Sekolah masih libur, namun pintu gerbang sekolah masih terbuka lebar bagi siapa pun yang mau datang. Kadang-kadang banyak alumni yang datang untuk berjalan-jalan.
Hari itu, Kirika dan Shige berjalan-jalan ke sekolah, menghabiskan waktu liburan yang panjang. “Eh, katanya orang tua kita juga dulu sekolah di sini ya?” tanya Kirika sambil mendekati pohon sakura di dekat gerbang sekolah.
“Katanya sih begitu...” Shige memandang pohon sakura yang nampaknya akan berbunga sebentar lagi.
“Mungkin dulu ayah kita dan ibu Hiro bertemu di sini ya,” Kirika tersenyum dan meletakkan tangannya di batang pohon sakura itu.
Shige tidak menjawab. Diperhatikannya Kirika yang sedang bergembira itu, dan diam-diam Shige merasa iri melihat Kirika bisa tertawa lepas, dan dengan riang berlari ke arah taman di belakang sekolah.
Mereka kemudian memutari sekolah, melewati lapangan basket, dan akhirnya berhenti untuk duduk di pinggir lapangan.
“Huaaah... Rasanya lega sekali!” Kirika berseru sambil mengangkat kedua tangannya ke atas.
“Masalahmu dengan Hiro sudah beres ya?” tanya Shige sambil memandang lapangan basket.
“Iya... Tapi bagaimana hasilnya, aku tidak tahu...” Kirika mengerutkan keningnya, “Eh, Onii-chan, dengar, bagaimana kalau nanti aku juga belajar main alat musik?”
“Hah?” Shige tidak habis pikir, “Buat apa?”
“Habis... sepertinya bisa main biola atau piano itu asyik ya... Kalau sudah mahir, nanti bisa main di depan umum,” Kirika berbinar-binar menatap Shige.
“Lalu? Apa untungnya?” tanya Shige lagi.
Kirika termenung. Dahinya berkerut dan tampaknya Kirika benar-benar sedang berpikir, lalu tiba-tiba Kirika menepuk tangannya, “Kalau aku terkenal, nanti aku punya banyak fans! Iya kan?” Kirika berseru dengan riang dan tersenyum-senyum, membayangkan dirinya sebagai pianis atau violist terkenal.
Shige jadi geli melihat Kirika seperti itu, “Ha ha ha...! Ada-ada saja...!” Shige tertawa lepas dan Kirika jadi cemberut.
“Aneh ya?!” Kirika memandang cemas kepada Shige.
Shige berdehem pelan, lalu mengelus kepala Kirika, “Kamu tidak perlu menjadi seperti itu...”
“Kenapa?” tanya Kirika bingung.
“Karena... Bisa-bisa nanti semua orang jatuh cinta kepadamu,” kata Shige sambil tersenyum.
Wajah Kirika merona kemerahan. Dengan malu, Kirika memandang ke bawah.
"Ngg... Shige, mengenai perasaanmu..." Kirika memberanikan diri menatap Shige kembali. Shige hanya sedikit mengerling ke arah Kirika yang tampak takut-takut, "...sejak aku dengar dari Risako, aku tidak tahu bagaimana menjawab perasaanmu, tapi..."
"Lalu?" Shige tampak cuek menanggapi perkataan Kirika.
"Err... jadi... maaf..! Aku..."
"Stop...!" Shige tiba-tiba menutup mulut Kirika dengan tangan kanannya, lalu perlahan dilepaskan tangannya dari wajah Kirika yang tampak terkejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
That's what the world calls love! -Hidden Relationships-
Genç KurguTempat tinggal baru, sekolah baru, dan kehidupan SMA yang indah menantinya. Itulah yang ada di benak Kirika saat dia pindah ke Tokyo dari Hokkaido. Mungkin dirinya tidak sadar, tidak hanya perpisahan dengan sepupu kesayangannya, Ryu, yang akan membu...