Hari itu ujian akhir tahun mulai berlangsung. Guru-guru yang mengawasi terus mondar mandir di sekeliling muridnya, mengantisipasi semua gerakan yang mencurigakan. Kadang-kadang, walaupun murid-murid tidak berniat menyontek, saat guru di dekat mereka rasanya jadi tidak bisa berkonsentrasi. Tapi bagi Kirika, hal itu tidak mengganggunya sama sekali. Semua konsentrasinya tertuju kepada kertas ujian dan sesekali melirik jam tangan untuk memastikan waktunya masih cukup.
Terkadang, Kirira merasa nyaman bila ujian, sebab pikirannya terpusat pada pelajaran yang harus dia pelajari, sehingga dia tidak perlu memikirkan semua masalah lain, terutama masalah Hiro.
Tapi mau tidak mau, Kirika merasa heran dengan sikap Shige yang menjauhinya dari hari ke hari. Entah kenapa, masalah ini tidak bisa Kirika abaikan. Dan dengan setengah hati, Kirika tetap belajar, walaupun dia ingin menanyakan kabar Shige secepatnya.
Seminggu berlalu, dan akhirnya ujian pun selesai. Dengan santai, semua murid masuk kembali ke kelas pada hari Senin-nya. Pelajaran tidak berlangsung seketat biasanya, lebih banyak membahas soal ujian kemarin. Kirika terus mencuri pandang ke arah Shige yang nampak muram, apalagi sejak ujian berakhir. Selama ujian Shige tidak mengajak bicara, bahkan tersenyum pun tidak.
Risako berbisik kepadanya dari depan meja Kirika, “Ki-chan, Shige kenapa sih?”
“Aku juga tidak tahu... Apa dia ada masalah ya?”
Kirika sudah bersiap-siap seandainya Erina dan teman-temannya mengatainya ketinggalan berita lagi. Tapi kali ini semua temannya tidak ada yang tahu penyebab kemurungan Shige.
Siang itu tidak ada kegiatan siang hari. Shige berjalan keluar kelas dengan ogah-ogahan, dan tasnya membentur meja di sana sini, sebelum akhirnya membentur pintu kelas.
Kirika mengikutinya karena penasaran.
Shige tahu Kirika sedang mengikutinya saat Shige meninggalkan kelas. Tapi Shige pura-pura tidak tahu dan terus berjalan. Hari itu sekolah bubar lebih cepat, sehingga Shige harus menunggu selama setengah jam sampai supirnya datang. Shige tidak mau berbicara dengan Kirika. Tapi jauh di lubuk hatinya dia sangat rindu untuk berbalik ke belakang dan berlari mendapati Kirika. Dia ingin sekali berada di dekatnya. Ingin mendengar suaranya lagi, atau menatap wajahnya yang selalu tampak ceria dalam ingatannya..
Shige menghentikan langkahnya di dekat gedung perpustakaan.
“Ki-chan, berhentilah membuntutiku...”
Kirika terlonjak di tempat persembunyiannya. Dengan ragu-ragu Kirika muncul dan berjalan mendekati Shige.
“Ngg... Sebenarnya ada apa?” tanya Kirika cemas.
“Maksudnya ‘ada apa’?” tanya Shige pura-pura.
“Jelas-jelas kamu menjauhiku. Bahkan kamu menjauhi Risako dan yang lainnya. Apa ada masalah? Ceritakan saja...” desak Kirika.
KAMU SEDANG MEMBACA
That's what the world calls love! -Hidden Relationships-
JugendliteraturTempat tinggal baru, sekolah baru, dan kehidupan SMA yang indah menantinya. Itulah yang ada di benak Kirika saat dia pindah ke Tokyo dari Hokkaido. Mungkin dirinya tidak sadar, tidak hanya perpisahan dengan sepupu kesayangannya, Ryu, yang akan membu...