-20- END

3.2K 265 37
                                    

Yugyeom terkejut saat pihak administrasi mengatakan bahwa biaya pengobatan dan operasi ibunya sudah lunas.

"Apa kau yakin? Siapa yang membayarnya?"

"Orang itu melarangku mengatakannya pada anda"

Yugyeom mulai memikirkan beberapa orang yang ia kenal. Jackson? Tidak mungkin. Jackson sendiri yang mengatakan kalau ia tidak bisa membantu Yugyeom. Hayoung? Ia hanya gadis yang berasal dari keluarga sederhana seperti Yugyeom. Ayahnya hanya seorang buruh pabrik. Teman dikelasnya? Yugyeom hanya mengenal mereka, tapi tidak dekat kecuali dengan Jinyoung. Jinyoung?

Yugyeom berlari menuju lift. Ia harus bicara pada Jinyoung. Ia memang membutuhkan uang tapi bukan berarti Jinyoung seenaknya membayar biaya operasi ibunya.

Sangat kebetulan sekali Jinyoung berada disini. Saat Yugyeom keluar dari lift, ia melihat Jinyoung duduk diruang tunggu sambil memainkan ponselnya -milik Mark-. Yugyeom segera menghampiri Jinyoung.

"Park Jinyoung"

Jinyoung langsung berdiri saat Yugyeom berjalan kearahnya.

"Apa maksudmu?"

"Huh?"

"Jangan pura-pura tidak tahu. Pasti kaukan yang membayar biaya operasi ibuku? Aku memang membutuhkan uang, tapi tidak dengan cara seperti ini. Aku tidak mau berhutang budi padamu"

Jinyoung menatap Yugyeom dengan sendu. Ia tidak menyangka persahabatannya dengan laki-laki tinggi itu akan jadi seperti ini.

"A-aku..."

"Ya, seharusnya aku berterima kasih padamu. Aku sudah terlanjur memakai uangmu. Kau tenang saja, aku akan menggantinya" Yugyeom tahu itu tidak mungkin. Tapi saat ini ia sangat kesal.

"Yugyeom-ah..."

"Kalau begitu aku permisi"

"Aku yang membayar biaya operasi ibumu"

Langkah Yugyeom terhenti saat Mark muncul dihadapannya.

"Apa?"

"Awalnya Jinyoung ingin menggunakan uang tabungannya untuk membantumu tapi aku melarangnya karena aku tahu kau akan bersikap seperti ini padanya"

"Hyung jadi kau yang membayar biaya operasi ibunya Yugyeom?" Tanya Jinyoung tak percaya. Ia pikir Mark mengajaknya kerumah sakit hanya sekedar membeli obat sakit perut.

"Maafkan aku sayang, aku harus ikut campur dalam urusanmu dengannya. Yugyeom, aku tahu sebenarnya kau marah padaku, bukan pada Jinyoung. Aku akui aku sering memaksa Jinyoung menemaniku dikantor. Aku tidak bermaksud merusak persahabatan kalian. Tapi kau harus tahu, kau itu sangat berarti bagi Jinyoung. Hanya kau satu-satunya teman yang dia punya. Bahkan dia menangis saat kau menganggapnya teman yang tidak berguna"

Yugyeom ingat kata-kata itu. Saat ia mengobrol dengan Jackson. Berarti saat itu Jinyoung berada disana? Pikirnya.

"Satu lagi yang perlu kau ketahui, dia menggunakan uang tabungannya untuk membelikanmu alat-alat lukis sebagai hadiah ulang tahunmu"

Yugyeom juga ingat itu. Beberapa bulan yang lalu ia berulang tahun. Jinyoung memberikannya perlengkapan lukis yang harganya tidaklah murah. Ia benar-benar tidak tahu kalau Jinyoung membelikan hadiah untuknya menggunakan uang tabungan. Yang ia tahu uang tabungan itu akan Jinyoung gunakan untuk membeli lukisan salah satu pelukis terkenal yang akan dilelang pada akhir tahun ini.

"Tapi kau sudah terlanjur berhutang budi padaku. Kau tidak perlu menggantinya. Aku hanya ingin kau dan Jinyoung berbaikan"

"Kau mau menyogokku hyung?"

Be Mine -Complete-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang