“Ki-chan, bagaimana keadaanmu?” tanya Airi cemas saat dia datang seperti biasa pada hari Minggunya.
“Baik-baik saja. Memang kenapa?” tanya Kirika sambil tetap melipat baju-bajunya.
“Ng... Ryu kan baru pulang ke Amerika. Apa kamu tidak merasa sedih?”
“...” Kirika terdiam sejenak, “Sudah pasti aku merasa sedih dan kesepian, tapi aku sudah berjanji tidak akan menangis lagi pada Ryu saat kami mengobrol bersama beberapa hari yang lalu. Aku tahu dia pasti kembali lagi kok,” Kirika lalu tersenyum dan membereskan bajunya kembali. Semua pakaian yang baru disetrika itu dimasukkan dengan hati-hati oleh Kirika ke lemari pakaiannya.
“Oke.. Lalu, bagaimana dengan Hiro-sempai?” goda Airi sambil memakan potato chip-nya.
Kirika terdiam. Rasanya dia sudah berusaha bersikap seperti biasa walaupun dia tidak mempunyai kesempatan untuk bisa dekat dengan Hiro ataupun sekedar menyapanya, tapi lama-kelamaan ingin rasanya bercerita kepada orang lain akan kesusahan hatinya. Tapi kepada siapa? Akhir-akhir ini Kirika sudah tidak bisa mengobrol dengan Hiro lagi. Selalu ada Kanna di sisi Hiro dan kemana pun Hiro pergi, Kanna pasti ada di sana.
“Oi! Bengong aja...” tegur Airi, potato chipsnya sudah habis dan sekarang Airi meremas bungkusnya.
“Hmm dengan Hiro negatif rupanya... Kalau Shige bagaimana?” tanya Airi tanpa semangat melihat Kirika yang masih bolak-balik memasukkan bajunya ke lemari pakaian.
“Tidak ada apa-apa...” Kirika menjawab cepat. Sebenarnya Kirika berbohong akan hal itu, karena sekarang Shige semakin dekat dengan Kirika.
Dari pagi sampai sore, Kirika bersama dengan Shige, dari kelas sampai kantin, dari ruang olahraga sampai gerbang sekolah, Kirika pasti bersama Shige. Bahkan Shige menunggui Kirika pulang latihan memanah walaupun Kirika sudah menyuruhnya untuk pulang duluan karena merasa tidak enak.
Kadang-kadang Kirika juga merasa tidak nyaman diikuti terus seperti itu. Apalagi sekarang Risako sepertinya agak menjauh dari Kirika dan kawan-kawan.
-----------------------------------
“Ki-chan, mau ke mana nanti pulang sekolah?” tanya Shige.
“Sepertinya langsung pulang. Kenapa?” tanya Kirika penasaran.
“Tidak ada apa-apa sih... Aku juga langsung pulang kok, harus bantu ayah beres-beres gudang, padahal dari kemarin-kemarin aku sudah berusaha kabur, tapi akhirnya hari ini aku harus ikut membantunya,” jawab Shige lesu.
Kirika lalu melambaikan tangan kepada Shige yang masuk ke mobilnya, dan melanjutkan perjalanannya menuju halte bus. Tapi saat Kirika hendak menuju halte bus, entah kenapa Kirika ingin melihat-lihat toko di belakang sekolah dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
That's what the world calls love! -Hidden Relationships-
Teen FictionTempat tinggal baru, sekolah baru, dan kehidupan SMA yang indah menantinya. Itulah yang ada di benak Kirika saat dia pindah ke Tokyo dari Hokkaido. Mungkin dirinya tidak sadar, tidak hanya perpisahan dengan sepupu kesayangannya, Ryu, yang akan membu...