Jinyoung merasa canggung duduk dimeja makan bersama keluarga Mark. Niatannya mengantar Mark pulang berujung duduk disini dengan perasaan campur aduk.
"Kenapa hanya diam saja? Ayo dimakan makanannya. Atau kau tidak menyukainya?"
Jinyoung menggeleng cepat mendengar ucapan Ny. Tuan.
"A-aku akan memakannya"
Jinyoung melahap makanan lezat dihadapannya. Ia memang sangat lapar tapi ia tidak ingin makan dalam suasana canggung seperti ini. Terlebih lagi Mark belum menunjukkan batang hidungnya.
Gadis cantik berwajah seperti boneka yang duduk disebelah Jinyoung sibuk memperhatikan Jinyoung.
"Kau ini siapanya kakakku?" Tanya Lalice atau Lisa, adik Mark.
Jinyoung menelan makanannya lalu menjawab
"Juniornya dikampus"
"Oh. Aku pikir pacarnya"
UHUK
Jinyoung meraih gelas berisi air putih didepannya lalu meneguknya sampai habis.
"Lalice, jangan bertanya yang macam-macam"
"C'mon mom. Kita tahu Mark itu seperti apa. Dia sangat tertutup bahkan tidak pernah membawa temannya kerumah selain Jaebum dan Sungjae. Tapi hari ini dia membawa laki-laki berwajah cantik yang berstatus juniornya dikampus. Sejak kapan dia ramah pada orang asing. Hanya dua kemungkinan. Mark sedang mabuk atau Mark sudah jatuh cinta padanya"
Ini pertama kalinya Jinyoung mendengar seseorang bicara dalam dua bahasa sekaligus. Korea-Inggris. Lisa menggunakan logat Inggris saat berbicara. Terkadang diselingi bahasa Inggris karena ia belum fasih berbahasa Korea. Maklum, ia lahir dan besar di Amerika dan baru 5 bulan ia menetap disini melanjutkan sekolah menengah atas. Berbeda dengan sang kakak. Mark lahir di Amerika namun saat berusia 8 tahun ia menetap disini dan sempat tinggal bersama neneknya sedangkan saat itu orang tuanya masih di Amerika karena pekerjaan mereka. Itulah salah satu alasan kenapa Mark tidak begitu dekat dengan ayahnya.
Ny. Tuan melirik Jinyoung yang terlihat canggung dan terlihat sedang memikirkan sesuatu. Ia tahu apa yang anak itu pikirkan.
"Seperti yang kau lihat, seperti inilah situasi dirumah kami baik pagi maupun malam. Ayah Mark selalu sibuk dengan pekerjaannya sehingga tidak sempat sarapan dirumah. Dan biasanya dia pulang saat jam makan malam. Sepertinya sebentar lagi dia akan pulang"
"Lalu, kenapa Mark hyung belum turun?" Tanya Jinyoung.
"Dia memang jarang berkumpul dengan keluarganya" Jawab Lisa.
Kalau begitu, untuk apa aku disini?
"Oh ada tamu rupanya"
Jinyoung bisa menebak siapa laki-laki yang baru saja datang.
Pasti ayahnya Mark hyung. Mereka mirip sekali.
"Annyeong haseyo" Sapa Jinyoung.
"Apa dia temanmu?"
"Bukan dad, tapi calon kakak iparku" Jawab Lisa dengan wajah datar. Menuruni sifat sang kakak.
Jinyoung semakin malu dibuatnya. Sementara Tn. Tuan hanya mengangguk menanggapi jawaban Lisa.
"Rupanya bocah tengik itu sudah memiliki kekasih. Aku pikir dia akan menghabiskan masa hidupnya dengan kamera-kameranya yang tidak berguna itu"
"Sudah selesai? Kalau begitu aku akan mengantarmu pulang"
Mark datang lalu menyeret Jinyoung.
"Jangan seperti itu Mark, dia belum menghabiskan makanannya" Ny. Tuan menegur perilaku putranya yang kurang sopan.