Feather 2

3K 25 3
                                    

“Halo!” Kirika tertegun dengan sapaan yang diterimanya pagi ini. Seorang anak perempuan berambut ikal sebahu telah mendatanginya dengan senyuman yang manis. Karena Kirika tidak membalas sapaannya, gadis itu merasa heran lalu menggerakkan telapak tangannya ke kanan-kiri di depan muka Kirika.

            “Oh! Halo juga.”

            “Akhirnya dijawab juga! Aku pikir kamu tidak mendengarku tadi. Oh iya, kenalkan namaku Risako. Kalau kamu?”

            “Kirika. Panggil Ki-chan saja.”

            “Anak baru ya? Aku belum pernah melihatmu sebelumnya.”

            “Iya, aku pindahan dari Hokkaido.”

            “Kalau begitu, mulai hari ini kita berteman ya? Aku duduk di depanmu, jadi kalau ada apa-apa panggil saja, ok?”

            Kirika mengangguk lalu menunduk kembali menatap buku fisika di depannya. Hampir seharian itu Kirika cuma bicara dengan Risako, maklum anaknya pemalu.

            “Kirika, nanti pulang sekolah kita mendaftar ikut klub yuk! Kamu mau ikut klub apa?” tanya Risako sambil melihat-lihat papan pengumuman di depannya.

            “Ngg... mungkin kendo, panah, atau basket.”

            “Waah, kamu jago olahraga ya? Keren banget...!”

            Muka Kirika menjadi merah lalu dia tertunduk malu. Pujian tersebut membuatnya terlihat kikuk.

            Sore itu mereka berjalan menuju ke klub-klub tersebut. Kirika merasa sedikit risih saat Risako menggandeng tangannya. Bukannya berpikiran negatif, Kirika juga bukannya anti cewek, tapi rasanya agak aneh aja. Tapi kemudian Kirika berpikir mungkin anak Tokyo memang begitu, lebih cepat mendekatkan diri dengan orang yang baru dikenalnya.

            Di depan klub panah, Risako mendapat telepon dari ayahnya, karena itu dia tidak bisa mengantar Kirika ke dalam. Dengan jantung yang berdegup kencang, Kirika memberanikan diri masuk ke ruangan klub panah. Ruangan klub panah sangat luas dan gedungnya menyatu dengan gedung olahraga, tapi pintu masuknya berlawanan. Kirika memandang sekeliling, suasananya sangat sepi. Apa aku salah masuk ruangan ya, batin Kirika.

            Kira-kira sepuluh meter dari pintu masuk, ada sesosok laki-laki yang sedang membereskan anak panah. Kirika lalu mendekatinya diam-diam, “Permisi...”

            Laki-laki itu tampak sangat terkejut dengan kedatangan Kirika. Jelas kaget, karena Kirika berjalan mengendap-ngendap saat mendekatinya.

            “Apa ada?” tanyanya dingin.

            “Ng... Aku mau ikut klub panah,”Kirika sedikit ragu apakah keputusannya benar dengan mendaftar ke klub yang menyambutnya dengan ucapan sedingin ini.

That's what the world calls love! -Hidden Relationships-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang