-8-

2.6K 295 45
                                    

"Aku menolaknya karena aku takut dia hanya mempermainkanku. Sekarang aku harus bagaimana? Aku masih mencintainya. Yugyeom-aaaah bantu aku"

Yugyeom tidak menyangka ia akan terjebak didalam kamar Jinyoung mendengar Jinyoung berceloteh panjang lebar dan ingat, Jinyoung baru berhenti menangis karena menyesal telah menolak cinta Mark.

"Untuk kali ini aku tidak bisa membantumu. Ini masalah hati dan perasaanmu, aku tidak bisa mengurusinya. Kau itu sudah besar, jadi belajarlah menyelesaikan masalahmu sendiri"

"Kau ini bagaimana? Kau bilang kau akan membantuku" Pekik Jinyoung dengan mata yang kembali berkaca-kaca.

Yugyeom menggeleng melihat sikap kekanakan Jinyoung. Lihatlah boneka beruang tidak bersalah itu, Jinyoung menarik-nariknya hingga robek. Yugyeom tidak tahu lagi seperti apa menjelaskannya pada Jinyoung. Bukankah sudah terbukti bahwa Mark benar-benar menyukai Jinyoung bahkan Jinyoung sendiri sudah melihat beberapa buktinya.

"Kau menolaknya bukan karena kau meragukannya, tapi karena kau ragu pada dirimu sendiri. Saat ini kau dekat dengan Jaebum hyung yang juga menyukaimu. Kau juga mulai menaruh hati padanya. Aku yakin 70 persen hatimu dimiliki oleh Mark Tuan dan 30 persen lagi dimiliki Im Jaebum. Hidup ini harus punya pilihan. Yang A atau yang B. Kau tidak bisa menandai keduanya, karena tidak akan ada hasilnya. Mark hyung atau Jaebum hyung. Cinta atau suka. Pilih salah satu"

Jinyoung memeluk bonekanya sambil mencerna perkataan Yugyeom tadi.

Mark hyung...
Jaebum hyung...
Akh molla!

.
.
.

Yugyeom mengekori Jinyoung yang sejak tadi mengitari mall hanya untuk mencari gantungan kunci. Padahal diluar sana masih banyak yang menjual benda seperti itu. Mungkin karena efek anak orang kaya yang hanya tau berbelanja dimall super megah seperti ini. Untung hari ini tidak ada mata kuliah dan Yugyeom sedang cuti kerja untuk beberapa hari.

"Yak Kim, tidak bisakah kau mempercepat langkahmu? Kau itu punya kaki yang panjang, tapi jalanmu seperti Jackson hyung yang pendek" Jika Jackson mendengarnya, ia akan menggeplak kepala Jinyoung. Tapi itu tidak mungkin. Jackson tidak akan tega melukai laki-laki semanis Jinyoung.

"Kau bilang hari ini sepupumu akan kembali ke Kanada. Kau tidak ingin mengantarnya kebandara?"

"Penerbangannya ditunda. Besok sore dia akan berangkat" Jawab Jinyoung seadanya.

Yugyeom menghela nafas melihat Jinyoung yang berjalan seperti dikejar hantu.

"Menurutku sangat kekanakan memberi hadiah seperti itu untuk hyung tampanmu itu"

TAP

Jinyoung menghentikan langkahnya lalu menghadap kearah Yugyeom.

"Benarkah? Lalu, aku apa yang harus aku beri? Jam tangan? Sepatu? Topi? Atau Ponsel?"

TAK

Yugyeom menjitak kening Jinyoung.

"Semua orang tahu kau kaya dan semua orang tahu kalau Mark hyung juga kaya. Dia tidak membutuhkan benda seperti itu, apalagi gantungan kunci. Dia bukan sepertimu yang suka memasang apa saja ditasnya. Coba kau pikirkan lagi apa yang dia suka"

Jinyoung mengerutkan keningnya. Ah sepertinya Yugyeom salah paham.

"Bukan untuk Mark hyung, tapi untuk Jaebum hyung"

"MWO?!" Suara Yugyeom mengundang perhatian beberapa orang.

"J-jadi kau..."

"Wae? Kau mengira kalau aku membelikan kado untuk Mark hyung? Tidak. Aku sudah memutuskan untuk menjalani hubungan dengan Jaebum hyung"

Be Mine -Complete-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang