"Jinyoung-ah ireona!!"
Seperti biasa, Ny. Park sudah heboh pagi-pagi membangunkan Jinyoung.
"Jinyoung ayo bangun. Kau harus kekampus. Cepat bangun"
Jinyoung mengerang lalu menarik selimut tebalnya hingga menutupi seluruh tubuhnya. Ny. Park geleng-geleng kepala melihat putra bungsunya.
"Baiklah. Sepertinya aku tahu siapa yang bisa membangunkanmu"
Ny. Park keluar dari kamar Jinyoung untuk mencari keberadaan Mark. Kebetulan Mark baru selesai mandi dan hendak kebawah untuk sarapan.
"Mark"
Mark tersenyum lalu menghampiri Ny. Park yang berdiri didepan kamar Jinyoung.
"Bisa eomma minta tolong padamu?"
"Ya tentu saja"
"Suara eomma sudah serak membangunkan anak manja itu. Bisa kau bangunkan dia? Mungkin kalau kau yang membangunkannya, dia akan bangun"
Mark mengangguk.
"Akanku coba"
"Kalau begitu eomma kebawah dulu menyiapkan sarapan untuk Jinyoung"
Sarapan untuk Jinyoung? Setiap pagi Ny. Park harus membuat omelet untuk anak kesayangannya. Jika tidak ada omelet, Jinyoung tidak akan sarapan. Seperti itulah Jinyoung sejak ia kecil.
Mark masuk kedalam kamar Jinyoung. Ia tersenyum kecil melihat gundukan besar didalam selimut.
"Jinyoungie ireona"
Jinyoung menyingkap selimutnya namun matanya masih terpejam. Ia kembali mengerang.
"Engh sebentar lagi. Aku masih ngantuk. Lima menit lagi. Aku janji"
Mark menunduk. Cukup lama ia mengamati wajah polos Jinyoung saat tertidur. Imut, pikirnya.
"Hei bocah ayo bangun"
"Akh hyung kenapa kau selalu menggangguku. Bahkan didalam mimpipun kau menggangguku. Berhentilah membuatku berdebar. Kau tenang saja, hanya kau orang yang aku cintai. Jadi kau jangan takut akan kehilanganku"
Beberapa kali Mark mengerjapkan matanya. Ia tahu Jinyoung hanya mengigau. Aaa ia tahu. Pasti Jinyoung sedang bermimpi tentangnya. Dasar Jinyoung.
"Kalau begitu bangunlah. Dan katakan 'aku mencintaimu hyung'"
"Ck iya iya"
Jinyoung belum sepenuhnya sadar. Ia bangkit dari ranjang lalu berdiri dengan mata yang masih tertutup.
"Aku mencintaimu Mark hyung"
Mark tersenyum. Meskipun Jinyoung mengatakannya dalam keadaan tidak sepenuhnya sadar, tetapi ia senang mendengarnya.
"Aku juga mencintaimu"
Sontak kedua mata Jinyoung terbuka.
Tunggu! Kenapa dia disini? J-jadi yang tadi itu bukan mimpi? Ini gawat!
"Kau kenapa?" Tanya Mark.
"A-aku harus kekamar mandi. Minggir"
Jinyoung melesat kekamar mandi dan mengunci dirinya disana. Ia mencuci mukanya dan memastikan kalau ia hanya bermimpi.
"Apa tadi aku mengatakan hal yang aneh-aneh? Aish menyebalkan"
TOK TOK
"Mau sampai kapan kau disana? Jika kau tidak keluar, aku akan menghabiskan jatah omelet mu"