“Pagi!” Kirika menyapa Risako yang baru saja turun dari tangga hendak menuju ke meja makan. Di atas meja sudah tersedia nasi dan masakan lainnya untuk lima orang.
“Woow... Jangan bilang kalau yang buat ini semua kamu?!” Risako merasa kagum saat melihat makanan-makanan yang sudah rapi tersusun di depannya.
“Ngg... Memang aku yang buat kok,” jawab Kirika malu-malu sambil melepas celemeknya dan menggantungnya di dekat lemari es.
“Dengan bantuanku tepatnya,” Shige muncul dari dapur dan meletakkan sebuah poci teh di tengah meja.
“Bantu apanya, kamu cuma mengganggu orang masak. Dari tadi kamu cuma mondar-mandir di dapur kok,” Kirika mengejek Shige yang sedang menuangkan teh ke cangkir.
“Iya, iya... Tapi kan tadi aku sudah bantu menyicipi masakan kamu,” Shige tertawa pelan kemudian duduk di kursi.
Risako memperhatikan Kirika dan Shige yang asyik bercanda. Hatinya terasa berat tapi ada perasaan lega juga. Namun perasaan yang sudah lama tidak dia rasakan perlahan-lahan seolah muncul kembali. Risako segera mengalihkan pandangannya untuk melupakan perasaan menyakitkan itu.
Hiro dan Yamada datang tiga menit kemudian dan mereka pun sarapan bersama-sama.
“Sehabis ini mau ngapain nih?” tanya Hiro.
“Hmm... Ki-chan, kamu kan sudah lama tinggal di Hokkaido, jadi mending kita kemana?” tanya Yamada lagi.
Kirika mengunyah pelan nasinya sambil berpikir. Kirika sedikit bingung sebab dia merasa tidak ada tempat yang terlalu spesial untuknya, apalagi bagi anak-anak kota seperti mereka, pikirnya.
“Ng... Bagaimana kalau kita lihat-lihat peternakan sapi? Sesudah itu kita bisa main ski di tempat yang jaraknya kurang lebih satu jam dari sana.”
“Sapi? Boleh, boleh...!! Sekalian aku ingin minum susunya, ada yang jual kan?” Yamada sangat antusias menanggapi usul Kirika.
Kirika mengangguk pelan. Hiro kemudian meletakkan mangkuk nasinya dan berkata, “Oke, jadi habis ini kita siap-siap pergi. Mungkin nanti kita makan siang di kafe yang ada di tempat ski itu. Kemungkinan kita pulang agak malam, jadi siapkan baju ganti juga, ok?”
Kirika kembali ke kamarnya diikuti Risako lalu mereka pun mempersiapkan barang masing-masing.
Di mobil, Risako bertanya kepada Shige, “Shige, bisa main ski?”
“Ngga tuh, jadi sepertinya nanti aku coba-coba saja. Memang kenapa?”
“Tidak... Tapi kalau mau, kamu bisa minta Kirika mengajarkan main ski kan?”
KAMU SEDANG MEMBACA
That's what the world calls love! -Hidden Relationships-
Fiksi RemajaTempat tinggal baru, sekolah baru, dan kehidupan SMA yang indah menantinya. Itulah yang ada di benak Kirika saat dia pindah ke Tokyo dari Hokkaido. Mungkin dirinya tidak sadar, tidak hanya perpisahan dengan sepupu kesayangannya, Ryu, yang akan membu...