-16-

2.1K 248 27
                                    

"Jinyoung ingin menikah dengan Jaebum?!"

"Jinja?!"

"Kau tidak bercandakan?!"

Sooyoung menganggukkan kepalanya.

"Aku tahu Jaebum sangat mencintai Jinyoung. Tapi Jinyoung sendiri... dia hanya mencintai Mark. Bahkan dia rela menunggu Mark kembali dari Amerika" Ujar Ny. Park.

"Aku kasihan pada Jaebum, eomma. Dia sudah banyak berkorban untuk Jinyoung. Aku tidak percaya orang sebodoh dan sepolos Jinyoung bisa melukai perasaan dua orang pria sekaligus. Adikku itu benar-benar"

"Appa rasa itu hanyalah pelampiasan semata"

Sooyoung dan Ny. Park menoleh kearah sang kepala keluarga.

"Maksud appa?"

"Lihat ini"

Sooyoung membaca majalah yang diberikan oleh ayahnya.

"A-apa?! Mark akan segera bertunangan?! Bocah sialan. Dia menyuruh adikku untuk menunggunya tapi dia malah bertunangan dengan orang lain!"

"Sooyoung tenanglah. Berita ini belum tentu benar. Eomma tahu Mark itu seperti apa. Dia juga mencintai adikmu"

"Hah... Seharusnya dari awal Jinyoung jujur pada perasaannya. Mungkin kejadiannya tidak akan seperti ini" Ujar Sooyoung setelah emosinya redah.

TAP TAP TAP

Jinyoung menuruni tangga sambil membawa alat lukisnya.

"Kau mau kemana?" Tanya Sooyoung.

"Pergi keluar"

"Tapi kau masih sakit"

Jinyoung menggeram. Apakah ini salah satu alasan kenapa ia tidak pernah dianggap dewasa? Semua orang dirumah ini memperlakukannya seperti anak kecil. Melarang ini dan itu. Padahal ia sudah dewasa dan diumurnya yang sekarang ia sudah bisa menikah.

"Berhenti mencampuri urusanku! Aku sudah besar. Aku tidak mau diperlakukan seperti anak kecil lagi!"

Ketiga orang dewasa yang duduk diruang tengah tercengang mendengar pekikan kesal Jinyoung.

"Sayang..."

"Eomma, aku ingin melakukan apapun yang aku mau. Aku ingin menikah dan memulai hidup baru. Aku mohon, untuk kali ini biarkan aku menyelesaikan masalahku sendiri"

Jinyoung menatap ayah, ibu dan kakaknya sejenak sebelum ia pergi dari sana.

"Dulu dia juga pernah berkata seperti itu. Tapi aku membiarkannya. Sekarang dia mengulangi lagi perkataannya. Apa tindakan eomma ini salah? Eomma hanya ingin Jinyoung bahagia. Eomma tidak ingin adikmu terluka"

"Jangan dipikirkan eomma. Dia sedang kesal. Bukankah Jinyoung memang seperti itu. Sebaiknya kita jalan-jalan keluar mumpung belum terlalu siang. Appa juga. Kaja"

.

"Semut menyebalkan! Rasakan ini! Rasakan!"

Jinyoung menghentak-hentakkan kakinya dirumput menginjak kumpulan semut yang sejak tadi membuatnya kesal. Jinyoung pergi kedanau didekat kampusnya untuk melukis. Tetapi semut-semut ini menganggu kegiatannya yang membuat Jinyoung kesal setengah mati. Ia memang sudah kesal sejak keluar dari rumahnya.

Disini masih bisa terlihat mahasiswa yang berlalu lalang diseberang sana. Meskipun hari ini hari libur, masih ada mahasiswa yang menjalankan kegiatan kampus mereka. Mahasiswa tidak kenal hari libur. Berbeda dengan Jinyoung yang sangat bahagia saat hari libur tiba.

Dari kejauhan Jaebum menatap kekasihnya dengan tatapan sendu. Sungguh! Ia belum siap kehilangan Jinyoung bahkan tidak akan pernah siap. Saat mendengar pernyataan Jinyoung ingin menikah dengannya, Jaebum sangat bahagia. Namun setelah mengetahui alasan Jinyoung, hatinya seolah tercabik-cabik. Dan sebentar lagi Jinyoung akan bertemu dengan orang yang sudah dua tahun dirindukannya.

Be Mine -Complete-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang