Part 11: Bajak

738 23 1
                                    


Fandy dan Ucok pamit pulang setelah selesai menunaikan shalat maghrib berjama'ah di rumah keluarga Wijaya. Awalnya, Wijaya tidak mengizinkan mereka pulang karena berhubung malam ini adalah sabtu malam atau malam minggu. Jadi, otomatis esok adalah hari libur dan para pelajar pasti tidak bersekolah. Namun Fandy menolak, dengan alasan ada keperluan penting.

"Nanti aja pulangnya. Masih jam berapa" ucap Wijaya, saat Fandy hendak bersalaman.

"Masih ada urusan, om" Sejak ia bernyanyi di café Mocafe waktu itu. Fandy langsung dikontrak oleh manager café untuk menjadi penyanyi café setiap malam. Dan Fandy pun menerima tawaran tersebut. Bisa jadi tambah-tambahan uang jajan. Setidaknya, jika ia perlu uang mendadak. Ia tidak perlu repot-repot untuk meminta dikirimkan uang dengan kedua orangtuanya yang kini bekerja di luar kota dan hanya pulang beberapa bulan sekali. Meninggalkan dirinya.

Fandy dan Ucok pamit pulang, mereka bersalaman dengan Wijaya. Fandy sempat melirik kearah Latisya dengan sinis, hanya dua detik kemudian tersenyum kepada wijaya dan pergi meninggalkan Ucok yang mendekati Tania untuk bersalaman namun dibalas dengan tangan yang dikepal seperti ingin meninju. Fandy naik keatas motor, menghidupkan mesin motor, dan menge-gas beberapa kali. Sampai Ucok menyadari dan menyusulnya ke motor.

Hari ini, Vanya dan Tania berniat untuk menginap dirumah Latisya. ini adalah sabtu malam, jadi bukan hal yang biasa bagi Vanya dan Tania kelayapan ke rumah Latisya. biasanya, ketika hari libur rumah Latisyalah yang akan menjadi tempat pengungsian. Tapi, biasanya setiap sabtu malam rumah Latisya selalu tanpa penghuni. Karena, saat Mira menggantikan Sarah untuk mengurus Latisya ia akan libur, dan saat hari sabtu dia harus pulang kerumah. Apalagi, saat Mira tinggal di rumah Wijaya, belum ada pembantu yang berkerja. Jadi, bisa bebas sebebas bebasnya. Ditambah Wijaya yang sangat jarang pulang kerumah. Lengkaplah sudah.

Latisya masuk kedalam kamar. Mendapati kedua temannya yang sedang sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing. Vanya yang sedang diam sambil memabaca sebuah novel dimeja belajar milik Latisya, sedangkan Tania sedang bernyanyi dengan nada yang cukup keras dan berjoget-joget ala anak Rock diatas ranjang, sambil mengenakan headphone di telinga dan loncat-loncat tak jelas. Latisya menghela napas, dua sahabatnya memang berbeda karakter. Tania yang selalu bertingkah urakan dan Vanya yang selalu terlihat feminine. Sedangkan dirinya, seperti berada di antara keduanya. Latisya terletak ditengah-tengah kedua sahabatnya. Tidak feminine tapi tidak tomboy. Urusan selera makanan dan pakaian dia memang selalu satu arah pada Tania. Tapi kalau masalah music dan hobby, dia selalu searah pada Vanya. Seperti kesukaannya pada music bergenre rock. Bedanya ada pada band kesukaan mereka. Latisya suka pada 5 Second Of Summer dan Vanya yang menyukai One Ok Rock. Chemistry mereka berdua semakin menjadi-jadi ketika kedua band kesukaan mereka memiliki satu single duet bersama berjudul Take What You Want.

***

Sejak tadi, mata Ghildan tidak pernah luput pada sebuah foto berbingkai hitam yang terletak di atas meja belajarnya. Beberapa kali ia mengusap-ngusap bingkai tersebut dan senyum-senyum sendiri seperti orang yang bisa dibilang kurang waras. Beberapa kali juga ia berbicara pada foto tersebut, seperti

"Aku nggak tau ini kebetulan atau emang sengaja. Yang jelas, aku ngerasa berada di dekat kamu lagi, Sha"

Kepala Ghildan menoleh pada ponselnya yang bergetar tepat disamping computer. Ia mengambil ponsel tersebut dan melihat pada layar. Sebuah pesan dari Latisya.


From: Latisya

"Iya Ghildan Fahreza"


Bibir Ghidan tertarik ke samping. Ia tersenyum saat melihat pesan singkat yang Latisya balas dari pesan yang ia kirim sebelumnya. Saat ia bertanya tentang perasaanya Latisya padanya. Walaupun, awalnya Latisya membalas dengan bertanya maksud dari pesan yang ia kirim. Tapi, Ghildan hanya berpikir bahwa Latisya hanya gengsi dan pura-pura tidak tahu. Sampai akhirnya Ghildan menyatakan perasaan untuk kedua kalinya pada Latisya dan dibalas dengan kata 'iya'. cukup membuat hati Ghildan merasa senang.

Fall4 You [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang