Part 12: Good Morning Sunshine

796 24 0
                                    


Suara petikan senar gitar akustik terdengar merdu di ruang tamu yang didominasikan dengan warna putih dan terdapat kaca besar di berbagai tempat yang berfungsi sebagai pengganti dinding. Ruang tamu tersebut Nampak indah dengan pemandangan taman yang dapat terlihat jelas lewat kaca apabila sedang duduk di sofa. Seorang cowok berkacamata memakai kaus oblong hitam tanpa lengan sedang asyik memainkan gitar berwarna cokelat sambil beberapa kali menyanyikan lagu yang sedang ia mainkan. Ponsel disamping piring berisi roti yang telah ia bakar selama lima belas detik berdering keras. Sampai membuat cowok itu menghentikan permainan gitarnya yang terkalahkan oleh suara dering ponsel. Cowok itu mengambil ponsel pintarnya, melihat kelayar posel terdapat satu panggilan.


Wonderwomen is calling...


Cowok itu men-slide ikon berwarna hijau dan dengan malas menerima panggilan "Halo?"

"Mama udah kirimin kamu uang. Setengahnya jangan dipakek. Gajinya Bi Sul"

"Iya. ntar aku cek"

"Kamu udah makan?"

"Ini lagi sarapan"

"Kamu beneran nggak mau ikut Mama tinggal disini lagi, sayang?"

"Ma. Udah deh. Aku lebih suka disini"

"Tapi Mama khawatir sama kamu"

"Aku bisa jaga diri. Lagian kan ada Bi Sul yang jagain aku. Udah. Mama nggak usah khawatir"

Terdengar suara tarikan napas dari seberang sana. Cowok itu dapat merasakan ketidak relaan Mamanya dengan jarak yang sangat jauh antara dirinya dengan kedua orangtua yang kini sedang bekerja di luar negeri "ya udah. Kamu jaga diri ya. Inget pilih pergaulan yang baik. Obatnya diminum. Jangan ngerokok dan ja–"

" –Jangan Narkoba? Iya, inget. Tenang aja"

"Bagus. Ya udah Mama tutup telfon-nya. I love you sayang"

"Hm..."

"Kok, hm? Jawab"

"Iya"

"Kok iya?"

Cowok itu menghela napas, memutar bola matanya dengan malas dan menjawab setengah berbisik "Iya. love you too, Mama" desisnya dengan gigi yang merapat. Jelas tidak ikhlas mengatakan hal bodoh semacam itu.

"Gitu dong. Mama tutup telfon-nya ya?"

"Dari tadi ngomong mau nutup nggak ditutup-tutup"

Suara tawa brcirikhas sang Mama terdengar dari balik speaker ponsel yang melekat di telinga kiri cowok itu. Ia tersenyum kecil ketika mendengar suara tawa itu, tak lama sambungan pun terputus.

"Yah. Anak Mama" cowok itu membenarkan kacamata min-nya dan menolehkan pandangan pada wanita paruh baya yang sedang menaruh segelas air putih diatas meja.

"Siapa yang anak Mama?"

"Den Apan lah. Siapa lagi?"

"Enak aja. aku bukan anak Mama"

"Itu buktinya bilang. love you too, Mama" ucap Bi Sul mengejek sang majikan.

"Bi Sul" cowok menggeram pada pembantunya yang sedang terkekeh geli.

Ia rindu akan sang Mama. Ibu yang bisa mengurus semuanya anak, suami, dan rumah. Hanya saja, saat cowok itu berusia tiga tahun, sang Mama sudah sibuk dengan urusan kantor dan cowok itupun diurus dengan pembantu yang ia panggil dengan sebutan Bi Sul. Hingga saat ia berusia sepuluh, kedua orangtuanya di pindah tugaskan ke luar negeri dan mengharuskan satu keluarga untuk ikut pindah kesana. Begitu juga Bi Sul. Tapi, lima tahun berada diluar negeri membuatnya tidak betah dan merindukan satu teman kecilnya. Ia memilih untuk kembali ke tanah air. Walaupun sempat di bantah oleh orangtua namun akhirnya, ia diperbolehkan untuk pindah. Dengan persyaratan membawa orangtua kedua baginya. Yaitu, Bi Sul.

Fall4 You [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang