Jinyoung mencuri pandang kearah Mark yang sedang sibuk dengan kameranya. Saat ini Jinyoung berada dikamar besar milik Mark Tuan. Ternyata Mark benar-benar membawa Jinyoung kerumahnya. Ketahuilah, Jinyoung sendiri yang meminta karena Jinyoung masih kesal dengan orang rumahnya jadi ia memutuskan malam ini tidak akan pulang kerumahnya.
TOK TOK TOK
"Mark, bawa Jinyoung turun. Ayahmu sudah menunggu dimeja makan"
"Iya mom. Sebentar"
Mark meletakkan kameranya diatas meja. Keningnya berkerut melihat tatapan polos Jinyoung terhadapnya. Ia berusaha menahan senyumannya saat Jinyoung kepergok memperhatikannya sejak tadi.
"Jinyoung"
Jinyoung tersadar.
"A-apa?"
Mark sedikit menunduk dan mendekatkan wajahnya kewajah Jinyoung yang sedang duduk dipinggir ranjang. Jinyoung memejamkan matanya saat tangan Mark menyentuh bibirnya. Mark tersenyum dibuatnya.
"Apa aku setampan itu sehingga kau mengeluarkan air liurmu?"
Jinyoung membuka matanya dan buru-buru menyeka kedua sudut bibirnya. Tidak ada apa-apa. Mark mengerjainya.
"Aku suka menggodamu seperti ini" Ujar Mark diselingi tawa khasnya.
Mark kembali berdiri seperti biasa. Rasanya ia tidak sanggup menatap wajah polos Jinyoung terlalu lama. Bisa-bisa ia menerjang Jinyoung saat itu juga. Mark masih waras untuk memperkosa anak orang dirumahnya sendiri.
"Sebaiknya kau turun. Dan bergabunglah dengan mereka. Kau pasti lapar" Ujar Mark sambil berbaring disofa lalu memainkan ponselnya.
"Bagaimana denganmu? Kau tidak mau makan malam dengan keluargamu?"
Ya meskipun Jinyoung sudah tahu alasannya, apa salahnya ia bertanya untuk sekedar basa-basi.
"Jangan khawatirkan aku. Tidak makan satu bulanpun aku akan baik-baik saja. Berbeda denganmu, tidak makan satu hari kau pasti sudah terbaring dikasur rumah sakit"
"Jangan berlebihan" Cibir Jinyoung. Ia tahu Mark sedang meledek kelemahannya. Memang benar. Saat SMA Jinyoung pernah pingsan hanya karena tidak sarapan dan tidak makan siang hingga pada akhirnya ia dirawat dirumah sakit selama dua hari. Tapi tunggu! Dari mana Mark tahu hal itu? Seingat Jinyoung, saat itu ia pingsan dikelas jadi hanya teman-teman sekelasnyalah yang tahu. Mungkin tadi hanya kebetulan saja, pikir Jinyoung.
"Kenapa kau diam? Kau lapar?"
Jinyoung menggeleng.
"Atau kakimu sakit lagi?" Mark bangkit dari acara berbaring kemudian duduk disebelah Jinyoung.
"A-aku... a-aku mau pulang"
Huh? Pulang? Ayolah Jinyoung. Kau tidak sedang bercandakan? Mark sudah terlanjur senang kau disini. Lagi pula Mark sudah memberi tahu orang tua Jinyoung bahwa Jinyoung akan menginap dirumahnya dan ayah Jinyoung mengizinkannya. Dan sekarang Jinyoung ingin pulang? Yang benar saja.
"Kenapa? Kau tidak nyaman disini?"
"Tentu saja. Mana mungkin aku bisa nyaman melihat seorang anak bersikap dingin pada orang tuanya" Celetuk Jinyoung.