"Kirika, lagi makan ya?" hari itu Hiro kembali mendatangi kelas Kirika.
Kini Kirika sudah mulai terbiasa saat Hiro datang ke kelasnya. Namun kadang-kadang pancingan teman-temannya membuatnya tetap salah tingkah saat Hiro datang.
"Iya, ada apa?" tanya Kirika.
"Hmm... Sepertinya kamu sedang bahagia... Apa tebakanku benar?" tanya Hiro sambil tersenyum.
Wajah Kirika langsung merah padam mendengar itu. Dari pagi, semua teman-temannya juga menggodanya, karena Kirika suka senyum-senyum sendiri. Jelas-jelas ada sesuatu yang membahagiakannya.
Sambil setengah menutupi wajahnya, Kirika menjawab terbata-bata, "Ng...nggak kok... Biasa saja..."
"Bohong ahh, sepertinya ada hal bagus kemarin," Erina mengomentari.
"Masa? Wah, jangan-jangan tentang yang kemarin kita bicarakan?" Miho ikut-ikutan.
"Atau gara-gara kemarin ada yang menelpon ya??" Risako pun tiba-tiba ikut berkomentar.
Serentak semua temannya melihat ke arah Risako. Risako sadar dia keceplosan berbicara tentang hal yang tidak boleh diketahui orang lain, dan spontan menutup mulutnya sendiri.
"Risakooo... Bukan, kok... Sudah, sudah!" Kirika semakin malu dan salah tingkah karena teman-temannya mulai curiga dengan apa yang terjadi kemarin.
Hiro diam-diam merasa tidak enak berada di tempat itu. Pembicaraan itu semakin terasa memberatkan hatinya, padahal sebenarnya dia datang justru ingin bertemu dengan Kirika untuk membicarakan sesuatu.
"Jadi?? Siapa yang menelpon kemarin?" tanya Haruna kepada Kirika.
"Iya, siapa sih? Penasaran nih," desak Miho.
Kirika cuma bisa diam dan wajahnya semakin memerah seperti kepiting rebus sekarang.
"Kirika, nanti datang ke klub kan? Nanti aku tunggu di depan ruang ganti ya..." Hiro pun beranjak pergi dari kelas Kirika tanpa berbicara apa-apa lagi.
Kirika merasa sedikit heran dengan tingkah Hiro. Biasanya dia sangat tenang dan tidak pernah pergi meninggalkan Kirika seperti itu.
"Ki-chan... Apa yang menelpon itu Hiro-sempai?" tanya Erina hati-hati.
Kirika menggeleng pelan.
Risako yang merasa sebaiknya suasananya dicairkan kembali mengambil sosis gorengnya, "Sudah, sudah. Makan lagi yuk, sebentar lagi bel lho!"
Tanpa ada yang menyadari, Shige pun memperhatikan Kirika dan teman-temannya sejak tadi. Pembicaraan tadi membuat Shige ikut merasa penasaran, namun dia tetap bersikap cuek.
KAMU SEDANG MEMBACA
That's what the world calls love! -Hidden Relationships-
Fiksi RemajaTempat tinggal baru, sekolah baru, dan kehidupan SMA yang indah menantinya. Itulah yang ada di benak Kirika saat dia pindah ke Tokyo dari Hokkaido. Mungkin dirinya tidak sadar, tidak hanya perpisahan dengan sepupu kesayangannya, Ryu, yang akan membu...