-11-

2.3K 267 30
                                    

Setelah pengakuan Mark beberapa hari silam, banyak sekali yang mengucilkan Jinyoung. Hampir setiap hari Jinyoung mendengar sindiran dari mahasiswa lain dikampus. Tak hanya itu, hubungan Jaebum dan Markpun semakin merenggang. Sedangkan Jinyoung tidak tahu harus bersikap seperti apa saat bertemu Mark. Memang beberapa hari ini ia tidak bertemu dengan Mark karena Mark tidak ada dikampus. Selain itu ada Nayeon yang mulai ragu pada Jinyoung. Mark menyukai Jinyoung, besar kemungkinan Jinyoung juga akan menyukai Mark. Nayeon tidak marah pada Jinyoung. Hanya saja Nayeon merasa Jinyoung sedang menjauhinya.

"Jinyoung-ah"

Jinyoung mempercepat langkahnya saat melihat Nayeon. Nayeon berlari mengejar Jinyoung dan menghalangi jalannya.

"Jinyoung tunggu. Kau kenapa? Aku tidak marah padamu tapi kenapa kau menjauhiku?"

"Maafkan aku. Aku tidak bisa membantumu lagi. Sekali lagi maafkan aku"

Nayeon tersenyum kecil. Jujur saja, ia senang karena bisa berteman dengan orang seperti Jinyoung. Jinyoung sangat baik padanya.

"Sudah. Jangan merasa bersalah begitu"

"Oh kau Im Nayeon bukan?"

Nayeon menoleh. Ia tersenyum menyapa tiga orang gadis yang ia rasa juga mahasiswa dari jurusan seni.

"Nayeon-ssi, kenapa kau mau berteman dengan orang seperti dia?"

"Maksudmu?" Tanya Nayeon.

"Bukankah kau kekasihnya Mark sunbae? Seharusnya kau marah padanya karena dia mau merebut Mark sunbae darimu"

Nayeon melirik Jinyoung sekejap.

"Sepertinya disini ada kesalah pahaman. Mark oppa bukanlah kekasihku. Kami hanya sekedar senior dan junior. Dan jangan pernah menjelekkan temanku dihadapanku. Permisi"

Nayeon membawa Jinyoung segera pergi dari sana. Menurutnya sangat tidak penting meladeni orang-orang seperti mereka. Membuang-buang waktu saja.

.

"Sekarang ceritakan padaku bagaimana kau dan Mark oppa bisa saling mengenal"

Nayeon sengaja membawa Jinyoung keatap karena ia ingin mengetahui lebih lanjut seperti apa hubungan Jinyoung dan Mark sebenarnya.

"Mark hyung adalah senior tampan disekolahku. Kami tidak pernah bicara padahal kami sering berpapasan. Jujur, dulu aku menyukai Mark hyung. Aku sering menulis surat untuknya. Jangankan dibalas, dibaca saja aku rasa tidak. Dia orang yang sangat cuek"

Nayeon mengangguk pertanda ia mulai mengerti dengan penjelasan Jinyoung.

"Lalu, apa dia tahu kalau kau menyukainya?"

Jinyoung meremas tali tasnya. Ia tidak mungkin jujur pada Nayeon.

"A-aku tidak tahu" Jawabnya berbohong.

"Aku rasa... dia tahu. Buktinya kemaren dia menyatakan cintanya padamu. Cintamu terbalaskan"

"Kau ini bicara apa. A-aku sudah punya Jaebum hyung. Lagi pula, aku sudah tidak menaruh perasaan apapun pada Mark hyung. Kau tenang saja, aku akan tetap membantumu mendekati Mark hyung"

"Kau sangat baik Jinyoung" Kemudian Nayeon memeluk Jinyoung sambil menggumamkan kata terima kasih. Tidak seharusnya Nayeon berterima kasih karena Jinyoung memang tidak akan bisa membantunya.

.

Jinyoung dan Yugyeom baru saja keluar dari kelas. Tiba-tiba ponsel Jinyoung berbunyi.

"Siapa?" Tanya Yugyeom.

Jinyoung menatap sahabatnya dengan ragu. Ia menutup layar ponselnya dengan telapak tangannya saat Yugyeom hendak mengintip.

"Kau duluan saja. Aku akan menyusul" Ujar Jinyoung.

Be Mine -Complete-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang