibir bawahnya.
Lalu kembali berjalan, berusaha senormal mungkin agar tidak mengundang perhatian dari Yesung.

Meski pada kenyataannya pandangan Yerin semakin lama semakin buram saja.
Tapi langkah kecilnya tetap saja bergerak secara perlahan.

Yesung berjalan mendekat, sebenarnya bukan ke arahnya.
Hanya saja Yesung berniat berjalan menuju dapur untuk mengambil air mineral.
Sedangkan Yerin berjalan menuju kamarnya yang mengharuskannya melewati ruang tv yang langsung terhubung dengan dapur.
Yerin menghentikan langkahnya sejenak, pandangannya semakin mengabur.

Ini gawat.

Jika dia tiba-tiba saja pingsan disini, ini akan menjadi hal yang membahayakan.
Yesung pasti akan menyelidiki siapa yang telah melakukan hal ini padanya.
Itu pasti.

Dengan membiarkan Yesung melewati perlintasan langkah, mungkin bisa membuatnya menyembunyikan kesakitannya saat ini.
Yesung yang sepertinya tak begitu menyadari keadaan Yerin melangkah dan melewati Yerin begitu saja.

Yerin hanya bisa bernafas lega, gadis itu kembali melanjutkan langkahnya dengan perlahan.
Sebelum Yerin benar-benar menyentuh knop pintu kamarnya.
Tubuh Yerin limbung, pandangan Yerin tiba-tiba saja menggelap dan.....

Bugggg

Yerin jatuh tersungkur, gadis itu kehilangan kesadarannya.

Sedangkan Yesung, pria itu menoleh cepat saat mendengar suara bugg dan seketika itu juga langsung menoleh ke asal suara.
Matanya membulat sempurna saat melihat Yerin tersungkur tepat di depan pintu kamarnya.

Secepat kilat Yesung berlari menghampiri Yerin.
Yesung segera berjongkok dan memastikan keadaan adiknya itu.

"K-kim Yerin. Yerin?"

Tak ada respon.

Yesung segera memeriksa detak nadinya dan di detik berikutnya Yesung langsung mengangkat tubuh Yerin dan membawanya masuk ke dalam kamar.
Wajah Yesung panik, adiknya tidak sadarkan diri.
Meski bukan pertama kali Yesung melihat kejadian seperti ini, tapi tetap saja setiap kali melihat Yerin seperti ini hatinya seakan dihujani ribuan belati beracun.

Itu sebabnya kenapa setiap kali Yerin tumbang, Yesung tidak pernah mau menungguinya hingga sadar.
Yesung hanya tidak ingin, terlihat menyedihkan atau lebih parahnya menangis.

Yesung tidak sudi melakukannya.

Namun kali ini, sepertinya Yesung tidak sanggup meninggalkan Yerin.
Pria itu langsung berlari menuju lemari yang terletak di ruang tamu.
Membukanya dengan gusar dan mengambil sebuah tabung oksigen.
Kembali berlari ke arah kamar Yerin lalu membantu Yerin untuk menggunakannya.

Cheeky Love ( COMPLETE ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang