Ki-chan, bagaimana liburannya? Gomeennn... Surat terakhirnya lama banget ya dibalesnya?! Kemarin aku sibuk menghadapi ujian. Rasanya bahannya banyak sekali, sampai-sampai aku khawatir tidak akan habis dibaca sampai menjelang ujian. Tapi saat semuanya selesai dibaca, jadi ingin baca lagi dari awal... tapi tidak mungkin, jadi langsung ujian. Untung saja hasilnya cukup baik.
Bagaimana sekolahnya di sana? Sebentar lagi ujian kenaikan kelas ya? Kelas satu di sana lumayan sulit lho ujiannya, jadi berusahalah! Gambatte ne!
Ps: Valentine nanti aku akan pulang =) jadi kita bisa bertemu lagi setelah sekian lama...
Kirika membaca e-mail itu dengan girang. Ryu akan pulang...! Sekarang seperti apa ya tampangnya? Dulu waktu dia pergi, rambutnya masih tidak terlalu panjang, mungkin nanti akan jadi lebih panjang? Apa dia juga bertambah tinggi? Atau jangan-jangan... dia jadi gendut??? Kyaaa....!! Jangan sampai...! Kirika meringis dan sesaat kemudian dia tersenyum. Pasti tidak akan berubah banyak, iya kan... Kirika membatin dan menutup laptopnya.
---------------------------------
Tiga minggu sebelum Valentine tiba, hampir semua toko sudah didekorasi dengan segala macam hiasan yang berwarna pink dan merah, tak lupa semua lagu-lagu cinta dari tahun 1980-an sampai lagu-lagu yang paling baru mengalun dari semua sudut kota. Kirika tidak bosan-bosannya memperhatikan toko di sepanjang jalan, sebab suasananya sangat berbeda dengan apa yang dialaminya di Hokkaido.
Dan semakin mendekati hari H, semakin banyak jenis coklat yang dipajang, dari yang sebesar kelereng sampai sebesar kue tart, dari yang warna putih sampai berwarna coklat kehitaman bahkan pink, semuanya lengkap di toko-toko kue. Dibungkus dengan menarik pula sehingga membuat semua orang ingin membelinya, walaupun tidak jelas akan diberikan kepada siapa nantinya.
Di sekolah, Kirika dan teman-temannya sedang makan bersama pada saat beristirahat, dan seperti kebanyakan anak perempuan lainnya, mereka membicarakan masalah coklat itu.
“Miho, nanti kamu memberi coklat buatan sendiri atau beli di toko?”
“Entah, tapi nanti aku mau latihan bikin sendiri dulu, kalau hasilnya lumayan, aku buat sendiri. Kalau kamu enak ya, Erina, kamu kan pandai memasak,” Miho menghela napas putus asa.
Erina hanya menggelang-geleng pelan, “Ngga juga, kayaknya lebih jago Ki-chan deh.”
Kirika yang mendengarnya sangat kaget, lalu terbatuk karena tersedak. Risako buru-buru mengambilkan botol minuman Kirika dan menyodorkannya.
“Uhuk! Uhuk! ...Tidak ah, siapa bilang aku jago bikin coklat buatan sendiri?!” Kirika yang mukanya kemerahan ngos-ngosan.
Risako memandang Kirika sekilas dengan sedikit tajam, tapi cepat-cepat dia memalingkan mukanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
That's what the world calls love! -Hidden Relationships-
Teen FictionTempat tinggal baru, sekolah baru, dan kehidupan SMA yang indah menantinya. Itulah yang ada di benak Kirika saat dia pindah ke Tokyo dari Hokkaido. Mungkin dirinya tidak sadar, tidak hanya perpisahan dengan sepupu kesayangannya, Ryu, yang akan membu...