-3-

3.3K 346 27
                                    

Jinyoung menatap hamparan hijau didepan sana. Semilir angin menerbangkan rambut Jinyoung hingga terlihat sedikit berantakan. Dipangkuannya terdapat benda yang setiap hari ia bawa yaitu buku sketsanya. Jinyoung mengetahui tempat ini dari sunbae satu jurusan yang tak lain adalah Jackson. Jackson mengatakan bahwa tempat yang terletak tidak jauh dari kampus ini adalah tempat yang selalu ia kunjungi jika tidak ada kelas. Mengikuti saran Jackson, Jinyoung datang ketempat ini untuk sekedar menenangkan pikirannya.

CEKREK CEKREK

Jinyoung menoleh saat menyadari kehadiran seseorang. Mulutnya berbentuk 'O' saat melihat siapa yang datang. Buru-buru ia bereskan barang-barangnya dan hendak pergi dari sana.

"Tunggu"

Jinyoung berhenti namun ia tidak menoleh kebelakang.

"Kau menjatuhkan buku ini"

Jinyoung merutuki kebodohannya. Oh tidak! Laki-laki itu tidak boleh melihat buku sketsanya. Jinyoung membalikkan badannya kemudian berjalan dengan kepala tertunduk mendekati laki-laki yang membawa kamera tersebut. Jinyoung hendak mengambil bukunya namun laki-laki itu yang tak lain adalah Mark malah menahannya.

"Tunggu dulu, tadi aku melihat sesuatu dihalaman pertama"

"A-apa? Tidak ada apa-apa?"

Mark menjauhkan buku tersebut dari Jinyoung.

Tidak. Dia tidak boleh melihatnya. Habislah kau Park Jinyoung.

Bukannya membuka buku sketsa Jinyoung, Mark malah tertarik dengan wajah pemilik buku ini. Ia terlihat sedang mengingat-ingat sesuatu.

"Bukankah kau yang waktu itu menabrakku? Kau merusak kameraku" Tuduh Mark.

Apa?! Jadi laki-laki yang aku tabrak waktu itu adalah dia?! Aish!

"Yak kau harus mengganti kerusakan kameraku"

Jinyoung merebut bukunya dengan cepat.

"A-aku tidak sengaja menabrakmu. Lagi pula kameramu terlihat baik-baik saja sunbae"

"Mwo? Kau memanggilku sunbae? Kau mengenalku?"

"A-aku pernah melihatmu berbicara dengan sunbae dijurusanku" Dasar Park Jinyoung bodoh. Alasan macam apa itu?

"Oh" Mark ber'oh' ria.

"Tapi kau tetap mengganti kameraku"

"Tapi kameramu tidak apa-apa"

"Ini kamera yang lain bodoh"

Bodoh? Dia mengataiku bodoh? Dia orang terakhir yang mengataiku bodoh. Aku harap tidak ada lagi yang mengataiku seperti itu.

"Kenapa kau diam huh?"

"Baiklah... baiklah. Aku akan menggantinya. Tapi tunggu sampai ayahku memberiku uang"

"Ayah? Kau masih bergantung pada ayahmu?"

"Jangan meledekku. Tapi kau tidak perlu khawatir, aku akan mengganti kameramu. Katakan, berapa uang yang kau butuhkan?"

Mark mengernyitkan kening. Uang? Ia tidak butuh uang. Ia memiliki banyak uang sejak ia lahir.

"Aku tidak membutuhkan uang"

"Oh kau mau aku membeli kamera yang baru untukmu, begitu?"

"Tidak. Aku bisa membelinya sendiri"

Sepertinya Jinyoung mulai kesal.

"Lalu kau mau apa?!"

"Aku? Aku mau..." Mark mendekatkan wajahnya

"Ini" Mark kembali merebut buku sketsa ditangan Jinyoung.

Be Mine -Complete-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang